Selasa, 11 Oktober 2011

Tradisi Pesantren dalam Sastra Sunda

Rameli Agam
http://regional.kompas.com/

Kedudukan pesantren dalam kehidupan masyarakat Sunda mempunyai posisi yang cukup penting. Pesantren tradisional (salafiyah) telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dan melengkapi keberadaan suatu dusun atau kampung yang tersebar di pelosok Tatar Parahyangan. Sebagai lembaga pendidikan agama (Islam), pesantren sangatlah akrab dengan budaya masyarakat tradisional di Jabar.

Di lingkungan pesantren, ajaran nilai-nilai agama diajarkan dengan penuh kegembiraan. Para santri dilatih melaksanakan ibadah seperti shalat dan puasa dengan cara membiasakan diri sesuai kemampuan. Menghafal rukun iman dan rukun Islam, mengutip ajaran yang bersumber dari kitab kuning, menghafal nama-nama nabi, dan puji-pujian terhadap Nabi Muhammad SAW kerap dilakukan melalui metode kidung nadoman.

Dengan cara seperti itu, tanpa terasa ajaran agama merasuk ke dalam jiwa para santri dan mengalir alamiah. Kisah para nabi dan cerita-cerita lainnya merupakan metode pengajaran di pesantren. Tak sedikit kiai yang memanfaatkan cerita-cerita tersebut sebagai media dakwah. Dari kalangan pesantren telah lahir pula cerita yang bersumber dari budaya lokal. Sekadar menyebut contoh, cerita tentang Si Kabayan Jadi Lebe dan Si Kabayan jeung Santri Kalong. Kisah Si Kabayan itu merupakan cerita yang cukup dikenal dan digemari masyarakat Sunda, termasuk di lingkungan pesantren.

Catatan penelitian Endang Supriatna dalam Jurnal Patanjala BPSNT Bandung (September 2009) mengungkapkan, dalam karya-karya sastra Sunda klasik banyak dijumpai unsur-unsur dakwah yang bersifat langsung. Pesan-pesannya selain bersifat formal, seperti uraian tentang fikih, akhlak, tasawuf, dan sejarah, juga berisi ungkapan simbolis, di antaranya kisah-kisah para wali dan hikayat-hikayat berbau mistis. Dalam karya sastra modern di masa sebelum kemerdekaan, unsur-unsur dakwah disajikan dengan lebih halus dan tersamar. Yang menonjol justru berbagai persoalan keseharian masyarakat Sunda.

Dari sejumlah pengarang Sunda, terdapat beberapa nama kawentar yang kerap mengambil tradisi kehidupan pesantren sebagai inti tema cerita. Mereka di antaranya Moh Amri, Samsoedi, Tjaraka, Ki Umbara, Ahmad Bakri, Rahmatulloh Ading Afandi (RAF), dan Usep Romli HM. Tokoh-tokoh seperti kiai, haji, santri, pemuda kampung, penghulu, lurah, dan dukun merupakan tokoh-tokoh yang umum ditemui dalam karya mereka.

Santai

Ki Umbara yang piawai menggambarkan suasana batin masyarakat Sunda, bersama SA Hikmat, menulis roman Pahlawan-Pahlawan Ti Pasantren. Dia pun banyak menulis cerita saduran dari khazanah pesantren, seperti yang terkumpul dalam Nu Tareuneung dan Hamzah Singa Allah. Kisah-kisah perjuangan mempertahankan tauhid tersaji dalam karya Sempalan Tina Tareh.

Di tangan para pengarang Sunda, tema-tema keagamaan, termasuk penggambaran kultur tradisi kehidupan pesantren, sering ditampilkan secara santai, bahkan terkesan main-main. Ahmad Bakri adalah pengarang Sunda yang sangat digemari, selain produktivitasnya, juga karena keterampilannya dalam melukiskan kahirupan masyarakat kecil dengan begitu hidup, renyah, dan segar. Pengarang yang semasa mudanya pernah tolab elmu di pesantren ini tidak hanya menulis cerita pendek, tetapi juga cerita anak-anak dan beberapa roman atau novelet.

Jumlah karyanya yang telah dibukukan terbilang lumayan banyak. Karyanya yang terkenal di antaranya Payung Butut, Rajapati di Pananjung, Srangenge Surup Manten, Sudagar Batik, Mayit Dina Dahan Jengkol, Jurutulis Malingping, Ki Merebot, Dina Kalangkang Panjara, dan Dukun Lepus. Tema-tema keagamaan, seperti puasa, tarawih, zakat, dan Lebaran, dihidangkan dengan cara perilaku dan jalan pikiran orang kebanyakan.

Umpamanya, bagaimana orang sekampung tidak makan sahur karena pemuda kampung memboikot untuk tidak membangunkan mereka. Juga cerita beduk yang dipindahkan dari masjid ke atas bukit, sebagai protes karena dilarang ngadulag selama bulan puasa.

Dengan caranya yang santai, Ahmad Bakri yang karya-karyanya matak pogot dibacana sejatinya banyak melakukan kritik, misalnya terhadap penyalahgunaan kekuasaan yang dilakukan penghulu atau aparat desa. Kritiknya juga ditujukan kepada kaum menak sombong dan serakah, haji yang merasa benar sendiri, ustaz yang gila hormat, atau lurah yang ucapannya patojaiyah dengan kelakuannya. Kritiknya mengalir santai, tetapi menggelitik dan terkadang dibumbui unsur humor.

Wajah pesantren yang akrab dengan lingkungan sekitarnya tergambar pula dalam Dongeng Enteng ti Pasantren karya RAF. Meski ditulis dalam dekade 1960-an, cerita-cerita seputar pesantren ini memiliki kekuatan tersendiri. RAF bertutur bukan dengan pandangan orang luar, melainkan sebagai orang dalam yang tinggal di pesantren. Detail tentang kehidupan santri dan suasana pesantren terungkap dengan gamblang. Bagi yang pernah mondok di pesantren tradisional, membaca karya RAF tersebut seperti mengurai kembali kenangan lama.

Istilah Arab

Pengarang lain yang juga sering menggarap tradisi pesantren sebagai tema cerita adalah Usep Romli. Karya-karya pengarang pituin Limbangan, Garut, yang telah diterbitkan ini di antaranya Jiad Ajengan, Ceurik Santri, Bentang Pasantren, Dulag Nalaktak, Angin Janari, dan Paguneman jeung Fir’aun. Gambaran kondisi pesantren sederhana yang dikelilingi sawah, kolam, gunung, dan sungai seakan menjadi ikon keberadaan pesantren-pesantren tradisional di Tatar Sunda.

Dengan gayanya yang santai dan juga terkadang serius, Usep Romli sering mengutip dalil-dalil Al Quran dan hadits. Untuk menghidupkan ceritanya, ia kerap memasukkan istilah-istilah bahasa Arab. Maklumlah, selain pengarang, Usep Romli juga dipikawanoh sebagai mubalig dan pembimbing jemaah haji.

Sebagai sebuah subkultur dari kultur-kultur yang ada, posisi pesantren memang unik. Dari satu kesempatan obrolan dengan penyair teureuh Pesantren Cipasung, Tasikmalaya, Acep Zamzam Noor, terungkap bahwa pesantren memiliki sistem kehidupan tersendiri yang dijalankan kiai dengan keterlibatan masyarakat sekitar. Pesantren memiliki pertautan dengan kehidupan masyarakat dan melahirkan hubungan timbal balik.

Ketokohan kiai yang menjadi panutan pun tidak lahir begitu saja, tetapi ikut terlibat dalam pengembangan komunitas sosial masyarakat. Kiai tidak hanya dimintai pendapat tentang hal keagamaan, tetapi juga dalam soal tatanen, kesehatan, kesenian, ekonomi, dan sebagainya. Beragam keunikan, ciri kemandirian, dan kultur pesantren itu telah melahirkan berbagai karya sastra Sunda yang mengisahkan tradisi kehidupan pesantren dan memperkaya khazanah jagat sastra Sunda.

RAMELI AGAM Bergiat di Komunitas Celah Celah Langit, Kota Bandung.

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Aziz Masyhuri A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.J. Susmana A.S. Laksana Aa Maulana Abdi Purnomo Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wachid B.S. Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Acep Zamzam Noor Ach. Sulaiman Achdiar Redy Setiawan Adhitia Armitrianto Adhitya Ramadhan Adi Marsiela Adi Prasetyo Afrizal Malna Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Buchori Agus M. Irkham Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Wibowo Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Hasan MS Ahmad Ikhwan Susilo Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Rafiq Ahmad Sahal Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Ali Ibnu Anwar Ali Murtadho Alia Swastika Alunk S Tohank Amanda Stevi Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anes Prabu Sadjarwo Anindita S Thayf Aning Ayu Kusuma Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Suparyanto Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Aprinus Salam Ardi Bramantyo Arie MP Tamba Arief Junianto Arif Bagus Prasetyo Aris Setiawan Arman AZ Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran AS Sumbawi Asarpin Asep Dudinov Ar Asep Sambodja Asvi Warman Adam Awalludin GD Mualif Ayung Notonegoro Bagja Hidayat Balada Bale Aksara Balok Sf Bambang Kariyawan Ys Bambang Kempling Bandung Mawardi Baridul Islam Pr Bayu Agustari Adha Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Boni Dwi Pramudyanto Bonnie Triyana Boy Mihaballo Bre Redana Brunel University London Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman Sudjatmiko Bulqia Mas’ud Bung Tomo Burhanuddin Bella Cak Kandar Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chairul Abshar Chamim Kohari Chandra Johan Chavchay Syaifullah Cover Buku Cucuk Espe D. Dudu AR D. Kemalawati D. Zawawi Imron Dadang Kusnandar Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darmanto Jatman David Krisna Alka Deddy Arsya Dedi Muhtadi Dedy Tri Riyadi Deni Andriana Denny JA Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Dewi Rina Cahyani Dian Dian Hartati Dian Sukarno Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Dino Umahuk Djadjat Sudradjat Djoko Pitono Djoko Saryono Dorothea Rosa Herliany Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwi Wiyana Dwicipta E. Syahputra Ebiet G. Ade Eddy Flo Fernando Edi Sembiring Edy Firmansyah Eep Saefulloh Fatah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Ekky Siwabessy Eko Darmoko Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Emil WE Endah Wahyuningsih Endhiq Anang P Erwin Y. Salim Esai Esha Tegar Putra Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fahmi Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faisal Kamandobat Faiz Manshur Fajar Kurnianto Fajar Setiawan Roekminto Fakhrunnas MA Jabbar Farid Gaban Fathan Mubarak Fathurrahman Karyadi Fatkhul Anas Fazar Muhardi Febby Fortinella Rusmoyo Felik K. Nesi Festival Sastra Gresik Fikri. MS Fitri Yani Frans Ekodhanto Frans Sartono Franz Kafka Fredric Jameson Friedrich Nietzsche Fuad Anshori Fuska Sani Evani G30S/PKI Gampang Prawoto Ganug Nugroho Adi Geger Riyanto Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gibb Gilang Abdul Aziz Ging Ginanjar Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunoto Saparie Gusti Eka H.B. Jassin Hadi Napster Hadriani Pudjiarti Halim H.D. Hamdy Salad Han Gagas Handoko Adinugroho Happy Ied Mubarak Hardi Hamzah Harfiyah Widiawati Hari Puisi Indonesia (HPI) Hari Santoso Harie Insani Putra Haris del Hakim Haris Priyatna Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Helmi Y Haska Helwatin Najwa Hendra Sugiantoro Hendri R.H Hendry CH Bangun Henry Ismono Hepi Andi Bastoni Heri KLM Heri Latief Herie Purwanto Herman Rn Heru CN Heru Joni Putra Hudan Hidayat Hudan Nur I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka I Nyoman Tingkat I Tito Sianipar Ibnu Wahyudi Icha Rastika Idha Saraswati Ignas Kleden Ignatius Haryanto Ilenk Rembulan Ilham Q Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Irfan Budiman Ismi Wahid Istiqamatunnisak Iwan Komindo Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iyut FItra Izzatul Jannah J Anto J.S. Badudu Jafar M. Sidik Jamal D Rahman Jamal T. Suryanata Jamil Massa Janual Aidi Januardi Husin Javed Paul Syatha Jefri al Malay JJ Kusni JJ Rizal Jo Batara Surya Jodhi Yudono Johan Khoirul Zaman Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Joss Wibisono Jual Buku Paket Hemat Judyane Koz Jusuf AN Karkono Kasnadi Katrin Bandel Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Ken Rahatmi Khairul Amin Khairul Mufid Jr Khoshshol Fairuz Kirana Kejora Koh Young Hun Komang Ira Puspitaningsih Komunitas Deo Gratias Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kritik Sastra Kurniawan Kurniawan Junaedhie Lan Fang Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lela Siti Nurlaila Lidia Mayangsari Lie Charlie Liestyo Ambarwati Khohar Liza Wahyuninto Lukas Adi Prasetyo Luky Setyarini Lutfi Mardiansyah M Fadjroel Rachman M. Arman A.Z M. Arwan Hamidi M. Faizi M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S M. Mustafied M. Nahdiansyah Abdi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahdi Idris Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Mainteater Bandung Maman S. Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Bo Niok Mario F. Lawi Mark Hanusz Marsudi Fitro Wibowo Martin Aleida Martin Suryajaya Marwanto Maryati Mashuri Matdon Matroni A. el-Moezany Maya Mustika K. Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri Mezra E. Pellondou MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mihar Harahap Mila Novita Misbahus Surur Muhajir Arrosyid Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ali Fakih Muhammad Amin Muhammad Antakusuma Muhammad Iqbal Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Mulyadi J. Amalik Munawir Aziz Murparsaulian Musdalifah Fachri Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W. Hasyim N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Nazaruddin Azhar Nelson Alwi Nenden Lilis A Neni Nureani Ni Putu Rastiti Nirwan Dewanto Nita Zakiyah Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Nur Faizah Nur Syam Nur Wahida Idris Nurani Soyomukti Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurrudien Asyhadie Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Nurur Rokhmah Bintari Nuryana Asmaudi Odi Shalahuddin Oei Hiem Hwie Okky Madasari Okta Adetya Olivia Kristina Sinaga Otto Sukatno CR Oyos Saroso HN Pablo Neruda Pamusuk Eneste Pandu Radea Parakitri Parulian Scott L. Tobing PDS H.B. Jassin Pengantar Buku Kritik Sastra Pepih Nugraha Pesan Al Quran untuk Sastrawan Petrik Matanasi Pipiet Senja Pitoyo Boedi Setiawan Ponorogo Pramoedya Ananta Toer Pringadi Abdi Surya Prof Dr Faisal Ismail MA Prosa Puisi PuJa Puji Santosa Pungkit Wijaya PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Setia Putu Wijaya R. Toto Sugiharto Radhar Panca Dahana Ragil Supriyatno Samid Rahmat Sudirman Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ramadhan Pohan Rameli Agam Ramon Damora Ranang Aji SP Ratih Kumala Ratna Ajeng Tejomukti Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reko Alum Reny Sri Ayu Resensi Revolusi RF. Dhonna Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rosdiansyah Rukardi S Yoga S. Jai S. Satya Dharma S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabiq Carebesth Sabpri Piliang Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifur Rohman Sainul Hermawan Sajak Sal Murgiyanto Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salyaputra Samsudin Adlawi Sandipras Sanggar Pasir Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Saroni Asikin Sartika Dian Nuraini Sastra Sastra Perlawanan Sastri Sunarti Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shafwan Hadi Umry Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Irni Nidya Nurfitri Siti Rutmawati Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad St Sularto Sudarmoko Sulaiman Tripa Sultan Yohana Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Suroto Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suwardi Endraswara Syaiful Amin Syarif Hidayat Santoso Syarifudin Syifa Amori Syifa Aulia Tajuddin Noor Ganie Tantri Pranashinta Tanzil Hernadi Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Th. Sumartana Theo Uheng Koban Uer Theresia Purbandini Thowaf Zuharon Tien Rostini Titian Sandhyati Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Toef Jaeger Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tri Wahono Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus Wijanarko Udin Badruddin Udo Z. Karzi Umar Fauzi Umbu Landu Paranggi Umi Laila Sari Umi Lestari Universitas Indonesia Untung Wahyudi Virdika Rizky Utama Vyan Taswirul Afkar W.S. Rendra Wahyu Prasetya Wahyudi Akmaliah Muhammad Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Adi Tirta Widi Wastuti Wiji Thukul Wisnu Kisawa Wiwik Widayaningtias Y. Thendra BP Yona Primadesi Yosephine Maryati Yosi M Giri Yudhis M. Burhanuddin Yulizar Fadli Yurnaldi Yusri Fajar Yuyuk Sugarman Zainal Arifin Thoha Zaki Zubaidi Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zulkarnain Zubairi