Jumat, 19 Juli 2013

Pembacaan lain “Senarai Pemikiran Sutejo”

Judul: Senarai Pemikiran Sutejo (Menyisir Untaian Kata, Menemukan Dawai Makna)
Penulis: Sutejo
Prolog: Prof Dr Soediro Satoto
Epilog: Nurel Javissyarqi
Penyusun: Masuki M. Astro dan Nurel Javissyarqi
Penerbit: Spectrum Center Press dan Pustaka Felica
Halaman: xvi + 922; 15 cm x 23 cm
ISBN: 978-6021-96-100-1
Tahun: Cetakan I, Januari 2013

Epilog: Pembacaan lain “Senarai Pemikiran Sutejo”
Nurel Javissyarqi *

Sebelum jauh, maafkan wahai pembaca. Lantaran saya menulis ini agak-agak sakit kepala, maka hanya sebatas rasa. Namun impiannya, tak mengurangi yang menjadi takdirnya!

Tadi sore seperti hari-hari kemarin, mengisi waktu luang di warung kopi Tanah Merah, dekat jalan baru Ponorogo. Terkadang membawa buku bacaan, pun berdiskusi dengan kawan-kawan pergerakan di sana. Hari tadi tidak, karena batin tengah dirajam batu-batu putus asa. Hal itu mengingatkan beberapa tahun lalu, masa silam pernah mengalami perihal demikian kering melanda. Dalam jurang keterpurukan, sukma menarik-narik pekabutan keberuntungan entah apa wujudnya, seiring berharap keajaiban, selepas ditimpa awan ngelangut mendera. Malamnya menemukan jawaban, yakni diminta menuliskan epilog. Kegirangan lain sebagai pengelana, bisa bareng dengan Prof. Dr. Soediro Satoto yang memberi Prolognya.

Buku ini saya susun bersama wartawan senior Antara, Masuki M. Astro yang beberapa bulan kemarin baru kenal, langsung dekat atas keakrabannya bersahabat. Tapi sejak awal, tiada tampak bayang melintasi ubun-ubun akan ketetapan-Nya, di mana saya nanti menuangkan kata penutupnya. Barangkali ini salah satu jawaban -beberapa bulan lalu penasaran- kenapa hijrah di bumi Reog kembali. Yang sepintas pada kedangkalan penglihatan kasar saya sejenis belunder bola bekel, sebab tahun 2001 pernah tinggal di Gebang Tinatar, Tegalsari, Jetis, kala menapaki jejak putih pujangga agung R.Ng. Ronggowarsito. Selebihnya saya serahkan kehadirat-Nya sambil menghaturkan munajat, “Hasbiyallahu wa ni`mal-wakil, ni`mal mawla wa ni `man-nashir. La haula wala quwwata illa billahil `aliyil adzim.” Artinya, “Cukuplah Allah bagiku. Dan Dialah sebaik-baik yang menjamin, sebaik-baik yang mengurus, dan sebaik-baik yang menolong. Tiada daya dan tiada kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Agung.”

Puja-pujian itu menuntun ke titian ungkapan pujangga Surakarta di dalam Seratnya Wirid Hidayat Jati yang bunyi senandungnya semampai tegas melestari: “Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor.” Makna bebasnya, “Manakala detikan takdir telah terpastikan, maka tiada yang sanggup menghentikan.” Selaksa malam kini Tuhan menancapkan keyakinan lebih dalam lagi, selesatan langkah menapaki ketinggian gunung berangin tipis menyulami rongga dada, oleh hukum pengurangan dari percepatan, bagi aturan keseimbangan di atas sesuatu yang fana.

Memasuki dunia Sutejo, pencetus teori Etno Sufustik dalam disertasinya. Saya bertemu sapa awal kali dengannya tertanggal 8 Juni 2008 di Bojonggede kediamannya kritikus Maman S. Mahayana. Di Paseban, Bojonggede, Bogor, saya mengenal pribadi Sutejo begitu enerjik serta menarik. Pula jadi mengetahui kritikus Mahayana tidak hanya tekun menulis kritik sastra juga ahli memasak. Kepandaian memasak pun ada di diri Sutejo, terlihat ketika kian akrab di tlatah Batoro Katong ini. Keduanya sosok penulis produktif nan berkualitas dalam karya-karyanya. Ngelengake guru saya sewaktu nyantri di Denanyar, Jombang, K.H. A. Aziz Masyhuri selama tiga tahun saya mengamatinya secara ‘sembunyi-sembunyi.’ Beliau jarang tidur atau dalam putaran waktu 24 jam sehari semalam, seperti hanya istirah barang dua atau tiga jam. Selebihnya membaca kitab, mengajar di madrasah, menulis karangan, beribadah, menyusun buku, menghadiri undangan. Ini membuat ngiri saya sebagai pemuda yang kerap lena membuang waktu percuma. Ketekunan, kesuntukan, ketundukan di hadapan keilmuan sebagai pencari hakikat, mencambuk diri saya untuk senantiasa bersemangat.

Membaca Senarai Pemikiran Sutejo, seolah menyaksikan pegunungan berdiri subur lebat pepohonan hijau penalaran, mata air permenungan menuruni kaki-kaki pebukitan waktu, lereng tangga-tangga hayati, menyenandungkan nyanyian di lembah-lembah kemanusiaan. Dirinya tak kehabisan sumber hidup, atau berdaya nalar kehidupan luar biasa yang dikeruk dari para pemikir dunia, sehingga energinya melimpah ruah sepanjang lencungan ruhaniahnya berkecambah, serta membaharui kekupasan kulit ari bawang merah temuan-temuannya.

Saya terhentak menerima dalam, kian takjub membacanya pelahan-pelahan. Di mana anak-anak kalimatnya mengajak berpelesiran dengan kegelisahan yang selama ini menjadi ruapan-gugusan pemikirannya. Seperti menyaksikan luapan uap mata air pegunungan tropis di tanah air pertiwi, akrab menggoda melayari pandangan menggumuli kilatan daya nalarnya mendapati keajaiban nilai-nilai. Menemukan kidung belum terdengar, atau dulunya samar mencapai penjelasan menawan. Mungkin itulah jalur sumbu kekayaaan batin tersembunyi dari ketabahan pencarian anak manusia, sampai Tuhan Yang Maha Esa menganugerahi kelebihan berbeda. Dan kita seyogyanya menimba dengan dada terbuka lapang yang memungkinkan menerima ricik-gemericiknya terserap senada rasa.

Mendapati kepribadiannya kuat menstupa pada lembar-lembarannya. Saat mengingatnya ada kekhasan dalam, keuletan saya kenal. Kala menjelajahi medan pengembaraan penelitiannya, dihadapkan sosok sudah layak menyandang doktor. Atau gelar doktor nan diraih itu selayang keterlambatan, jika mengamati bebulir pemikiran, pancangan gagasan, tonggak kepahamannya. Laksana iman diperturuti sejauh ikhtiar keyakinannya meneliti soal-soal hayati.

Lagi-lagi jiwa ini terhentak mendalami jalan-jalan lembut penelusurannya. Ia tak hanya sanggup seimbangkan laguan lahir-batin alam kandungan hayat, juga alam-alam lain yang kini jarang yang menjamahnya. Serta mampu menghidangkan berderajat sederhana, maka pembaca mudah peroleh kesegaran diterimanya. Buah-buahan ranum menggelantung rendah menyentuh mata, oleh kematangan musim-musim dalam menyenandungkan peri kehidupan.

Kehadiran dari akar Ponorogo, daerah tak diperhitungkan di Jawa Timur sendiri dalam percaturan intelektual, pun denyut nadi kesusastraan. Tapi dengan buku tebal ini ibarat kelopak-kelopak mawar menantang siapa saja yang pernah abai atau sengaja tak mencatatnya. Kini atas kepurnaan membaja mengguratkan di lelembaran sejarahnya sendiri. Segerak sepontanitas tumbuh dari tumpukan waktu dikucilkan. Yang pelahan pasti menyiapkan parade kesadaran, derap langkah tinta keyakinan dari laluan kembara yang disetiai. Sutejo menyanggongi siapa pun datang, dan telah terbukti pada lawatan sebelumnya lewat satu lusinan buku yang diterbitkan. Ini semacam pukulan telak bagi mereka, bukan lemparan dadu, kartu remi, tapi brondongan revolver memandekkan jantung para pembaca dengan kekhusukan. Kecuali bagi yang masih menganggap ringan. Tetapi dapat dipastikan terlibas oleh wataknya sendiri yang meremehkan kemungkinan terjadi!

Maka ruang-waktu yang tak diperkirakan mereka, membetot jatah mencipta perhitungan sendiri! Segaris perencanaannya terbit dari longsongan gairah purba, keseluruhan tekat membulat, kepenuhan kemauan mengepung lelangkah lawan bicara di medan laga memahat kayu jati takdir kemenangannya. Separas ungkapan lama saya, “Niat ibarat magnet yang sanggup menarik jarum ke dekatnya, dan menggetarkan lempeng besi walau mata tak menyaksikannya.” Ketika niat ditempa lelaku, dalam perjalanannya mendiami reruang hitung, wewaktu permenungan sedalam prosesinya menanak jalan setapak keyakinan atas ketundukan ruang-waktu lebih besar. Atau setiap ketentuan yang menjelma ketetapan, dipanasi perubahan takaran ‘menjadi,’ sejauh kasih sayang-Nya memayungi.

Jika masih dianggap tak. Maka masa abadi, waktunya para hantu atau tempo di balik sejarah kian menjalar merajalela merangsek, seasap tebal mengepung menutupi tatapan mata. Atau kabut pepagi tumbuh dari dasar gairah sungai-sungai malam yang mengabarkan kehangatan, menjadikan dirinya menyebar menyeruak harum. Dengan sendirinya kejayaan masa lalu terangkat karena diuri-uri (dirawat) penerusnya. Bencah tanah Hasan Besari balik menghijau muda sewujud kepurnaan kehendak. Tumbuhlah rerumputan kesetiaan, ilalang kerinduan, pepohonan membuahkan keilmuan segar di atas kekangan musim kemarau silam.

Karena catatan ini bersifat kemendadakan, maka saya jumput yang seirama perkataan G.W.F. Hegel di bukunya The Philosophy of History: “Jika, sebagaimana dalam kasus Caesar, dia memiliki derajad yang agung di antara para jenderal ataupun negarawan, itu merupakan usaha dengan tujuannya sendiri yang merupakan sejarah.” Lalu terngiang-ngiang yang pernah diwedarkan Sutejo dalam mengisi pelatihan jurnalistik untuk para guru se-Ponorogo bulan lalu, kurang-lebih: “Ketika kita keras terhadap hidup, maka kehidupan bersikap lunak kepada kita, dan ketika kita lembek terhadap hidup, maka kehidupan akan menghantam perjalanan nasib kita.” Bahasa lain yang saya pergunakan, “Kita patut menghajar diri sendiri, sebelum memberi pelajaran kepada sesamanya.”

Buku Sutejo ini bentukan menghajar diri sendiri, bergelut halus dengan putaran waktu selama 23 tahun yang terekam kuat. Begitu jenak menyenggamai perubahan hawa udara pemikirannya. Paras pesona jiwanya silih berganti bak pelangi mewarnai hayatnya meremaja. Membuat saya kagum, ia tak hanya lihai menarikan jari-jemari melalui tulisan cerdas, juga mempuni berucap kata-kata. Setidaknya sudah dikenal sebagai motivator ulung se-karesidenan Madiun, dan saya tak segan belajar darinya. Di samping cerdik memasuki kelas-kelas sosial di masyarakat, menyusupi pepintu permasalahan yang meminta pencerahan sedari persoalan menjerat. Ini saya saksikan setiap kali makan di warung-warung sederhana, di Spectrum pula di kediamannya. Ringkasnya, sosok Sutejo memiliki kepribadian komplit yang jarang terjumpai di dunia para penulis. Selanjutnya dapat dibaca keleluasaan pribadinya di sini.

Akhir kata, “Genggamkan es batu kuat-kuat, maka akan peroleh hawa kepanasan dari hukum lipatan dingin sebelumnya!”

27 Nopember 2012
13 Suro 1946 Jawa (13 Muharram 1434 H) Ponorogo.
*) Pengelana asal Lamongan, di antara antologi puisinya “Balada-balada Takdir Terlalu Dini,” “Kitab Para malaikat.”
Dijumput dari:  http://sastra-indonesia.com/2012/12/pembacaan-lain-senarai-pemikiran-sutejo/

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Aziz Masyhuri A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.J. Susmana A.S. Laksana Aa Maulana Abdi Purnomo Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wachid B.S. Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Acep Zamzam Noor Ach. Sulaiman Achdiar Redy Setiawan Adhitia Armitrianto Adhitya Ramadhan Adi Marsiela Adi Prasetyo Afrizal Malna Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Buchori Agus M. Irkham Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Wibowo Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Hasan MS Ahmad Ikhwan Susilo Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Rafiq Ahmad Sahal Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Ali Ibnu Anwar Ali Murtadho Alia Swastika Alunk S Tohank Amanda Stevi Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anes Prabu Sadjarwo Anindita S Thayf Aning Ayu Kusuma Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Suparyanto Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Aprinus Salam Ardi Bramantyo Arie MP Tamba Arief Junianto Arif Bagus Prasetyo Aris Setiawan Arman AZ Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran AS Sumbawi Asarpin Asep Dudinov Ar Asep Sambodja Asvi Warman Adam Awalludin GD Mualif Ayung Notonegoro Bagja Hidayat Balada Bale Aksara Balok Sf Bambang Kariyawan Ys Bambang Kempling Bandung Mawardi Baridul Islam Pr Bayu Agustari Adha Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Boni Dwi Pramudyanto Bonnie Triyana Boy Mihaballo Bre Redana Brunel University London Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman Sudjatmiko Bulqia Mas’ud Bung Tomo Burhanuddin Bella Cak Kandar Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chairul Abshar Chamim Kohari Chandra Johan Chavchay Syaifullah Cover Buku Cucuk Espe D. Dudu AR D. Kemalawati D. Zawawi Imron Dadang Kusnandar Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darmanto Jatman David Krisna Alka Deddy Arsya Dedi Muhtadi Dedy Tri Riyadi Deni Andriana Denny JA Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Dewi Rina Cahyani Dian Dian Hartati Dian Sukarno Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Dino Umahuk Djadjat Sudradjat Djoko Pitono Djoko Saryono Dorothea Rosa Herliany Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwi Wiyana Dwicipta E. Syahputra Ebiet G. Ade Eddy Flo Fernando Edi Sembiring Edy Firmansyah Eep Saefulloh Fatah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Ekky Siwabessy Eko Darmoko Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Emil WE Endah Wahyuningsih Endhiq Anang P Erwin Y. Salim Esai Esha Tegar Putra Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fahmi Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faisal Kamandobat Faiz Manshur Fajar Kurnianto Fajar Setiawan Roekminto Fakhrunnas MA Jabbar Farid Gaban Fathan Mubarak Fathurrahman Karyadi Fatkhul Anas Fazar Muhardi Febby Fortinella Rusmoyo Felik K. Nesi Festival Sastra Gresik Fikri. MS Fitri Yani Frans Ekodhanto Frans Sartono Franz Kafka Fredric Jameson Friedrich Nietzsche Fuad Anshori Fuska Sani Evani G30S/PKI Gampang Prawoto Ganug Nugroho Adi Geger Riyanto Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gibb Gilang Abdul Aziz Ging Ginanjar Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunoto Saparie Gusti Eka H.B. Jassin Hadi Napster Hadriani Pudjiarti Halim H.D. Hamdy Salad Han Gagas Handoko Adinugroho Happy Ied Mubarak Hardi Hamzah Harfiyah Widiawati Hari Puisi Indonesia (HPI) Hari Santoso Harie Insani Putra Haris del Hakim Haris Priyatna Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Helmi Y Haska Helwatin Najwa Hendra Sugiantoro Hendri R.H Hendry CH Bangun Henry Ismono Hepi Andi Bastoni Heri KLM Heri Latief Herie Purwanto Herman Rn Heru CN Heru Joni Putra Hudan Hidayat Hudan Nur I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka I Nyoman Tingkat I Tito Sianipar Ibnu Wahyudi Icha Rastika Idha Saraswati Ignas Kleden Ignatius Haryanto Ilenk Rembulan Ilham Q Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Irfan Budiman Ismi Wahid Istiqamatunnisak Iwan Komindo Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iyut FItra Izzatul Jannah J Anto J.S. Badudu Jafar M. Sidik Jamal D Rahman Jamal T. Suryanata Jamil Massa Janual Aidi Januardi Husin Javed Paul Syatha Jefri al Malay JJ Kusni JJ Rizal Jo Batara Surya Jodhi Yudono Johan Khoirul Zaman Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Joss Wibisono Jual Buku Paket Hemat Judyane Koz Jusuf AN Karkono Kasnadi Katrin Bandel Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Ken Rahatmi Khairul Amin Khairul Mufid Jr Khoshshol Fairuz Kirana Kejora Koh Young Hun Komang Ira Puspitaningsih Komunitas Deo Gratias Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kritik Sastra Kurniawan Kurniawan Junaedhie Lan Fang Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lela Siti Nurlaila Lidia Mayangsari Lie Charlie Liestyo Ambarwati Khohar Liza Wahyuninto Lukas Adi Prasetyo Luky Setyarini Lutfi Mardiansyah M Fadjroel Rachman M. Arman A.Z M. Arwan Hamidi M. Faizi M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S M. Mustafied M. Nahdiansyah Abdi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahdi Idris Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Mainteater Bandung Maman S. Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Bo Niok Mario F. Lawi Mark Hanusz Marsudi Fitro Wibowo Martin Aleida Martin Suryajaya Marwanto Maryati Mashuri Matdon Matroni A. el-Moezany Maya Mustika K. Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri Mezra E. Pellondou MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mihar Harahap Mila Novita Misbahus Surur Muhajir Arrosyid Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ali Fakih Muhammad Amin Muhammad Antakusuma Muhammad Iqbal Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Mulyadi J. Amalik Munawir Aziz Murparsaulian Musdalifah Fachri Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W. Hasyim N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Nazaruddin Azhar Nelson Alwi Nenden Lilis A Neni Nureani Ni Putu Rastiti Nirwan Dewanto Nita Zakiyah Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Nur Faizah Nur Syam Nur Wahida Idris Nurani Soyomukti Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurrudien Asyhadie Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Nurur Rokhmah Bintari Nuryana Asmaudi Odi Shalahuddin Oei Hiem Hwie Okky Madasari Okta Adetya Olivia Kristina Sinaga Otto Sukatno CR Oyos Saroso HN Pablo Neruda Pamusuk Eneste Pandu Radea Parakitri Parulian Scott L. Tobing PDS H.B. Jassin Pengantar Buku Kritik Sastra Pepih Nugraha Pesan Al Quran untuk Sastrawan Petrik Matanasi Pipiet Senja Pitoyo Boedi Setiawan Ponorogo Pramoedya Ananta Toer Pringadi Abdi Surya Prof Dr Faisal Ismail MA Prosa Puisi PuJa Puji Santosa Pungkit Wijaya PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Setia Putu Wijaya R. Toto Sugiharto Radhar Panca Dahana Ragil Supriyatno Samid Rahmat Sudirman Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ramadhan Pohan Rameli Agam Ramon Damora Ranang Aji SP Ratih Kumala Ratna Ajeng Tejomukti Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reko Alum Reny Sri Ayu Resensi Revolusi RF. Dhonna Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rosdiansyah Rukardi S Yoga S. Jai S. Satya Dharma S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabiq Carebesth Sabpri Piliang Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifur Rohman Sainul Hermawan Sajak Sal Murgiyanto Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salyaputra Samsudin Adlawi Sandipras Sanggar Pasir Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Saroni Asikin Sartika Dian Nuraini Sastra Sastra Perlawanan Sastri Sunarti Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shafwan Hadi Umry Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Irni Nidya Nurfitri Siti Rutmawati Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad St Sularto Sudarmoko Sulaiman Tripa Sultan Yohana Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Suroto Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suwardi Endraswara Syaiful Amin Syarif Hidayat Santoso Syarifudin Syifa Amori Syifa Aulia Tajuddin Noor Ganie Tantri Pranashinta Tanzil Hernadi Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Th. Sumartana Theo Uheng Koban Uer Theresia Purbandini Thowaf Zuharon Tien Rostini Titian Sandhyati Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Toef Jaeger Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tri Wahono Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus Wijanarko Udin Badruddin Udo Z. Karzi Umar Fauzi Umbu Landu Paranggi Umi Laila Sari Umi Lestari Universitas Indonesia Untung Wahyudi Virdika Rizky Utama Vyan Taswirul Afkar W.S. Rendra Wahyu Prasetya Wahyudi Akmaliah Muhammad Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Adi Tirta Widi Wastuti Wiji Thukul Wisnu Kisawa Wiwik Widayaningtias Y. Thendra BP Yona Primadesi Yosephine Maryati Yosi M Giri Yudhis M. Burhanuddin Yulizar Fadli Yurnaldi Yusri Fajar Yuyuk Sugarman Zainal Arifin Thoha Zaki Zubaidi Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zulkarnain Zubairi