Rabu, 04 April 2012

Dicederai Kerusakan Alam

Beni Setia *
http://www.suarakarya-online.com/

Romantisme Hardho Sayoko (HS) cq sajak-sajaknya yang terkumpul dalam buku puisi, Penyair Negeri Rembulan (Teras Budaya, Agustus 2011), membuat saya teringat pada etos kreatif dari seorang Martopangrawit, seperti dirumuskan Sindunata pada esei “Martopangrawit, Empu Gending: Perasaan adalah Pangkal Utama dalam Menggubah”, Cikar Bobrok (Kanisius dan Bentara Budaya, cet. 6/2002), hlm. 51-57.
Ada pola kreatif senada di diri HS seperti terlihat di dalam buku setebal 140 halaman, dan terbagi atas dua tangkangan itu, “Sajak-sajak Perjalanan”, terdiri dari 60 sajak, dan “Bukan Catatan Gasal”, sekitar 56 sajak. Etos kreatif dari Martopangrawit itu amat tergantung dari eksistensi pengalaman romantis otentik pra-cipta, sehingga tidak lagi bisa dibedakan: apa ia Cassanova yang pangrawit atau pangrawit yang playboy. Sementara HS itu hanya seorang anak desa yang kembali ke kampung dengan kenangan romantis tentang suasana desa masa lalu, dan terluka saat menemukan fakta riil bahwa semuanya itu telah berubah.

Kita simak sajak “Masjid Jami Kedunggalar”, yang ditulis bulan Ramadhan 1984. Sering dahulu malam-malam kutafakur di sini / bercakap denganMu kadang sampai dini hari / yang di kembara membuatku selalu ingin mengulangi / datang tanpa beban risi dengan / kesederhana-an yang kumiliki // (di rumah-Mu megah seribu mata terbakar prasang-ka / menatapku setiap kudatang dengan rindu dan keluhku / Pada-Mu …). Lantas bandingkan dengan sajak senada, yang ditulisnya di 28 Nopember 2008, “Hutan Kedung Mileng” ini: Tak lagi kutemukan pepohonan yang dahulu terpeluk / kedua belah tangan bapak yang perkasa di sana / tak juga kutemukan kepompong ulat di lipatan daun jati / bertapa sebelum jadi seekor kupu-kupu yang jelita / tak terlihat beningnya air yang gemericik menuju lembah // …//lantas bandingkan dengan sajak “Hutan Kulon Belokan”, yang ditempatkan disebelahnya tapi ditulis lebih dini, 8 Juli 2008. Darinya kita menemukan dua hal. Pertama, tidak terlihat ada perubahan dalam diksi dan pemilihan citra serta simbol dari era kepenyairan yang merentang 24 tahun. HS adalah HS, meski di tahun-tahun terakhir ini ia menulis puisi yang lebih panjang, meski kesulitan membandingkannya karena tak pernah membukukan sajak awalnya.

Kedua, ada kenangan dan citra romantis idealistik masa lalu, yang saat diziarahi itu membuatnya kecewa karena si diri yang mengembara diapresiasi secara tak ramah oleh orang sekampung, saat itu haluan ideologi politiknya tegas PDI, di tengah orang sekampung yang terpaksa Golkar, dan kini (malah) semua keindahan yang romantis idealistik itu sama sekali hilang. Dihancurkan oleh keserakahan dan ketidakpedulian akan kelestarian lingkungan.

Barangkali luka romantistik itu yang memsibedakan HS dengan Martopangrawit, yang romantis mriyayeni, keliling desa untuk menandai serta bercinta dengan perawan kampung. HS cuma ingin pulang, menemukan ketenteraman masa kanak seperti terbayang dalam kenangan, dan menemukan semuanya berubah, diingkari oleh orang sedesanya, dan terutama kerusakan alam sebagai ekses hilangnya kearifan lokal tentang kelestarian alam. Sebagian sajak HS itu menggarisbawahi kerusakan alam, kekinian yang kualitas lingkungannya lebih buruk dari masa lalu, masa kanak-kanak yang dimanjakan dalam kesimelipahan alam. Tapi sekaligus juga trauma kenangan, saat itu dipakai bercermin di masa kini, karena terdedahlah semua referensi romantis (alam) idealistik itu. Semua jadi khazanah diksi yang selalu tampil sebagai simbolika puitik saat mengungkapkan sesuatu dan seseorang.

Seperti yang terlihat dalam serial sajak yang mesipakai judul perempuan, baik yang langsung tersikait dengan alam seperti “Perempuan di Ladang Tebu”, atau yang hanya disipakai sebagai diksi puisi seperti dalam sajak “Perempuan Berkebaya”.

Dan justru dengan referensi puitika itu, dengan kosa simbol itu, sebagai padanan termin kosa kata: ia spontan telah mengsiejawantahkan sajak dengan pola romantis Martopangrawit, terutama dalam mensideskripsikan perjalanan yang sering dilakukan HS dengan bersepeda motor. Perjalanan membuat HS bertemu dengan tempat asing yang belum dikenalnya, menyebabkannya memasuki ruang lain yang ada memberinya sensasi rasa ingin tahu, yang lalu dimaknainya dengan romantisme kenangan di masa kanak sebagai acuan di satu sisi, dan (di sisi lain) luka kenangan masa kanak dicederai kesikinian.

Lihat sajak “Manggarai” ini, Entah berapa kali harus tersungkur / setiap mencoba bangkit dari berbagai kekalah-an / mengapa semuanya tak pernah menyahut / ketika berteriak meminta pertolongan // 1995. Ataupun sajak “Kedunggalar 2″ ini: Jika pulang lagi ke mari / kecuali lagu ratap apakahmasih tersisa /yang dahulu sendiri merenda hari / telah menyusul yang telah lama tiada // 1995.

Lantas bandingkan dengan sajak-sajak perjalanannya berikut ini “Sepanjang Kendal dan Sine”, “Hutan Sunti Begal”, “Telaga Jerudong Park”, “Grand City Hotel”, dan seterusnya. Tangkahan kedua “Bukan Catatan Gasal” merupakan catatan puitik, serangkaian puisi yang masih akan disambungnya lagi tampaknya, dengan obyek yang disianggap ideal dan nyaris kekal, sang istri. Sebuah sisi lain dari romantisme HS, yang dicederai orang lain dan realisasi pencederaan itu dalam bukti kerusakan alam: istri, sigaraning nyawa,soulmate, belahan jiwa. Tidak mengherankan bila kumpulan puisinya itu akan di-launching tepat di hari perkawinan mereka,tepat 26 tahun lalu.***

*) BENI SETIA, pengarang /10 Desember 2011

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Aziz Masyhuri A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.J. Susmana A.S. Laksana Aa Maulana Abdi Purnomo Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wachid B.S. Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Acep Zamzam Noor Ach. Sulaiman Achdiar Redy Setiawan Adhitia Armitrianto Adhitya Ramadhan Adi Marsiela Adi Prasetyo Afrizal Malna Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Buchori Agus M. Irkham Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Wibowo Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Hasan MS Ahmad Ikhwan Susilo Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Rafiq Ahmad Sahal Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Ali Ibnu Anwar Ali Murtadho Alia Swastika Alunk S Tohank Amanda Stevi Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anes Prabu Sadjarwo Anindita S Thayf Aning Ayu Kusuma Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Suparyanto Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Aprinus Salam Ardi Bramantyo Arie MP Tamba Arief Junianto Arif Bagus Prasetyo Aris Setiawan Arman AZ Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran AS Sumbawi Asarpin Asep Dudinov Ar Asep Sambodja Asvi Warman Adam Awalludin GD Mualif Ayung Notonegoro Bagja Hidayat Balada Bale Aksara Balok Sf Bambang Kariyawan Ys Bambang Kempling Bandung Mawardi Baridul Islam Pr Bayu Agustari Adha Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Boni Dwi Pramudyanto Bonnie Triyana Boy Mihaballo Bre Redana Brunel University London Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman Sudjatmiko Bulqia Mas’ud Bung Tomo Burhanuddin Bella Cak Kandar Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chairul Abshar Chamim Kohari Chandra Johan Chavchay Syaifullah Cover Buku Cucuk Espe D. Dudu AR D. Kemalawati D. Zawawi Imron Dadang Kusnandar Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darmanto Jatman David Krisna Alka Deddy Arsya Dedi Muhtadi Dedy Tri Riyadi Deni Andriana Denny JA Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Dewi Rina Cahyani Dian Dian Hartati Dian Sukarno Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Dino Umahuk Djadjat Sudradjat Djoko Pitono Djoko Saryono Dorothea Rosa Herliany Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwi Wiyana Dwicipta E. Syahputra Ebiet G. Ade Eddy Flo Fernando Edi Sembiring Edy Firmansyah Eep Saefulloh Fatah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Ekky Siwabessy Eko Darmoko Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Emil WE Endah Wahyuningsih Endhiq Anang P Erwin Y. Salim Esai Esha Tegar Putra Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fahmi Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faisal Kamandobat Faiz Manshur Fajar Kurnianto Fajar Setiawan Roekminto Fakhrunnas MA Jabbar Farid Gaban Fathan Mubarak Fathurrahman Karyadi Fatkhul Anas Fazar Muhardi Febby Fortinella Rusmoyo Felik K. Nesi Festival Sastra Gresik Fikri. MS Fitri Yani Frans Ekodhanto Frans Sartono Franz Kafka Fredric Jameson Friedrich Nietzsche Fuad Anshori Fuska Sani Evani G30S/PKI Gampang Prawoto Ganug Nugroho Adi Geger Riyanto Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gibb Gilang Abdul Aziz Ging Ginanjar Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunoto Saparie Gusti Eka H.B. Jassin Hadi Napster Hadriani Pudjiarti Halim H.D. Hamdy Salad Han Gagas Handoko Adinugroho Happy Ied Mubarak Hardi Hamzah Harfiyah Widiawati Hari Puisi Indonesia (HPI) Hari Santoso Harie Insani Putra Haris del Hakim Haris Priyatna Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Helmi Y Haska Helwatin Najwa Hendra Sugiantoro Hendri R.H Hendry CH Bangun Henry Ismono Hepi Andi Bastoni Heri KLM Heri Latief Herie Purwanto Herman Rn Heru CN Heru Joni Putra Hudan Hidayat Hudan Nur I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka I Nyoman Tingkat I Tito Sianipar Ibnu Wahyudi Icha Rastika Idha Saraswati Ignas Kleden Ignatius Haryanto Ilenk Rembulan Ilham Q Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Irfan Budiman Ismi Wahid Istiqamatunnisak Iwan Komindo Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iyut FItra Izzatul Jannah J Anto J.S. Badudu Jafar M. Sidik Jamal D Rahman Jamal T. Suryanata Jamil Massa Janual Aidi Januardi Husin Javed Paul Syatha Jefri al Malay JJ Kusni JJ Rizal Jo Batara Surya Jodhi Yudono Johan Khoirul Zaman Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Joss Wibisono Jual Buku Paket Hemat Judyane Koz Jusuf AN Karkono Kasnadi Katrin Bandel Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Ken Rahatmi Khairul Amin Khairul Mufid Jr Khoshshol Fairuz Kirana Kejora Koh Young Hun Komang Ira Puspitaningsih Komunitas Deo Gratias Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kritik Sastra Kurniawan Kurniawan Junaedhie Lan Fang Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lela Siti Nurlaila Lidia Mayangsari Lie Charlie Liestyo Ambarwati Khohar Liza Wahyuninto Lukas Adi Prasetyo Luky Setyarini Lutfi Mardiansyah M Fadjroel Rachman M. Arman A.Z M. Arwan Hamidi M. Faizi M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S M. Mustafied M. Nahdiansyah Abdi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahdi Idris Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Mainteater Bandung Maman S. Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Bo Niok Mario F. Lawi Mark Hanusz Marsudi Fitro Wibowo Martin Aleida Martin Suryajaya Marwanto Maryati Mashuri Matdon Matroni A. el-Moezany Maya Mustika K. Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri Mezra E. Pellondou MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mihar Harahap Mila Novita Misbahus Surur Muhajir Arrosyid Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ali Fakih Muhammad Amin Muhammad Antakusuma Muhammad Iqbal Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Mulyadi J. Amalik Munawir Aziz Murparsaulian Musdalifah Fachri Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W. Hasyim N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Nazaruddin Azhar Nelson Alwi Nenden Lilis A Neni Nureani Ni Putu Rastiti Nirwan Dewanto Nita Zakiyah Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Nur Faizah Nur Syam Nur Wahida Idris Nurani Soyomukti Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurrudien Asyhadie Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Nurur Rokhmah Bintari Nuryana Asmaudi Odi Shalahuddin Oei Hiem Hwie Okky Madasari Okta Adetya Olivia Kristina Sinaga Otto Sukatno CR Oyos Saroso HN Pablo Neruda Pamusuk Eneste Pandu Radea Parakitri Parulian Scott L. Tobing PDS H.B. Jassin Pengantar Buku Kritik Sastra Pepih Nugraha Pesan Al Quran untuk Sastrawan Petrik Matanasi Pipiet Senja Pitoyo Boedi Setiawan Ponorogo Pramoedya Ananta Toer Pringadi Abdi Surya Prof Dr Faisal Ismail MA Prosa Puisi PuJa Puji Santosa Pungkit Wijaya PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Setia Putu Wijaya R. Toto Sugiharto Radhar Panca Dahana Ragil Supriyatno Samid Rahmat Sudirman Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ramadhan Pohan Rameli Agam Ramon Damora Ranang Aji SP Ratih Kumala Ratna Ajeng Tejomukti Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reko Alum Reny Sri Ayu Resensi Revolusi RF. Dhonna Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rosdiansyah Rukardi S Yoga S. Jai S. Satya Dharma S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabiq Carebesth Sabpri Piliang Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifur Rohman Sainul Hermawan Sajak Sal Murgiyanto Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salyaputra Samsudin Adlawi Sandipras Sanggar Pasir Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Saroni Asikin Sartika Dian Nuraini Sastra Sastra Perlawanan Sastri Sunarti Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shafwan Hadi Umry Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Irni Nidya Nurfitri Siti Rutmawati Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad St Sularto Sudarmoko Sulaiman Tripa Sultan Yohana Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Suroto Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suwardi Endraswara Syaiful Amin Syarif Hidayat Santoso Syarifudin Syifa Amori Syifa Aulia Tajuddin Noor Ganie Tantri Pranashinta Tanzil Hernadi Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Th. Sumartana Theo Uheng Koban Uer Theresia Purbandini Thowaf Zuharon Tien Rostini Titian Sandhyati Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Toef Jaeger Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tri Wahono Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus Wijanarko Udin Badruddin Udo Z. Karzi Umar Fauzi Umbu Landu Paranggi Umi Laila Sari Umi Lestari Universitas Indonesia Untung Wahyudi Virdika Rizky Utama Vyan Taswirul Afkar W.S. Rendra Wahyu Prasetya Wahyudi Akmaliah Muhammad Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Adi Tirta Widi Wastuti Wiji Thukul Wisnu Kisawa Wiwik Widayaningtias Y. Thendra BP Yona Primadesi Yosephine Maryati Yosi M Giri Yudhis M. Burhanuddin Yulizar Fadli Yurnaldi Yusri Fajar Yuyuk Sugarman Zainal Arifin Thoha Zaki Zubaidi Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zulkarnain Zubairi