Sabtu, 24 Maret 2012

Birokrasi!

Bandung Mawardi
Koran Tempo, 23 Okt 2011

Sejarah Indonesia adalah sejarah tuan dan hamba (patron-client ). Kita bakal menelisik ini dari proses modernisasi awal di Nusantara, agenda transformasi sosial-politik-ekonomi, ketamakan kolonial, dan utopia kemodernan kaum pribumi. Perkebunan, pabrik gula, birokratisasi, percetakan, pendidikan, dan transportasi menjadi prolog modernisasi pada abad XIX. Perubahan-perubahan ini lekas melahirkan dikotomi politik, ekonomi, sosial, dan kultural. Sejarah pun bergerak dalam dikotomi telak: tuan dan hamba.

Lakon tuan dan hamba dalam kekuasaan tradisional di kerajaan-kerajaan lokal di Nusantara telah memberi format dan isian. Legitimasi politik turut ditentukan oleh kekuatan adikodrati dan mengandung sifat ilahiah, raja hadir sebagai representasi dewa. Relasi tuan dan hamba ada dalam kesakralan, kepatuhan hamba adalah mutlak, kesalahan dan pembangkangan bakal dihadapkan pada hukuman politik serta dosa. Raja sebagai tuan mendefinisikan diri dengan sabda-sabda, imperatif politik, dan gelaran simbolis. Raja itu suci, noda dan salah hampir tak bisa dikenakan atas ulah atau kebijakan raja. Tuan dan hamba dalam lakon ini kentara eksploitatif, irasional, dan manipulatif.

Warisan kekuasaan tradisional itu bersentuhan dan mengalami pergumulan intensif dengan strategi politik-kultural kolonial. Modernisasi digulirkan dengan represif, kolonial mendominasi legitimasi politik, transaksi ekonomi menjadi iming-iming kooptasi kekuasaan tradisional. Sartono Kartodirdjo (1999) menilai modernisasi tampil dalam tiga pokok: property (milik), occupation (pekerjaan), dan contract (perjanjian). Semua ini menjadi penyebab keruntuhan kekuasaan tradisional dan kepatuhan terhadap kolonial dalam paket politik-ekonomi modern. Penguasa-penguasa lokal mengalami ketergantungan, pemahaman sebagai tuan dalam konteks tradisional menjadi "penghambaan". Kolonial mengubah relasi tuan-hamba tradisional menjadi format modern, penguasa lokal dimanjakan dengan fasilitas, insentif ekonomi digelontorkan, dan perjanjian politik menjadi ikatan eksploitatif.

Modern

Relasi tuan-hamba juga menemukan format modern dalam pembukaan usaha perkebunan di Sumatra sejak akhir abad XIX. Fragmen sejarah itu melahirkan istilah-istilah baru dalam pola kerja, sistem ekonomi, dan perubahan sosial-kultural. Uang menjadi idaman, kota terbentuk dan membesar, profesi (kerja) terdefinisikan, serta hierarki sosial-kekuasaan dimodernkan. Sejak itu, kisah tuan dan hamba melekat sebagai capaian dari modernisasi di Hindia Belanda. Kisah-kisah itu diadopsi dalam perpolitikan modern sampai hari ini.

W.F. Wertheim (1999) mengakui perubahan fundamental dalam struktur perekonomian di Hindia Belanda terjadi pada awal abad XIX. Pemicu perubahan dipengaruhi oleh penampilan organisator besar: Daendels, Raffles, dan Van den Bosch. Penetrasi ekonomi ala Barat dilakukan demi eksperimen dari orientasi kapitalistik di Hindia Belanda. Pembenaran dari ulah eksploitatif ini adalah pembentukan birokrasi dengan struktur dan sistem terkendalikan. Birokrasi menjadi penopang proyek ekonomi.

Sistem politik modern dan utopia demokrasi memang identik dengan ketertiban dan hierarki. Corak kemodernan ini menghinggapi pola politik Indonesia, yang membuat perpolitikan sebagai ajang ekspresi dan pertarungan modal ekonomi, politik, sosial, atau kultural. Birokrasi dibentuk-dijalankan dengan aksentuasi tuan dan hamba. Sistem politik atau administrasi modern diolah untuk membenarkan arogansi tuan dan kepatuhan hamba.

Birokrasi modern menjadi tameng, kendati perumusan birokrasi pada abad XIX dan XX masih dalam kerapuhan. Martin Albrow (1989) mengidentifikasi bahwa birokrasi di Eropa identik dengan peran dan makna pemberlakuan sistem pemerintah. Profesionalitas adalah kata kunci untuk para pemangku kepentingan. Definisi belum rampung itu diterapkan dalam kolonialisme: birokrasi dihadiahkan kepada negeri jajahan (Hindia Belanda) tanpa modul. Percampuran dengan sistem politik tradisional menjadi pilihan tak terelakkan.

Birokrasi

Kisah birokrasi di Indonesia mewarisi episode sejarah feodal dan kolonial. Relasi tuan dan hamba "mematikan" atau mereduksi profesionalitas dalam menjalankan roda pemerintahan. Ong Hok Ham (1991) mengejek warisan itu menciptakan dilema buruk. Pilihan mengakui ada atau tidak ada birokrasi modern adalah pilihan administrasi teratur dengan kekacauan dan kekanak-kanakan dalam administrasi.

Semua itu kita jadikan sasaran kritik: birokrasi bobrok karena mentalitas orang. Sistem tak menjadi penentu efektivitas dan efisiensi kerja. Birokrasi adalah manifestasi politik tradisional dalam bingkai kemodernan. Relasi tuan dan hamba masih mirip alur tradisional. Pemimpin adalah raja dan pegawai adalah hamba. Kerja kolektif, pengambilan kebijakan, kesadaran otoritas, atau konsekuensi nilai bergantung pada pemimpin. Satire untuk keganjilan ini adalah istilah "asal bapak senang" pada masa rezim Orde Baru.

Kisah romantis-ironis dalam birokrasi itu bisa kita telisik dengan menyingkap akumulasi pamrih pencarian untung. Keith R. Legg (1983) menjelaskan, keromantisan alias persekongkolan dalam birokrasi memberi keuntungan dua pihak: hamba mendapatkan keuntungan materi, pihak tuan menerima keuntungan simbolis. Hamba adalah "lumbung nilai" untuk eksistensi dan legitimasi tuan. Politik balas budi dalam model ini susah diputuskan, ikatan-intim pragmatis bisa menjadi perusak jika diinternalisasi dalam profesionalitas kerja dan penentuan prestasi kinerja birokrasi.

Kisah tuan dan hamba dalam selubung birokrasi modern adalah kisah Indonesia hari ini. Ilustrasi sejarah dan interpretasi makna birokrasi dalam politik modern telah menjelaskan pelbagai kerancuan, cacat, dan kerapuhan. Relasi tuan dan hamba tak bisa ditampik sebagai model penciptaan kepatuhan publik, memaklumkan kesalahan birokrasi, membiarkan eksploitasi politik-ekonomi, dan mengultuskan pemimpin. Jadi, jargon reformasi birokrasi seusai kejatuhan Orde Baru adalah "lagu cengeng" dalam kerumunan manusia pendamba jabatan, uang, dan popularitas.

Dijumput dari: http://www.facebook.com/note.php?note_id=326512754044263

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Aziz Masyhuri A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.J. Susmana A.S. Laksana Aa Maulana Abdi Purnomo Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wachid B.S. Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Acep Zamzam Noor Ach. Sulaiman Achdiar Redy Setiawan Adhitia Armitrianto Adhitya Ramadhan Adi Marsiela Adi Prasetyo Afrizal Malna Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Buchori Agus M. Irkham Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Wibowo Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Hasan MS Ahmad Ikhwan Susilo Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Rafiq Ahmad Sahal Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Ali Ibnu Anwar Ali Murtadho Alia Swastika Alunk S Tohank Amanda Stevi Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anes Prabu Sadjarwo Anindita S Thayf Aning Ayu Kusuma Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Suparyanto Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Aprinus Salam Ardi Bramantyo Arie MP Tamba Arief Junianto Arif Bagus Prasetyo Aris Setiawan Arman AZ Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran AS Sumbawi Asarpin Asep Dudinov Ar Asep Sambodja Asvi Warman Adam Awalludin GD Mualif Ayung Notonegoro Bagja Hidayat Balada Bale Aksara Balok Sf Bambang Kariyawan Ys Bambang Kempling Bandung Mawardi Baridul Islam Pr Bayu Agustari Adha Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Boni Dwi Pramudyanto Bonnie Triyana Boy Mihaballo Bre Redana Brunel University London Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman Sudjatmiko Bulqia Mas’ud Bung Tomo Burhanuddin Bella Cak Kandar Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chairul Abshar Chamim Kohari Chandra Johan Chavchay Syaifullah Cover Buku Cucuk Espe D. Dudu AR D. Kemalawati D. Zawawi Imron Dadang Kusnandar Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darmanto Jatman David Krisna Alka Deddy Arsya Dedi Muhtadi Dedy Tri Riyadi Deni Andriana Denny JA Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Dewi Rina Cahyani Dian Dian Hartati Dian Sukarno Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Dino Umahuk Djadjat Sudradjat Djoko Pitono Djoko Saryono Dorothea Rosa Herliany Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwi Wiyana Dwicipta E. Syahputra Ebiet G. Ade Eddy Flo Fernando Edi Sembiring Edy Firmansyah Eep Saefulloh Fatah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Ekky Siwabessy Eko Darmoko Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Emil WE Endah Wahyuningsih Endhiq Anang P Erwin Y. Salim Esai Esha Tegar Putra Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fahmi Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faisal Kamandobat Faiz Manshur Fajar Kurnianto Fajar Setiawan Roekminto Fakhrunnas MA Jabbar Farid Gaban Fathan Mubarak Fathurrahman Karyadi Fatkhul Anas Fazar Muhardi Febby Fortinella Rusmoyo Felik K. Nesi Festival Sastra Gresik Fikri. MS Fitri Yani Frans Ekodhanto Frans Sartono Franz Kafka Fredric Jameson Friedrich Nietzsche Fuad Anshori Fuska Sani Evani G30S/PKI Gampang Prawoto Ganug Nugroho Adi Geger Riyanto Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gibb Gilang Abdul Aziz Ging Ginanjar Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunoto Saparie Gusti Eka H.B. Jassin Hadi Napster Hadriani Pudjiarti Halim H.D. Hamdy Salad Han Gagas Handoko Adinugroho Happy Ied Mubarak Hardi Hamzah Harfiyah Widiawati Hari Puisi Indonesia (HPI) Hari Santoso Harie Insani Putra Haris del Hakim Haris Priyatna Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Helmi Y Haska Helwatin Najwa Hendra Sugiantoro Hendri R.H Hendry CH Bangun Henry Ismono Hepi Andi Bastoni Heri KLM Heri Latief Herie Purwanto Herman Rn Heru CN Heru Joni Putra Hudan Hidayat Hudan Nur I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka I Nyoman Tingkat I Tito Sianipar Ibnu Wahyudi Icha Rastika Idha Saraswati Ignas Kleden Ignatius Haryanto Ilenk Rembulan Ilham Q Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Irfan Budiman Ismi Wahid Istiqamatunnisak Iwan Komindo Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iyut FItra Izzatul Jannah J Anto J.S. Badudu Jafar M. Sidik Jamal D Rahman Jamal T. Suryanata Jamil Massa Janual Aidi Januardi Husin Javed Paul Syatha Jefri al Malay JJ Kusni JJ Rizal Jo Batara Surya Jodhi Yudono Johan Khoirul Zaman Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Joss Wibisono Jual Buku Paket Hemat Judyane Koz Jusuf AN Karkono Kasnadi Katrin Bandel Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Ken Rahatmi Khairul Amin Khairul Mufid Jr Khoshshol Fairuz Kirana Kejora Koh Young Hun Komang Ira Puspitaningsih Komunitas Deo Gratias Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kritik Sastra Kurniawan Kurniawan Junaedhie Lan Fang Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lela Siti Nurlaila Lidia Mayangsari Lie Charlie Liestyo Ambarwati Khohar Liza Wahyuninto Lukas Adi Prasetyo Luky Setyarini Lutfi Mardiansyah M Fadjroel Rachman M. Arman A.Z M. Arwan Hamidi M. Faizi M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S M. Mustafied M. Nahdiansyah Abdi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahdi Idris Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Mainteater Bandung Maman S. Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Bo Niok Mario F. Lawi Mark Hanusz Marsudi Fitro Wibowo Martin Aleida Martin Suryajaya Marwanto Maryati Mashuri Matdon Matroni A. el-Moezany Maya Mustika K. Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri Mezra E. Pellondou MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mihar Harahap Mila Novita Misbahus Surur Muhajir Arrosyid Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ali Fakih Muhammad Amin Muhammad Antakusuma Muhammad Iqbal Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Mulyadi J. Amalik Munawir Aziz Murparsaulian Musdalifah Fachri Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W. Hasyim N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Nazaruddin Azhar Nelson Alwi Nenden Lilis A Neni Nureani Ni Putu Rastiti Nirwan Dewanto Nita Zakiyah Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Nur Faizah Nur Syam Nur Wahida Idris Nurani Soyomukti Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurrudien Asyhadie Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Nurur Rokhmah Bintari Nuryana Asmaudi Odi Shalahuddin Oei Hiem Hwie Okky Madasari Okta Adetya Olivia Kristina Sinaga Otto Sukatno CR Oyos Saroso HN Pablo Neruda Pamusuk Eneste Pandu Radea Parakitri Parulian Scott L. Tobing PDS H.B. Jassin Pengantar Buku Kritik Sastra Pepih Nugraha Pesan Al Quran untuk Sastrawan Petrik Matanasi Pipiet Senja Pitoyo Boedi Setiawan Ponorogo Pramoedya Ananta Toer Pringadi Abdi Surya Prof Dr Faisal Ismail MA Prosa Puisi PuJa Puji Santosa Pungkit Wijaya PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Setia Putu Wijaya R. Toto Sugiharto Radhar Panca Dahana Ragil Supriyatno Samid Rahmat Sudirman Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ramadhan Pohan Rameli Agam Ramon Damora Ranang Aji SP Ratih Kumala Ratna Ajeng Tejomukti Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reko Alum Reny Sri Ayu Resensi Revolusi RF. Dhonna Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rosdiansyah Rukardi S Yoga S. Jai S. Satya Dharma S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabiq Carebesth Sabpri Piliang Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifur Rohman Sainul Hermawan Sajak Sal Murgiyanto Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salyaputra Samsudin Adlawi Sandipras Sanggar Pasir Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Saroni Asikin Sartika Dian Nuraini Sastra Sastra Perlawanan Sastri Sunarti Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shafwan Hadi Umry Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Irni Nidya Nurfitri Siti Rutmawati Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad St Sularto Sudarmoko Sulaiman Tripa Sultan Yohana Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Suroto Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suwardi Endraswara Syaiful Amin Syarif Hidayat Santoso Syarifudin Syifa Amori Syifa Aulia Tajuddin Noor Ganie Tantri Pranashinta Tanzil Hernadi Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Th. Sumartana Theo Uheng Koban Uer Theresia Purbandini Thowaf Zuharon Tien Rostini Titian Sandhyati Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Toef Jaeger Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tri Wahono Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus Wijanarko Udin Badruddin Udo Z. Karzi Umar Fauzi Umbu Landu Paranggi Umi Laila Sari Umi Lestari Universitas Indonesia Untung Wahyudi Virdika Rizky Utama Vyan Taswirul Afkar W.S. Rendra Wahyu Prasetya Wahyudi Akmaliah Muhammad Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Adi Tirta Widi Wastuti Wiji Thukul Wisnu Kisawa Wiwik Widayaningtias Y. Thendra BP Yona Primadesi Yosephine Maryati Yosi M Giri Yudhis M. Burhanuddin Yulizar Fadli Yurnaldi Yusri Fajar Yuyuk Sugarman Zainal Arifin Thoha Zaki Zubaidi Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zulkarnain Zubairi