Minggu, 30 Juni 2013

FAHRUDIN MENOLAK TUNDUK PADA MAUT

Dwi Cipta

Seseorang tak bisa menolak maut saat ia sudah datang dan mengajaknya meninggalkan dunia ini. Namun seseorang bisa melawan paksaan maut saat ia baru mengirim pesan bahwa dirinya akan datang. Beberapa orang di antaranya berhasil. Beberapa yang lainnya gagal. Berhasil atau pun gagal, sepanjang manusia telah melakukan perlawanan sepenuh hati terhadap pesan yang dikirimkan oleh Sang Maut, kita layak memberikan penghargaan padanya. Lan Fang, penulis dan aktivis kesenian di Surabaya telah berjuang sepenuh hati melawan penyakit kankernya, dan akhirnya ia tunduk di tangan maut yang perkasa. Sani B Kuncoro berjuang sepenuh hati menolak tunduk pada pesan maut saat ia melawan kanker, dan sampai sejauh ini ia berhasil memenangkan dirinya, keluarga serta publik pecinta tulisannya.

Dalam kasus yang lain kita juga tahu Radhar Panca Dahana telah bergulat selama bertahun-tahun melawan pesan maut lewat penyakit gagal ginjal yang telah menderanya sejak akhir tahun 90-an. Jatuh bangun tangan-tangan maut berusaha menundukkannya, namun dengan jatuh bangun pula Radhar Panca Dahana melawan kuasa tangan maut itu, agar ia bisa memberi manfaat lebih bukan hanya pada diri dan keluarganya, namun juga bagi dunia kesenian dan kebudayaan Indonesia. Berkali-kali Radhar jatuh pingsan di dalam sebuah seminar, di dalam rumahnya, atau mengalami koma berhari-hari di rumah sakit, sebelum menemukan dirinya menghirup napas kembali dengan rasa syukur. Ia menolak menyerah pada maut dengan resiko kesakitan yang menderanya.

Kini, salah satu penulis muda dan aktivis muda di dunia kesenian negeri ini kembali dihadapkan pada kenyataan pahit akibat menerima pesan maut. FAHRUDIN NASRULLOH, penulis kelahiran Jombang 16 Agustus 1976, harus menerima vonis dokter yang menyakitkan berkenaan dengan fungsi alat-alat tubuhnya: GAGAL GINJAL DAN INFEKSI PARU-PARU YANG PARAH!

Sebelum menerima vonis itu, ia beberapa kali mengeluhkan tensi darahnya yang naik, tubuhnya yang sering tak bisa berkompromi dengan hasrat besarnya untuk terus aktif di dunia kesenian dan kebudayaan. Ia sering tak peduli dengan kesakitan-kesakitan ragawi itu. Jiwanya terus gelisah sehingga puluhan cerita pendek lahir dari tangannya, puisi demi puisi mewujud di atas kertas-kertas kerjanya, novel demi novel terus dirautnya, dan puluhan esai serta beberapa riset dunia kesenian di sekitar Jombang dan Jawa Timur lahir dari tangannya. Sejak mengenal dunia sastra di masa remaja ia mengikuti panggilan jiwanya itu dengan melakukan kembara intelektual di Yogyakarta. Selama belajar di kampus UIN SUKA Yogyakarta (IAIN Sunan Kalijaga), ia memuaskan dahaga intelektualnya dengan memasuki berbagai ruang-ruang kesenian di Yogya. Ia melahirkan puisi, cerpen, bakal novel, dan esai-esai sastra dan budaya, seolah-olah tulisannya itu memberi pesan ada keabadaian yang harus diperjuangkannya. Setelah menyelesaikan studinya di UIN Sunan Kalijaga, ia kembali ke kampung halamannya di Jombang, mendirikan dan menghidupi KOMUNITAS LEMBAH PRING Jombang bersama Jabbar Abdullah, Sabrang Suparno dan kawan-kawan di Jombang.

Kerja-kerja intelektual dan aktivismenya di dunia kesenian telah memberi sumbangan tak kecil pada dunia sastra secara khusus dan dunia kesenian kita. Dari proses kreatifnya, lahirlah kumpulan cerpennya yang unik, “Syeh Bejirum dan Rajah Anjing”, novel Syekh Branjang Abang, Kumpulan Puisi “Rawa Rontek,” sebuah buku tentang Ludruk dan sekumpulan esainya yang tersebar di berbagai media. Dari komunitas yang didirikannya, secara berkala ia mengadakan acara “GELADAK SASTRA LEMBAH PRING” yang berjalan nyaris tanpa putus meski pun tak ditopang oleh funding luar atau dalam negeri. Ia terus bergerak tanpa henti dengan memasuki komunitas-komunitas Ludruk di Jombang dan sekitarnya, mendokumentasikan karya dan aktivitas mereka baik di masa lalu maupun masa sekarang. Bersama kawan-kawannya di Jombang dan Surabaya, ia memasuki ruang-ruang kelas baik di Sekolah Dasar hingga perguruan tinggi, komunitas film, pesantren hingga para petani di sekitarnya agar mereka lebih peduli dengan diri dan masyarakat sekitarnya.

Lelaki bertubuh pendek ini, meski rajin beribadah, pernah dituduh komunis hanya karena kegiatan-kegiatan keseniannya yang seringkali mendobrak batas-batas formal pembelajaran yang biasanya tersekat di ruang kelas saja. Namun ia tak mundur dengan segala macam tuduhan dan stigma. Ia tak peduli dengan adanya pengakuan formal dari institusi sastra atau kesenian kita yang seringkali lebih terpesona pada figur2x besar dan kerja-kerja yang dari luar tampak wah. Dari kerja kerasnya di dunia sastra dan kesenian/kebudayaan secara umum.

Kini kekuatan fisik dan hasrat besarnya untuk bekerja baik bagi diri dan keluarganya maupun bagi publik kesenian dan kebudayaan Jombang secara khusus dan negeri ini secara umum diuji dengan penyakit GAGAL GINJAL DAN INFEKSI PARU-PARU yang tiba-tiba menghampirinya. Ia telah tumbang selama dua minggu terakhir ini di rumah pribadinya dan di rumah sakit. Dua kali cuci darah rupanya tak cukup menjadi cobaannya. Ia mesti menghadapi vonis dokter yang tak memiliki batas waktu: CUCI DARAH SEMINGGU SEKALI!

Kita tak bisa membayangkan apa yang ada di benak FAHRUDIN NASRULLOH ketika menghadapi vonis ini. Ia tak sedang menyaksikan maut seperti yang dikisahkan di dalam buku atau di film. Ia tak sedang menyimak kisah maut menghampiri diri kawan-kawan atau kenalannya. Ia sendiri kini tengah berhadapan dengan pesan kehadiran maut. Apakah kita akan mendiamkan saja salah satu penulis muda terbaik yang pernah dilahirkan Jombang dan Indonesia ini direnggut maut dengan cepat? Bisakah kita berbuat sesuau agar bisa menunda kehadiran sang maut yang ingin mengajak Fahrudin ke kehidupan dan dunia yang lain? Fahrudin memutuskan melawan pesan maut. Dan rasanya kita juga tak akan berdiam diri dengan membiarkan Fahrudin berjuang sendirian.

Ia telah mengabadikan diri dan kerjanya lewat tulisan dan kerja-kerja keseniannya. Maka, marilah kita membangun solidaritas untuk membantu Fahrudin untuk mengabadikan diri dan kerjanya di benak kita dengan perlawanannya pada kehadiran maut yang bisa setiap saat merenggutnya dari sisi kita. Kawan-kawan di Solo, Semarang, Yogyakarta, Purwokerto, Wonosobo, Jakarta, dan Bandung akan mengadakan penggalangan dana untuk Fahrudin Nasrulloh. Silahkan berkoordinasi dengan kawan-kawan di masing-masing kota untuk berjuang bersama Fahrudin melawan Maut!

Dijumput dari: http://jualbukusastra.blogspot.com/2013/05/jbspeduli-belanja-buku-sambil-donasi.html?spref=fb

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Aziz Masyhuri A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.J. Susmana A.S. Laksana Aa Maulana Abdi Purnomo Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wachid B.S. Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Acep Zamzam Noor Ach. Sulaiman Achdiar Redy Setiawan Adhitia Armitrianto Adhitya Ramadhan Adi Marsiela Adi Prasetyo Afrizal Malna Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Buchori Agus M. Irkham Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Wibowo Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Hasan MS Ahmad Ikhwan Susilo Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Rafiq Ahmad Sahal Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Ali Ibnu Anwar Ali Murtadho Alia Swastika Alunk S Tohank Amanda Stevi Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anes Prabu Sadjarwo Anindita S Thayf Aning Ayu Kusuma Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Suparyanto Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Aprinus Salam Ardi Bramantyo Arie MP Tamba Arief Junianto Arif Bagus Prasetyo Aris Setiawan Arman AZ Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran AS Sumbawi Asarpin Asep Dudinov Ar Asep Sambodja Asvi Warman Adam Awalludin GD Mualif Ayung Notonegoro Bagja Hidayat Balada Bale Aksara Balok Sf Bambang Kariyawan Ys Bambang Kempling Bandung Mawardi Baridul Islam Pr Bayu Agustari Adha Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Boni Dwi Pramudyanto Bonnie Triyana Boy Mihaballo Bre Redana Brunel University London Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman Sudjatmiko Bulqia Mas’ud Bung Tomo Burhanuddin Bella Cak Kandar Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chairul Abshar Chamim Kohari Chandra Johan Chavchay Syaifullah Cover Buku Cucuk Espe D. Dudu AR D. Kemalawati D. Zawawi Imron Dadang Kusnandar Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darmanto Jatman David Krisna Alka Deddy Arsya Dedi Muhtadi Dedy Tri Riyadi Deni Andriana Denny JA Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Dewi Rina Cahyani Dian Dian Hartati Dian Sukarno Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Dino Umahuk Djadjat Sudradjat Djoko Pitono Djoko Saryono Dorothea Rosa Herliany Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwi Wiyana Dwicipta E. Syahputra Ebiet G. Ade Eddy Flo Fernando Edi Sembiring Edy Firmansyah Eep Saefulloh Fatah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Ekky Siwabessy Eko Darmoko Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Emil WE Endah Wahyuningsih Endhiq Anang P Erwin Y. Salim Esai Esha Tegar Putra Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fahmi Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faisal Kamandobat Faiz Manshur Fajar Kurnianto Fajar Setiawan Roekminto Fakhrunnas MA Jabbar Farid Gaban Fathan Mubarak Fathurrahman Karyadi Fatkhul Anas Fazar Muhardi Febby Fortinella Rusmoyo Felik K. Nesi Festival Sastra Gresik Fikri. MS Fitri Yani Frans Ekodhanto Frans Sartono Franz Kafka Fredric Jameson Friedrich Nietzsche Fuad Anshori Fuska Sani Evani G30S/PKI Gampang Prawoto Ganug Nugroho Adi Geger Riyanto Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gibb Gilang Abdul Aziz Ging Ginanjar Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunoto Saparie Gusti Eka H.B. Jassin Hadi Napster Hadriani Pudjiarti Halim H.D. Hamdy Salad Han Gagas Handoko Adinugroho Happy Ied Mubarak Hardi Hamzah Harfiyah Widiawati Hari Puisi Indonesia (HPI) Hari Santoso Harie Insani Putra Haris del Hakim Haris Priyatna Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Helmi Y Haska Helwatin Najwa Hendra Sugiantoro Hendri R.H Hendry CH Bangun Henry Ismono Hepi Andi Bastoni Heri KLM Heri Latief Herie Purwanto Herman Rn Heru CN Heru Joni Putra Hudan Hidayat Hudan Nur I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka I Nyoman Tingkat I Tito Sianipar Ibnu Wahyudi Icha Rastika Idha Saraswati Ignas Kleden Ignatius Haryanto Ilenk Rembulan Ilham Q Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Irfan Budiman Ismi Wahid Istiqamatunnisak Iwan Komindo Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iyut FItra Izzatul Jannah J Anto J.S. Badudu Jafar M. Sidik Jamal D Rahman Jamal T. Suryanata Jamil Massa Janual Aidi Januardi Husin Javed Paul Syatha Jefri al Malay JJ Kusni JJ Rizal Jo Batara Surya Jodhi Yudono Johan Khoirul Zaman Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Joss Wibisono Jual Buku Paket Hemat Judyane Koz Jusuf AN Karkono Kasnadi Katrin Bandel Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Ken Rahatmi Khairul Amin Khairul Mufid Jr Khoshshol Fairuz Kirana Kejora Koh Young Hun Komang Ira Puspitaningsih Komunitas Deo Gratias Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kritik Sastra Kurniawan Kurniawan Junaedhie Lan Fang Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lela Siti Nurlaila Lidia Mayangsari Lie Charlie Liestyo Ambarwati Khohar Liza Wahyuninto Lukas Adi Prasetyo Luky Setyarini Lutfi Mardiansyah M Fadjroel Rachman M. Arman A.Z M. Arwan Hamidi M. Faizi M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S M. Mustafied M. Nahdiansyah Abdi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahdi Idris Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Mainteater Bandung Maman S. Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Bo Niok Mario F. Lawi Mark Hanusz Marsudi Fitro Wibowo Martin Aleida Martin Suryajaya Marwanto Maryati Mashuri Matdon Matroni A. el-Moezany Maya Mustika K. Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri Mezra E. Pellondou MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mihar Harahap Mila Novita Misbahus Surur Muhajir Arrosyid Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ali Fakih Muhammad Amin Muhammad Antakusuma Muhammad Iqbal Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Mulyadi J. Amalik Munawir Aziz Murparsaulian Musdalifah Fachri Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W. Hasyim N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Nazaruddin Azhar Nelson Alwi Nenden Lilis A Neni Nureani Ni Putu Rastiti Nirwan Dewanto Nita Zakiyah Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Nur Faizah Nur Syam Nur Wahida Idris Nurani Soyomukti Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurrudien Asyhadie Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Nurur Rokhmah Bintari Nuryana Asmaudi Odi Shalahuddin Oei Hiem Hwie Okky Madasari Okta Adetya Olivia Kristina Sinaga Otto Sukatno CR Oyos Saroso HN Pablo Neruda Pamusuk Eneste Pandu Radea Parakitri Parulian Scott L. Tobing PDS H.B. Jassin Pengantar Buku Kritik Sastra Pepih Nugraha Pesan Al Quran untuk Sastrawan Petrik Matanasi Pipiet Senja Pitoyo Boedi Setiawan Ponorogo Pramoedya Ananta Toer Pringadi Abdi Surya Prof Dr Faisal Ismail MA Prosa Puisi PuJa Puji Santosa Pungkit Wijaya PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Setia Putu Wijaya R. Toto Sugiharto Radhar Panca Dahana Ragil Supriyatno Samid Rahmat Sudirman Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ramadhan Pohan Rameli Agam Ramon Damora Ranang Aji SP Ratih Kumala Ratna Ajeng Tejomukti Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reko Alum Reny Sri Ayu Resensi Revolusi RF. Dhonna Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rosdiansyah Rukardi S Yoga S. Jai S. Satya Dharma S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabiq Carebesth Sabpri Piliang Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifur Rohman Sainul Hermawan Sajak Sal Murgiyanto Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salyaputra Samsudin Adlawi Sandipras Sanggar Pasir Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Saroni Asikin Sartika Dian Nuraini Sastra Sastra Perlawanan Sastri Sunarti Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shafwan Hadi Umry Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Irni Nidya Nurfitri Siti Rutmawati Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad St Sularto Sudarmoko Sulaiman Tripa Sultan Yohana Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Suroto Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suwardi Endraswara Syaiful Amin Syarif Hidayat Santoso Syarifudin Syifa Amori Syifa Aulia Tajuddin Noor Ganie Tantri Pranashinta Tanzil Hernadi Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Th. Sumartana Theo Uheng Koban Uer Theresia Purbandini Thowaf Zuharon Tien Rostini Titian Sandhyati Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Toef Jaeger Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tri Wahono Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus Wijanarko Udin Badruddin Udo Z. Karzi Umar Fauzi Umbu Landu Paranggi Umi Laila Sari Umi Lestari Universitas Indonesia Untung Wahyudi Virdika Rizky Utama Vyan Taswirul Afkar W.S. Rendra Wahyu Prasetya Wahyudi Akmaliah Muhammad Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Adi Tirta Widi Wastuti Wiji Thukul Wisnu Kisawa Wiwik Widayaningtias Y. Thendra BP Yona Primadesi Yosephine Maryati Yosi M Giri Yudhis M. Burhanuddin Yulizar Fadli Yurnaldi Yusri Fajar Yuyuk Sugarman Zainal Arifin Thoha Zaki Zubaidi Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zulkarnain Zubairi