Judul: Senarai Pemikiran Sutejo (Menyisir Untaian Kata, Menemukan Dawai Makna)
Penulis: Sutejo
Prolog: Prof Dr Soediro Satoto
Epilog: Nurel Javissyarqi
Penyusun: Masuki M. Astro dan Nurel Javissyarqi
Penerbit: Spectrum Center Press dan Pustaka Felica
Halaman: xvi + 922; 15 cm x 23 cm
ISBN: 978-6021-96-100-1
Tahun: Cetakan I, Januari 2013
Epilog: Pembacaan lain “Senarai Pemikiran Sutejo”
Nurel Javissyarqi *
Sebelum jauh, maafkan wahai pembaca. Lantaran saya menulis ini agak-agak sakit kepala, maka hanya sebatas rasa. Namun impiannya, tak mengurangi yang menjadi takdirnya!
Tadi sore seperti hari-hari kemarin, mengisi waktu luang di warung kopi Tanah Merah, dekat jalan baru Ponorogo. Terkadang membawa buku bacaan, pun berdiskusi dengan kawan-kawan pergerakan di sana. Hari tadi tidak, karena batin tengah dirajam batu-batu putus asa. Hal itu mengingatkan beberapa tahun lalu, masa silam pernah mengalami perihal demikian kering melanda. Dalam jurang keterpurukan, sukma menarik-narik pekabutan keberuntungan entah apa wujudnya, seiring berharap keajaiban, selepas ditimpa awan ngelangut mendera. Malamnya menemukan jawaban, yakni diminta menuliskan epilog. Kegirangan lain sebagai pengelana, bisa bareng dengan Prof. Dr. Soediro Satoto yang memberi Prolognya.
Buku ini saya susun bersama wartawan senior Antara, Masuki M. Astro yang beberapa bulan kemarin baru kenal, langsung dekat atas keakrabannya bersahabat. Tapi sejak awal, tiada tampak bayang melintasi ubun-ubun akan ketetapan-Nya, di mana saya nanti menuangkan kata penutupnya. Barangkali ini salah satu jawaban -beberapa bulan lalu penasaran- kenapa hijrah di bumi Reog kembali. Yang sepintas pada kedangkalan penglihatan kasar saya sejenis belunder bola bekel, sebab tahun 2001 pernah tinggal di Gebang Tinatar, Tegalsari, Jetis, kala menapaki jejak putih pujangga agung R.Ng. Ronggowarsito. Selebihnya saya serahkan kehadirat-Nya sambil menghaturkan munajat, “Hasbiyallahu wa ni`mal-wakil, ni`mal mawla wa ni `man-nashir. La haula wala quwwata illa billahil `aliyil adzim.” Artinya, “Cukuplah Allah bagiku. Dan Dialah sebaik-baik yang menjamin, sebaik-baik yang mengurus, dan sebaik-baik yang menolong. Tiada daya dan tiada kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Agung.”
Puja-pujian itu menuntun ke titian ungkapan pujangga Surakarta di dalam Seratnya Wirid Hidayat Jati yang bunyi senandungnya semampai tegas melestari: “Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor.” Makna bebasnya, “Manakala detikan takdir telah terpastikan, maka tiada yang sanggup menghentikan.” Selaksa malam kini Tuhan menancapkan keyakinan lebih dalam lagi, selesatan langkah menapaki ketinggian gunung berangin tipis menyulami rongga dada, oleh hukum pengurangan dari percepatan, bagi aturan keseimbangan di atas sesuatu yang fana.
Memasuki dunia Sutejo, pencetus teori Etno Sufustik dalam disertasinya. Saya bertemu sapa awal kali dengannya tertanggal 8 Juni 2008 di Bojonggede kediamannya kritikus Maman S. Mahayana. Di Paseban, Bojonggede, Bogor, saya mengenal pribadi Sutejo begitu enerjik serta menarik. Pula jadi mengetahui kritikus Mahayana tidak hanya tekun menulis kritik sastra juga ahli memasak. Kepandaian memasak pun ada di diri Sutejo, terlihat ketika kian akrab di tlatah Batoro Katong ini. Keduanya sosok penulis produktif nan berkualitas dalam karya-karyanya. Ngelengake guru saya sewaktu nyantri di Denanyar, Jombang, K.H. A. Aziz Masyhuri selama tiga tahun saya mengamatinya secara ‘sembunyi-sembunyi.’ Beliau jarang tidur atau dalam putaran waktu 24 jam sehari semalam, seperti hanya istirah barang dua atau tiga jam. Selebihnya membaca kitab, mengajar di madrasah, menulis karangan, beribadah, menyusun buku, menghadiri undangan. Ini membuat ngiri saya sebagai pemuda yang kerap lena membuang waktu percuma. Ketekunan, kesuntukan, ketundukan di hadapan keilmuan sebagai pencari hakikat, mencambuk diri saya untuk senantiasa bersemangat.
Membaca Senarai Pemikiran Sutejo, seolah menyaksikan pegunungan berdiri subur lebat pepohonan hijau penalaran, mata air permenungan menuruni kaki-kaki pebukitan waktu, lereng tangga-tangga hayati, menyenandungkan nyanyian di lembah-lembah kemanusiaan. Dirinya tak kehabisan sumber hidup, atau berdaya nalar kehidupan luar biasa yang dikeruk dari para pemikir dunia, sehingga energinya melimpah ruah sepanjang lencungan ruhaniahnya berkecambah, serta membaharui kekupasan kulit ari bawang merah temuan-temuannya.
Saya terhentak menerima dalam, kian takjub membacanya pelahan-pelahan. Di mana anak-anak kalimatnya mengajak berpelesiran dengan kegelisahan yang selama ini menjadi ruapan-gugusan pemikirannya. Seperti menyaksikan luapan uap mata air pegunungan tropis di tanah air pertiwi, akrab menggoda melayari pandangan menggumuli kilatan daya nalarnya mendapati keajaiban nilai-nilai. Menemukan kidung belum terdengar, atau dulunya samar mencapai penjelasan menawan. Mungkin itulah jalur sumbu kekayaaan batin tersembunyi dari ketabahan pencarian anak manusia, sampai Tuhan Yang Maha Esa menganugerahi kelebihan berbeda. Dan kita seyogyanya menimba dengan dada terbuka lapang yang memungkinkan menerima ricik-gemericiknya terserap senada rasa.
Mendapati kepribadiannya kuat menstupa pada lembar-lembarannya. Saat mengingatnya ada kekhasan dalam, keuletan saya kenal. Kala menjelajahi medan pengembaraan penelitiannya, dihadapkan sosok sudah layak menyandang doktor. Atau gelar doktor nan diraih itu selayang keterlambatan, jika mengamati bebulir pemikiran, pancangan gagasan, tonggak kepahamannya. Laksana iman diperturuti sejauh ikhtiar keyakinannya meneliti soal-soal hayati.
Lagi-lagi jiwa ini terhentak mendalami jalan-jalan lembut penelusurannya. Ia tak hanya sanggup seimbangkan laguan lahir-batin alam kandungan hayat, juga alam-alam lain yang kini jarang yang menjamahnya. Serta mampu menghidangkan berderajat sederhana, maka pembaca mudah peroleh kesegaran diterimanya. Buah-buahan ranum menggelantung rendah menyentuh mata, oleh kematangan musim-musim dalam menyenandungkan peri kehidupan.
Kehadiran dari akar Ponorogo, daerah tak diperhitungkan di Jawa Timur sendiri dalam percaturan intelektual, pun denyut nadi kesusastraan. Tapi dengan buku tebal ini ibarat kelopak-kelopak mawar menantang siapa saja yang pernah abai atau sengaja tak mencatatnya. Kini atas kepurnaan membaja mengguratkan di lelembaran sejarahnya sendiri. Segerak sepontanitas tumbuh dari tumpukan waktu dikucilkan. Yang pelahan pasti menyiapkan parade kesadaran, derap langkah tinta keyakinan dari laluan kembara yang disetiai. Sutejo menyanggongi siapa pun datang, dan telah terbukti pada lawatan sebelumnya lewat satu lusinan buku yang diterbitkan. Ini semacam pukulan telak bagi mereka, bukan lemparan dadu, kartu remi, tapi brondongan revolver memandekkan jantung para pembaca dengan kekhusukan. Kecuali bagi yang masih menganggap ringan. Tetapi dapat dipastikan terlibas oleh wataknya sendiri yang meremehkan kemungkinan terjadi!
Maka ruang-waktu yang tak diperkirakan mereka, membetot jatah mencipta perhitungan sendiri! Segaris perencanaannya terbit dari longsongan gairah purba, keseluruhan tekat membulat, kepenuhan kemauan mengepung lelangkah lawan bicara di medan laga memahat kayu jati takdir kemenangannya. Separas ungkapan lama saya, “Niat ibarat magnet yang sanggup menarik jarum ke dekatnya, dan menggetarkan lempeng besi walau mata tak menyaksikannya.” Ketika niat ditempa lelaku, dalam perjalanannya mendiami reruang hitung, wewaktu permenungan sedalam prosesinya menanak jalan setapak keyakinan atas ketundukan ruang-waktu lebih besar. Atau setiap ketentuan yang menjelma ketetapan, dipanasi perubahan takaran ‘menjadi,’ sejauh kasih sayang-Nya memayungi.
Jika masih dianggap tak. Maka masa abadi, waktunya para hantu atau tempo di balik sejarah kian menjalar merajalela merangsek, seasap tebal mengepung menutupi tatapan mata. Atau kabut pepagi tumbuh dari dasar gairah sungai-sungai malam yang mengabarkan kehangatan, menjadikan dirinya menyebar menyeruak harum. Dengan sendirinya kejayaan masa lalu terangkat karena diuri-uri (dirawat) penerusnya. Bencah tanah Hasan Besari balik menghijau muda sewujud kepurnaan kehendak. Tumbuhlah rerumputan kesetiaan, ilalang kerinduan, pepohonan membuahkan keilmuan segar di atas kekangan musim kemarau silam.
Karena catatan ini bersifat kemendadakan, maka saya jumput yang seirama perkataan G.W.F. Hegel di bukunya The Philosophy of History: “Jika, sebagaimana dalam kasus Caesar, dia memiliki derajad yang agung di antara para jenderal ataupun negarawan, itu merupakan usaha dengan tujuannya sendiri yang merupakan sejarah.” Lalu terngiang-ngiang yang pernah diwedarkan Sutejo dalam mengisi pelatihan jurnalistik untuk para guru se-Ponorogo bulan lalu, kurang-lebih: “Ketika kita keras terhadap hidup, maka kehidupan bersikap lunak kepada kita, dan ketika kita lembek terhadap hidup, maka kehidupan akan menghantam perjalanan nasib kita.” Bahasa lain yang saya pergunakan, “Kita patut menghajar diri sendiri, sebelum memberi pelajaran kepada sesamanya.”
Buku Sutejo ini bentukan menghajar diri sendiri, bergelut halus dengan putaran waktu selama 23 tahun yang terekam kuat. Begitu jenak menyenggamai perubahan hawa udara pemikirannya. Paras pesona jiwanya silih berganti bak pelangi mewarnai hayatnya meremaja. Membuat saya kagum, ia tak hanya lihai menarikan jari-jemari melalui tulisan cerdas, juga mempuni berucap kata-kata. Setidaknya sudah dikenal sebagai motivator ulung se-karesidenan Madiun, dan saya tak segan belajar darinya. Di samping cerdik memasuki kelas-kelas sosial di masyarakat, menyusupi pepintu permasalahan yang meminta pencerahan sedari persoalan menjerat. Ini saya saksikan setiap kali makan di warung-warung sederhana, di Spectrum pula di kediamannya. Ringkasnya, sosok Sutejo memiliki kepribadian komplit yang jarang terjumpai di dunia para penulis. Selanjutnya dapat dibaca keleluasaan pribadinya di sini.
Akhir kata, “Genggamkan es batu kuat-kuat, maka akan peroleh hawa kepanasan dari hukum lipatan dingin sebelumnya!”
27 Nopember 2012
13 Suro 1946 Jawa (13 Muharram 1434 H) Ponorogo.
*) Pengelana asal Lamongan, di antara antologi puisinya “Balada-balada Takdir Terlalu Dini,” “Kitab Para malaikat.”
Dijumput dari: http://sastra-indonesia.com/2012/12/pembacaan-lain-senarai-pemikiran-sutejo/
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
A Rodhi Murtadho
A. Aziz Masyhuri
A. Qorib Hidayatullah
A. Zakky Zulhazmi
A.J. Susmana
A.S. Laksana
Aa Maulana
Abdi Purnomo
Abdul Azis Sukarno
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Hadi W.M.
Abdul Kadir Ibrahim
Abdul Lathief
Abdul Wachid B.S.
Abdurrahman Wahid
Abidah El Khalieqy
Acep Zamzam Noor
Ach. Sulaiman
Achdiar Redy Setiawan
Adhitia Armitrianto
Adhitya Ramadhan
Adi Marsiela
Adi Prasetyo
Afrizal Malna
Ags. Arya Dipayana
Aguk Irawan MN
Agunghima
Agus B. Harianto
Agus Buchori
Agus M. Irkham
Agus Noor
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus Sri Danardana
Agus Sulton
Agus Wibowo
Aguslia Hidayah
Ahda Imran
Ahmad Fatoni
Ahmad Hasan MS
Ahmad Ikhwan Susilo
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Khotim Muzakka
Ahmad Rafiq
Ahmad Sahal
Ahmad Syubbanuddin Alwy
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Sekhu
Akmal Nasery Basral
Alex R. Nainggolan
Ali Ibnu Anwar
Ali Murtadho
Alia Swastika
Alunk S Tohank
Amanda Stevi
Amien Kamil
Amien Wangsitalaja
Anes Prabu Sadjarwo
Anindita S Thayf
Aning Ayu Kusuma
Anjrah Lelono Broto
Anton Kurnia
Anton Suparyanto
Anugrah Gio Pratama
Anung Wendyartaka
Aprinus Salam
Ardi Bramantyo
Arie MP Tamba
Arief Junianto
Arif Bagus Prasetyo
Aris Setiawan
Arman AZ
Arswendo Atmowiloto
Arti Bumi Intaran
AS Sumbawi
Asarpin
Asep Dudinov Ar
Asep Sambodja
Asvi Warman Adam
Awalludin GD Mualif
Ayung Notonegoro
Bagja Hidayat
Balada
Bale Aksara
Balok Sf
Bambang Kariyawan Ys
Bambang Kempling
Bandung Mawardi
Baridul Islam Pr
Bayu Agustari Adha
Beni Setia
Benny Arnas
Benny Benke
Berita
Berita Utama
Bernando J. Sujibto
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Boni Dwi Pramudyanto
Bonnie Triyana
Boy Mihaballo
Bre Redana
Brunel University London
Budi Darma
Budi Hutasuhut
Budi P. Hatees
Budiman Sudjatmiko
Bulqia Mas’ud
Bung Tomo
Burhanuddin Bella
Cak Kandar
Catatan
Cerbung
Cerpen
Chairil Anwar
Chairul Abshar
Chamim Kohari
Chandra Johan
Chavchay Syaifullah
Cover Buku
Cucuk Espe
D. Dudu AR
D. Kemalawati
D. Zawawi Imron
Dadang Kusnandar
Dahono Fitrianto
Dahta Gautama
Damhuri Muhammad
Dami N. Toda
Damiri Mahmud
Danarto
Daniel Paranamesa
Darju Prasetya
Darmanto Jatman
David Krisna Alka
Deddy Arsya
Dedi Muhtadi
Dedy Tri Riyadi
Deni Andriana
Denny JA
Denny Mizhar
Deny Tri Aryanti
Dewi Rina Cahyani
Dian
Dian Hartati
Dian Sukarno
Dina Oktaviani
Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan
Dino Umahuk
Djadjat Sudradjat
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Dorothea Rosa Herliany
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Pranoto
Dwi S. Wibowo
Dwi Wiyana
Dwicipta
E. Syahputra
Ebiet G. Ade
Eddy Flo Fernando
Edi Sembiring
Edy Firmansyah
Eep Saefulloh Fatah
Eka Budianta
Eka Fendri Putra
Eka Kurniawan
Ekky Siwabessy
Eko Darmoko
Elnisya Mahendra
Emha Ainun Nadjib
Emil WE
Endah Wahyuningsih
Endhiq Anang P
Erwin Y. Salim
Esai
Esha Tegar Putra
Evan Ys
Evi Idawati
F Rahardi
Fahmi
Fahrudin Nasrulloh
Faidil Akbar
Faisal Kamandobat
Faiz Manshur
Fajar Kurnianto
Fajar Setiawan Roekminto
Fakhrunnas MA Jabbar
Farid Gaban
Fathan Mubarak
Fathurrahman Karyadi
Fatkhul Anas
Fazar Muhardi
Febby Fortinella Rusmoyo
Felik K. Nesi
Festival Sastra Gresik
Fikri. MS
Fitri Yani
Frans Ekodhanto
Frans Sartono
Franz Kafka
Fredric Jameson
Friedrich Nietzsche
Fuad Anshori
Fuska Sani Evani
G30S/PKI
Gampang Prawoto
Ganug Nugroho Adi
Geger Riyanto
Gerakan Surah Buku (GSB)
Gerson Poyk
Gibb
Gilang Abdul Aziz
Ging Ginanjar
Gita Pratama
Goenawan Mohamad
Grathia Pitaloka
Gugun El-Guyanie
Gunoto Saparie
Gusti Eka
H.B. Jassin
Hadi Napster
Hadriani Pudjiarti
Halim H.D.
Hamdy Salad
Han Gagas
Handoko Adinugroho
Happy Ied Mubarak
Hardi Hamzah
Harfiyah Widiawati
Hari Puisi Indonesia (HPI)
Hari Santoso
Harie Insani Putra
Haris del Hakim
Haris Priyatna
Hary B Kori’un
Hasan Junus
Hasif Amini
Hasnan Bachtiar
Hasta Indriyana
Helmi Y Haska
Helwatin Najwa
Hendra Sugiantoro
Hendri R.H
Hendry CH Bangun
Henry Ismono
Hepi Andi Bastoni
Heri KLM
Heri Latief
Herie Purwanto
Herman Rn
Heru CN
Heru Joni Putra
Hudan Hidayat
Hudan Nur
I Nyoman Darma Putra
I Nyoman Suaka
I Nyoman Tingkat
I Tito Sianipar
Ibnu Wahyudi
Icha Rastika
Idha Saraswati
Ignas Kleden
Ignatius Haryanto
Ilenk Rembulan
Ilham Q Moehiddin
Ilham Yusardi
Imam Muhtarom
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Rosyid
Imron Tohari
Indira Permanasari
Indra Intisa
Indra Tjahyadi
Indra Tranggono
Irfan Budiman
Ismi Wahid
Istiqamatunnisak
Iwan Komindo
Iwan Kurniawan
Iwan Nurdaya Djafar
Iyut FItra
Izzatul Jannah
J Anto
J.S. Badudu
Jafar M. Sidik
Jamal D Rahman
Jamal T. Suryanata
Jamil Massa
Janual Aidi
Januardi Husin
Javed Paul Syatha
Jefri al Malay
JJ Kusni
JJ Rizal
Jo Batara Surya
Jodhi Yudono
Johan Khoirul Zaman
Joko Pinurbo
Joko Sandur
Joni Ariadinata
Joss Wibisono
Jual Buku Paket Hemat
Judyane Koz
Jusuf AN
Karkono
Kasnadi
Katrin Bandel
Kedai Kopi Sastra
Kedung Darma Romansha
Ken Rahatmi
Khairul Amin
Khairul Mufid Jr
Khoshshol Fairuz
Kirana Kejora
Koh Young Hun
Komang Ira Puspitaningsih
Komunitas Deo Gratias
Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan)
Kritik Sastra
Kurniawan
Kurniawan Junaedhie
Lan Fang
Lathifa Akmaliyah
Latief S. Nugraha
Leila S. Chudori
Lela Siti Nurlaila
Lidia Mayangsari
Lie Charlie
Liestyo Ambarwati Khohar
Liza Wahyuninto
Lukas Adi Prasetyo
Luky Setyarini
Lutfi Mardiansyah
M Fadjroel Rachman
M. Arman A.Z
M. Arwan Hamidi
M. Faizi
M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S
M. Mustafied
M. Nahdiansyah Abdi
M. Shoim Anwar
M. Taufan Musonip
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
Mahdi Idris
Mahfud Ikhwan
Mahmud Jauhari Ali
Mahwi Air Tawar
Mainteater Bandung
Maman S. Mahayana
Manneke Budiman
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Maria Bo Niok
Mario F. Lawi
Mark Hanusz
Marsudi Fitro Wibowo
Martin Aleida
Martin Suryajaya
Marwanto
Maryati
Mashuri
Matdon
Matroni A. el-Moezany
Maya Mustika K.
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri
Mezra E. Pellondou
MG. Sungatno
Mh Zaelani Tammaka
Mihar Harahap
Mila Novita
Misbahus Surur
Muhajir Arrosyid
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Ali Fakih
Muhammad Amin
Muhammad Antakusuma
Muhammad Iqbal
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Nanda Fauzan
Muhammad Rain
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muhammadun A.S
Mulyadi J. Amalik
Munawir Aziz
Murparsaulian
Musdalifah Fachri
Musfi Efrizal
Mustafa Ismail
Mustofa W. Hasyim
N. Syamsuddin CH. Haesy
Naskah Teater
Nazaruddin Azhar
Nelson Alwi
Nenden Lilis A
Neni Nureani
Ni Putu Rastiti
Nirwan Dewanto
Nita Zakiyah
Noor H. Dee
Noval Jubbek
Novel
Nur Faizah
Nur Syam
Nur Wahida Idris
Nurani Soyomukti
Nurdin Kalim
Nurel Javissyarqi
Nurrudien Asyhadie
Nurul Anam
Nurul Hadi Koclok
Nurur Rokhmah Bintari
Nuryana Asmaudi
Odi Shalahuddin
Oei Hiem Hwie
Okky Madasari
Okta Adetya
Olivia Kristina Sinaga
Otto Sukatno CR
Oyos Saroso HN
Pablo Neruda
Pamusuk Eneste
Pandu Radea
Parakitri
Parulian Scott L. Tobing
PDS H.B. Jassin
Pengantar Buku Kritik Sastra
Pepih Nugraha
Pesan Al Quran untuk Sastrawan
Petrik Matanasi
Pipiet Senja
Pitoyo Boedi Setiawan
Ponorogo
Pramoedya Ananta Toer
Pringadi Abdi Surya
Prof Dr Faisal Ismail MA
Prosa
Puisi
PuJa
Puji Santosa
Pungkit Wijaya
PUstaka puJAngga
Putri Utami
Putu Setia
Putu Wijaya
R. Toto Sugiharto
Radhar Panca Dahana
Ragil Supriyatno Samid
Rahmat Sudirman
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Ramadhan Batubara
Ramadhan Pohan
Rameli Agam
Ramon Damora
Ranang Aji SP
Ratih Kumala
Ratna Ajeng Tejomukti
Ratu Selvi Agnesia
Raudal Tanjung Banua
Reko Alum
Reny Sri Ayu
Resensi
Revolusi
RF. Dhonna
Riadi Ngasiran
Ribut Wijoto
Rinto Andriono
Riris K. Toha-Sarumpaet
Risang Anom Pujayanto
Robin Dos Santos Soares
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Rosdiansyah
Rukardi
S Yoga
S. Jai
S. Satya Dharma
S.I. Poeradisastra
S.W. Teofani
Sabiq Carebesth
Sabpri Piliang
Sabrank Suparno
Sahaya Santayana
Saifur Rohman
Sainul Hermawan
Sajak
Sal Murgiyanto
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Salyaputra
Samsudin Adlawi
Sandipras
Sanggar Pasir
Sapardi Djoko Damono
Sarabunis Mubarok
Saroni Asikin
Sartika Dian Nuraini
Sastra
Sastra Perlawanan
Sastri Sunarti
Satmoko Budi Santoso
Saut Situmorang
Sejarah
Sekolah Literasi Gratis (SLG)
Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Sergi Sutanto
Shafwan Hadi Umry
Shiny.ane el’poesya
Sholihul Huda
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sita Planasari A
Siti Irni Nidya Nurfitri
Siti Rutmawati
Siti Sa’adah
Sitok Srengenge
Siwi Dwi Saputro
Sjifa Amori
Sofian Dwi
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sosiawan Leak
Sri Wintala Achmad
St Sularto
Sudarmoko
Sulaiman Tripa
Sultan Yohana
Suminto A. Sayuti
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Sunudyantoro
Suroto
Surya Lesmana
Suryanto Sastroatmodjo
Susianna
Sutan Takdir Alisjahbana
Sutardi
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Suwardi Endraswara
Syaiful Amin
Syarif Hidayat Santoso
Syarifudin
Syifa Amori
Syifa Aulia
Tajuddin Noor Ganie
Tantri Pranashinta
Tanzil Hernadi
Taufik Ikram Jamil
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Winarsho AS
Tengsoe Tjahjono
Th. Sumartana
Theo Uheng Koban Uer
Theresia Purbandini
Thowaf Zuharon
Tien Rostini
Titian Sandhyati
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
Tjoet Nyak Dhien
Toef Jaeger
Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan
Tri Wahono
Triyanto Triwikromo
Tu-ngang Iskandar
Tulus Wijanarko
Udin Badruddin
Udo Z. Karzi
Umar Fauzi
Umbu Landu Paranggi
Umi Laila Sari
Umi Lestari
Universitas Indonesia
Untung Wahyudi
Virdika Rizky Utama
Vyan Taswirul Afkar
W.S. Rendra
Wahyu Prasetya
Wahyudi Akmaliah Muhammad
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Welly Adi Tirta
Widi Wastuti
Wiji Thukul
Wisnu Kisawa
Wiwik Widayaningtias
Y. Thendra BP
Yona Primadesi
Yosephine Maryati
Yosi M Giri
Yudhis M. Burhanuddin
Yulizar Fadli
Yurnaldi
Yusri Fajar
Yuyuk Sugarman
Zainal Arifin Thoha
Zaki Zubaidi
Zamakhsyari Abrar
Zawawi Se
Zehan Zareez
Zulkarnain Zubairi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar