Selasa, 13 Maret 2012

Seksualitas dalam Fiksi Soni

Judul Buku: Empat Dayang Sumbi dan sepuluh cerita lainnya
Penulis : Soni Farid Maulana
Penerbit : Komunitas Sastra Lingkar Selatan – Cetakan 1, 2011
Peresensi : Nazaruddin Azhar *
http://www.kabar-priangan.com/

Soni Farid Maulana, penyair produktif itu kembali menerbitkan buku. Kali ini buku “Empat Dayang Sumbi dan sepuluh cerita lainnya”. Isinya empat cerpen dan “Sepuluh cerita lainnya” dalam judul itu adalah jumlah fiksi mini yang ditulis Soni, yang dalam bahasanya diterangkan sebagai cerpen-puisi mini. Tentu istilah ini terdengar agak memaksa, makanya ijinkan saya menyebut “Sepuluh cerita lainnya” itu dengan istilah fiksi mini saja.

10 fiksi mini SFM dalam buku ini, telah berhasil membawa saya bertualang pada lapisan kisah mengasyikan. SFM menyajikan ceritanya dalam ikatan yang longgar, tidak seperti fiksi mini pada umumnya dalam twitter atau antologi buku lain. Mungkin karena itulah, SFM menyebutnya cerpen-puisi mini. Titik tumpunya ada pada kata “cerpen” yang berarti cerita pendek, tapi punya tipikal yang puitik, yang panjang tulisannya “mini”, bila dibanding dengan ukuran cerpen yang standar. Saya tidak “mencurigai” SFM tengah berusaha membuat tren baru, dengan membikin “fiksi mini yang sedikit lebih panjang”, tapi mungkin ini bisa disebut fiksi mini khas SFM.

Soni tampak dengan lebih leluasa berkisah. Ia tidak tunduk ke dalam definisi fiksi mini yang dianut banyak penulis lain. Dalam “keminian” teks ceritanya, SFM berekspresi dengan lebih bebas. Bumbu dan asesoris puitik ditebarnya dalam takaran yang seringkali agak terasa berlebihan. Misalnya dengan memberi ilustrasi puitik lewat kalimat yang mungkin tak akan kita temukan pada fiksi mini yang benar-benar mini, seperti yang bisa kita temukan dalam twitter. Dalam “Pukulan Telak”, umpamanya, SFM memberi keterangan untuk ekspresi Sang Jantan, setelah Sang Betina bicara bahwa puisi lebih penting dari Sang Jantan yang mungkin loyo di ranjang, bunyinya demikian: …seketika itu paras Sang Jantan murung sudah bagai sepangkas kembang bakung, di malam Jum’at sehurung layung. Rangkaian kalimat ini bahkan bisa jadi fiksi mini tersendiri.

Yang bikin saya tertarik dari fiksi mini SFM ini, adalah semangat SFM meledek perilaku manusia yang lebih banyak dikendalikan oleh dorongan atau hasrat seksualnya. Dalam variasi yang beragam, SFM menyajikan tema seksual sebagai sketsa cerita.

Dalam fiksimini berjudul “Iklan” misalnya, SFM menyajikan karikatur tentang kebiasaan banyak iklan produk, yang tampak selalu mencoba menyasar hasrat seksual konsumen, demi membenamkan imaji produk yang dijual, sebagaimana biasa kita lihat di televisi. Eksploitasi tubuh perempuan dalam iklan diyakini para pengusaha bisa mengendalikan kesadaran massa (konsumen) pada produk yang dicitrakan dalam iklan. SFM menyindir hal itu, dengan mengisahkan sang betina yang mau menjual rumah tapi tak laku-laku, lalu ia mencantumkan tulisan sebagai iklan: dijual rumah ini beserta pemiliknya. Tidak sampai satu hari 1000 orang datang menawar. Maklum, sang betina konon tak kalah cantiknya dengan pembobol bank (Malinda Dee?).

Empat Dayang Sumbi

Tema tentang seksualitas, yang dibalut dalam kisah sepi seorang pria bernama Soni, dan perjumpaannya dengan perempuan Dayang Sumbi, terhidang likat dalam empat cerpen yang saling bertaut, dalam kumpulan “Empat Dayang Sumbi”. Empat cerpen ini bisa dibaca terpisah, masing-masing dalam judul tersendiri, tapi juga bisa disatukan hingga kita bisa menganggapnya sebagai sebuah novelet, atau novel pendek, dengan empat sub judul.

Kisah lengkapnya tentu saja bisa Anda baca dalam bukunya. Saya hanya akan bercerita tentang kesan saya setelah membaca empat cerpen tersebut.

SFM tampaknya meminjam sosok dirinya sendiri untuk beraksi sebagai tokoh fiksinya. Nama tokohnya pun Soni, dan ia adalah wartawan karena diceritakan meliput masalah kriminal (hal. 6), juga penyair (hal. 9), pelatih teater/monolog (hal. 35), penulis novel dan naskah drama (hal. 57). Semua pekerjaan tokoh itu juga dikerjakan SFM, si penulis cerita. Lokasi ceritanya di Bandung, meski untuk beberapa tempat SFM lebih memilih membikin lokasi fiktif.

Cara demikian tampak membuatnya lebih leluasa bertutur. Meski empat cerpen ini ditulis dalam rentang waktu yang panjang (2002 – 2005), tapi benang merah dan mood cerita bisa terjaga.

Kisahnya sekilas terlihat sederhana, yakni pertemuan Soni dengan empat wanita berbeda yang terikat pada imaji tentang sosok Dayang Sumbi. Kesan saya, kisah ini sebenarnya menyimpan potensi menarik, bila SFM menulisnya dalam bentuk novel dengan pendalaman karakter tokoh yang lebih kuat. Terutama karakter Soni sendiri.

Sebagai pembaca, kita diberi gambaran tentang hadirnya perempuan yang hampir semua misterius. Bernama Dayang Sumbi, Tias, Aura, dan kemudian Ning. Empat perempuan itu seakan hadir secara kebetulan, tanpa latar belakang yang membuat kita yakin, bahwa empat perempuan itu “layak” hadir dalam kehidupan Soni. Kita tidak diberi petunjuk yang kuat, mengapa tiba-tiba Soni bertemu Dayang Sumbi di kafe, lalu perempuan itu yang kemudian dipanggil Tias, tiba-tiba bisa hadir di dalam kamar tidurnya dengan misterius, lalu muncul Tias yang maunya dipanggil Aura, serta kemunculan Ning di akhir cerita. Satu sama lain memiliki kesamaan, yakni penampilan yang mirip, aroma parfum sama, yang dipertautkan oleh imaji Soni tentang Dayang Sumbi, termasuk Ning yang mengaku saudaranya Aura, dan mengakhiri kisah dari empat cerpen ini dengan ujung yang dibiarkan misterius, menggantung.

Saya teringat novel “Telegram” karya Putu Wijaya. Latar belakang psikologis yang kuat dalam novel itu membuat kita bisa menerima kehadiran Rosa, tokoh khayalan si pria. Manifestasi dari rasa khawatir, rasa takut, serta krisis kejiwaan yang membuatnya lemah, digambarkan dengan meyakinkan dalam situasi yang dibiarkan baur; apakah ini fakta, atau khayalan?

Soni, dalam fiksi SFM, tidak diberi latar belakang psikologis yang kuat semacam itu, mengapa ia harus bertemu sosok perempuan yang kesemuanya menyaran pada sosok Dayang Sumbi, baik karena pengakuan perempuan itu, atau menurut sangkaan Soni sendiri. Kita mungkin akan lebih percaya bila dalam kisah ini Soni sebagai penyair atau pengarang, sedang terobsesi oleh kisah Dayang Sumbi, misalnya, hingga semua kejadian itu terjalin sebagai manifestasi obsesif sang tokoh. Dan hadirnya Aura yang meninggal karena keguguran setelah berhubungan dengan Soni, akan menjadi fakta menarik, bahwa ternyata perempuan itu memang hadir dalam dunia nyata Soni.

Tokoh Soni hanya diceritakan belum pernah punya pacar sebelum bertemu Dayang Sumbi/Tias/Aura, dan kemudian mengalami peristiwa seksual hingga Aura hamil. Peristiwa hamil dan matinya Aura yang cukup penting dalam kisah ini, karena mampu mengubah kondisi psikologis tokoh Soni hingga merasa biografinya menjadi sehitam aspal jalanan, kehilangan gairah, merasa pengecut, bagai bangkai tikus yang busuk, hanya dikisahkan dalam kilas balik saat Soni bertemu Ning. Potensi kejiwaan tokoh Soni yang berubah drastis ini tidak dipersiapkan dalam pondasi yang kuat sebelum peristiwa kematian Aura itu terjadi, atau sebelum Soni mengaku sebagai bajingan tak berarti.

Lepas dari semua itu, “Empat Dayang Sumbi” memberi tawaran gaya bercerita yang sangat menarik untuk diapresiasi dan ditelaah lebih lanjut.***

Nazaruddin Azhar, Penikmat Sastra /21 Sep 2011

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Aziz Masyhuri A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.J. Susmana A.S. Laksana Aa Maulana Abdi Purnomo Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wachid B.S. Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Acep Zamzam Noor Ach. Sulaiman Achdiar Redy Setiawan Adhitia Armitrianto Adhitya Ramadhan Adi Marsiela Adi Prasetyo Afrizal Malna Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Buchori Agus M. Irkham Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Wibowo Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Hasan MS Ahmad Ikhwan Susilo Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Rafiq Ahmad Sahal Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Ali Ibnu Anwar Ali Murtadho Alia Swastika Alunk S Tohank Amanda Stevi Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anes Prabu Sadjarwo Anindita S Thayf Aning Ayu Kusuma Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Suparyanto Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Aprinus Salam Ardi Bramantyo Arie MP Tamba Arief Junianto Arif Bagus Prasetyo Aris Setiawan Arman AZ Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran AS Sumbawi Asarpin Asep Dudinov Ar Asep Sambodja Asvi Warman Adam Awalludin GD Mualif Ayung Notonegoro Bagja Hidayat Balada Bale Aksara Balok Sf Bambang Kariyawan Ys Bambang Kempling Bandung Mawardi Baridul Islam Pr Bayu Agustari Adha Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Boni Dwi Pramudyanto Bonnie Triyana Boy Mihaballo Bre Redana Brunel University London Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman Sudjatmiko Bulqia Mas’ud Bung Tomo Burhanuddin Bella Cak Kandar Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chairul Abshar Chamim Kohari Chandra Johan Chavchay Syaifullah Cover Buku Cucuk Espe D. Dudu AR D. Kemalawati D. Zawawi Imron Dadang Kusnandar Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darmanto Jatman David Krisna Alka Deddy Arsya Dedi Muhtadi Dedy Tri Riyadi Deni Andriana Denny JA Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Dewi Rina Cahyani Dian Dian Hartati Dian Sukarno Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Dino Umahuk Djadjat Sudradjat Djoko Pitono Djoko Saryono Dorothea Rosa Herliany Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwi Wiyana Dwicipta E. Syahputra Ebiet G. Ade Eddy Flo Fernando Edi Sembiring Edy Firmansyah Eep Saefulloh Fatah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Ekky Siwabessy Eko Darmoko Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Emil WE Endah Wahyuningsih Endhiq Anang P Erwin Y. Salim Esai Esha Tegar Putra Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fahmi Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faisal Kamandobat Faiz Manshur Fajar Kurnianto Fajar Setiawan Roekminto Fakhrunnas MA Jabbar Farid Gaban Fathan Mubarak Fathurrahman Karyadi Fatkhul Anas Fazar Muhardi Febby Fortinella Rusmoyo Felik K. Nesi Festival Sastra Gresik Fikri. MS Fitri Yani Frans Ekodhanto Frans Sartono Franz Kafka Fredric Jameson Friedrich Nietzsche Fuad Anshori Fuska Sani Evani G30S/PKI Gampang Prawoto Ganug Nugroho Adi Geger Riyanto Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gibb Gilang Abdul Aziz Ging Ginanjar Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunoto Saparie Gusti Eka H.B. Jassin Hadi Napster Hadriani Pudjiarti Halim H.D. Hamdy Salad Han Gagas Handoko Adinugroho Happy Ied Mubarak Hardi Hamzah Harfiyah Widiawati Hari Puisi Indonesia (HPI) Hari Santoso Harie Insani Putra Haris del Hakim Haris Priyatna Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Helmi Y Haska Helwatin Najwa Hendra Sugiantoro Hendri R.H Hendry CH Bangun Henry Ismono Hepi Andi Bastoni Heri KLM Heri Latief Herie Purwanto Herman Rn Heru CN Heru Joni Putra Hudan Hidayat Hudan Nur I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka I Nyoman Tingkat I Tito Sianipar Ibnu Wahyudi Icha Rastika Idha Saraswati Ignas Kleden Ignatius Haryanto Ilenk Rembulan Ilham Q Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Irfan Budiman Ismi Wahid Istiqamatunnisak Iwan Komindo Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iyut FItra Izzatul Jannah J Anto J.S. Badudu Jafar M. Sidik Jamal D Rahman Jamal T. Suryanata Jamil Massa Janual Aidi Januardi Husin Javed Paul Syatha Jefri al Malay JJ Kusni JJ Rizal Jo Batara Surya Jodhi Yudono Johan Khoirul Zaman Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Joss Wibisono Jual Buku Paket Hemat Judyane Koz Jusuf AN Karkono Kasnadi Katrin Bandel Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Ken Rahatmi Khairul Amin Khairul Mufid Jr Khoshshol Fairuz Kirana Kejora Koh Young Hun Komang Ira Puspitaningsih Komunitas Deo Gratias Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kritik Sastra Kurniawan Kurniawan Junaedhie Lan Fang Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lela Siti Nurlaila Lidia Mayangsari Lie Charlie Liestyo Ambarwati Khohar Liza Wahyuninto Lukas Adi Prasetyo Luky Setyarini Lutfi Mardiansyah M Fadjroel Rachman M. Arman A.Z M. Arwan Hamidi M. Faizi M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S M. Mustafied M. Nahdiansyah Abdi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahdi Idris Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Mainteater Bandung Maman S. Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Bo Niok Mario F. Lawi Mark Hanusz Marsudi Fitro Wibowo Martin Aleida Martin Suryajaya Marwanto Maryati Mashuri Matdon Matroni A. el-Moezany Maya Mustika K. Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri Mezra E. Pellondou MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mihar Harahap Mila Novita Misbahus Surur Muhajir Arrosyid Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ali Fakih Muhammad Amin Muhammad Antakusuma Muhammad Iqbal Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Mulyadi J. Amalik Munawir Aziz Murparsaulian Musdalifah Fachri Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W. Hasyim N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Nazaruddin Azhar Nelson Alwi Nenden Lilis A Neni Nureani Ni Putu Rastiti Nirwan Dewanto Nita Zakiyah Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Nur Faizah Nur Syam Nur Wahida Idris Nurani Soyomukti Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurrudien Asyhadie Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Nurur Rokhmah Bintari Nuryana Asmaudi Odi Shalahuddin Oei Hiem Hwie Okky Madasari Okta Adetya Olivia Kristina Sinaga Otto Sukatno CR Oyos Saroso HN Pablo Neruda Pamusuk Eneste Pandu Radea Parakitri Parulian Scott L. Tobing PDS H.B. Jassin Pengantar Buku Kritik Sastra Pepih Nugraha Pesan Al Quran untuk Sastrawan Petrik Matanasi Pipiet Senja Pitoyo Boedi Setiawan Ponorogo Pramoedya Ananta Toer Pringadi Abdi Surya Prof Dr Faisal Ismail MA Prosa Puisi PuJa Puji Santosa Pungkit Wijaya PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Setia Putu Wijaya R. Toto Sugiharto Radhar Panca Dahana Ragil Supriyatno Samid Rahmat Sudirman Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ramadhan Pohan Rameli Agam Ramon Damora Ranang Aji SP Ratih Kumala Ratna Ajeng Tejomukti Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reko Alum Reny Sri Ayu Resensi Revolusi RF. Dhonna Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rosdiansyah Rukardi S Yoga S. Jai S. Satya Dharma S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabiq Carebesth Sabpri Piliang Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifur Rohman Sainul Hermawan Sajak Sal Murgiyanto Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salyaputra Samsudin Adlawi Sandipras Sanggar Pasir Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Saroni Asikin Sartika Dian Nuraini Sastra Sastra Perlawanan Sastri Sunarti Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shafwan Hadi Umry Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Irni Nidya Nurfitri Siti Rutmawati Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad St Sularto Sudarmoko Sulaiman Tripa Sultan Yohana Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Suroto Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suwardi Endraswara Syaiful Amin Syarif Hidayat Santoso Syarifudin Syifa Amori Syifa Aulia Tajuddin Noor Ganie Tantri Pranashinta Tanzil Hernadi Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Th. Sumartana Theo Uheng Koban Uer Theresia Purbandini Thowaf Zuharon Tien Rostini Titian Sandhyati Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Toef Jaeger Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tri Wahono Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus Wijanarko Udin Badruddin Udo Z. Karzi Umar Fauzi Umbu Landu Paranggi Umi Laila Sari Umi Lestari Universitas Indonesia Untung Wahyudi Virdika Rizky Utama Vyan Taswirul Afkar W.S. Rendra Wahyu Prasetya Wahyudi Akmaliah Muhammad Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Adi Tirta Widi Wastuti Wiji Thukul Wisnu Kisawa Wiwik Widayaningtias Y. Thendra BP Yona Primadesi Yosephine Maryati Yosi M Giri Yudhis M. Burhanuddin Yulizar Fadli Yurnaldi Yusri Fajar Yuyuk Sugarman Zainal Arifin Thoha Zaki Zubaidi Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zulkarnain Zubairi