Sabtu, 28 Mei 2011

Ketika Sebuah Konde Berkisah

Judul : Konde Penyair Han
Penulis : Hanna Fransisca
Penerbit : KataKita, Depok
Cetakan : 1, April 2010
Tebal : 141 halaman
Peresensi : Karkono S.S.,M.A
http://www.malang-post.com/

Jika kita jeli mencermati kehidupan, terlihat bagaimana kecanggihan teknologi berdampak luar biasa pada semua lini kehidupan. Berkat kecanggihan teknologi, dunia seakan dibuat bergejolak setiap saat. Televisi sebagai contoh sederhana. Dari televisi kita bisa melihat betapa penuh warnanya peristiwa yang terjadi di muka bumi.

Peristiwa yang mengharukan, menggelikan, menyenangkan, menyesakkan dada, sampai yang tidak dapat dipercaya oleh logika semua ada. Banyak peristiwa nyata yang lebih fiktif dari karya fiksi tersaji hampir setiap hari di televisi, peristiwa yang sejatinya luar biasa pada akhirnya menjadi biasa di telinga kita karena kelewat sering terdengar.

Kecanggihan kotak ajaib yang bernama televisi hanya salah satu contoh. Belum lagi kalau kita bicara tentang Hand Phone (HP) dan internet. Melalui piranti HP dan internet yang canggih, banyak kebutuhan hidup manusia tersaji dengan cepat, instan.

Dari fakta tersebut, barangkali akan muncul pertanyaan, “masih tersisakah tempat bagi karya fiksi di jaman sekarang ini?”Banyak orang akan merasa seakan tidak membutuhkan karya fiksi karena yang didengar dan dilihat setiap saat rasanya melebihi fiksi.

Namun, fenomena ini sesungguhnya tantangan tersendiri bagi para penulis karya fiksi di era sekarang. Ada celah lain yang luput ditangkap kecanggihan teknologi yang bisa dimanfaatkan para penulis fiksi. Banyak fakta yang terjadi yang justru sengaja ditutup-tutupi dengan alasan tertentu. Televisi dan media lain terkadang tak cukup lihai menyajikannya di hadapan masyarakat karena beragam kepentingan. Namun, dengan bingkai karya fiksi semua fakta itu bisa saja diungkap dengan leluasa, bahkan lebih jujur.

Salah satu genre karya fiksi adalah puisi. Dan, salah satu kumpulan puisi yang cukup merepresentasikan apa yang sudah diulas di atas adalah pada buku kumpulan puisi Konde Penyair Han (Selanjutnya disingkat KPH) karya Hanna Fransisca (selanjutnya disingkat HF).

Puisi tidak sekadar deretan kata indah atau ‘tidak biasa’ yang berisi curahan hati penulisnya. Melalui puisi, seseorang dapat menuangkan segala resah dan kritik terhadap fenomena yang dihadapi. Melalui KPH, HF mampu merekam segala resah dan ketidaknyamanannya terhadap fenomena kehidupan yang dilaluinya.

Membaca karya-karya HF, kita akan berjumpa dengan fakta-fakta mengejutkan yang barangkali selama ini setengah-setengah saja kita pahami karena bisa jadi media kurang tuntas membahasnya. Dalam titik ini, HF telah berhasil menjadikan puisi sebagai media ‘pemberontakannya’ pada keadaan.

Mampu mengungkap fakta-fakta yang selama ini dianggap tidak ada atau sengaja ditutup-tutupi. Bagaimana liku-liku kehidupannya saat di Singkawang, hingga ‘penderitaannya’ untuk bertahan di Jakarta. Dalam puisi ‘Di Sudut Bibirmu Ada Sebutir Nasi’, HF dengan leluasa bercerita bagaimana perasaannya menjadi kaum minoritas (etnis Tionghoa) di tengah samudera pribumi.

Ini terlihat dalam cuplikan berikut; Satu hal pasti: sejak disapa guru pribumi jadi noni, ia lantas berhenti membaca negeri. (Di bawah puisinya, HF memberi catatan bahwa noni adalah metafora untuk menyebut amoi/perempuan keturunan Tionghoa).
Jika dicermati dari sisi pilihan kata, secara umum kata-kata yang digunakan HF bisa dikatakan berhasil melintasi dua fase pembacaan sekaligus: hermeneutik dan heuristik. Tidak saja indah dan renyah dari rima dan rangkaian kata, tetapi juga terlihat betul bagaimana usaha HF untuk menyiratkan makna yang dalam.

Antara keindahan bahasa dan kedalaman makna berkolaborasi menciptakan sebuah totalitas yang patut diapresiasi. Sebagai contoh dalam puisi yang berjudul ‘Puisi Kupu Kupu’, HF mengawali pusinya seperti ini: Kau pastilah telah tahu, nafas kelabang biru/Merayap dengan kaki seribu, menyatakan rindu/dengan menghisap kekuatanmu. Racikan kata yang penuh metafor dan mempertimbangkan resonansi jika dibaca secara hermeneutik dan meskipun tidak sulit untuk membaca makna di balik kata-kata itu, tetapi kata-kata itu tetap memerlukan pembacaan secara heuristik untuk mendapatkan tafsiran makna yang tersirat.

Hanya, dalam beberapa puisi HF kurang konsisten dengan kepiawaiannya mengolah kata tersebut karena hasrat untuk menumpahkan realita kehidupannya terkadang melebihi kesadarannya untuk memilih kata-kata yang indah, renyah, dan bernas.

Ada juga sedikit hal yang layak dibicarakan, yang ini bisa saja merupakan sebuah kelebihan, tetapi juga bisa sebaliknya: kelemahan yang akan mengurangi kesakralan puisi-puisi tersebut. Dalam beberapa puisi, HF turut melampirkan kata-kata ‘pembantu’ di bawah judulnya. Misalnya, ada Abdurrahman Wahid di bawah pusi ‘Air Mata Tanah Air’, ‘Lilin Negeri, 2’, dan ‘Sang Naga’.

Di beberapa puisi lain, HF juga menyertakan kata-kata ‘pembantu’ tersebut. Barangkali, dengan kata-kata bantuan tersebut, sebagai pembaca kita akan mudah memahami arah pembicaraan puisi, tetapi hal ini bisa juga membatasi ruang gerak interpretasi kita.

Dalam catatan pengantarnya yang dia beri judul ‘Konde dan Rambut Saya yang Jelita’, HF memberi konfirmasi mengapa dia memakai kata konde(bisa diartikan juga sebagai sanggul) untuk memberi judul kumpulan puisi tersebut. Pada paragraf terakhir, HF menulis: Inilah Konde: metafora tentang benda sederhana yang selama ini mampu membuat rambut keindonesiaan kita yang indah permai ini tidak lepas tergerai dan terserai berai.

Sebuah pilihan metafora yang cerdas dan sepanjang pembacaan saya cukup orisinal. Dari konfirmasi ini, tentu kita tahu maksud HF memberi judul kumpulan puisinya KPH. Sebuah ketulusan untuk menciptakan Indonesia yang permai dan mengedepankan kebersamaan di tengah keberagaman.

Buku yang dikemas cukup elagan ini layak kita baca untuk memperkaya khasanah bacaan kita, terutama puisi. Dengan dominasi warna merah menyala, lampion, dan foto HF yang mengenakan busana bangsawan Dinasti Han di Cina, akan terlihat kekentalan warna Tionghoa, dan ini tentu memberi keunikan tersendiri.

Buku ini semakin lengkap karena ditutup dengan sebuah epilog yang ditulis oleh Sapardi Djoko Damono. Dengan kapasitas seorang Sapardi Djoko Damono yang tidak saja praktisi di bidang puisi, tetapi juga akademisi, akan memberikan wawasan kepada kita bagaimana Sapardi Djoko Damono melakukan pembacaan terhadap kumpulan puisi KPH ini. Wallahu’alam.

04 September 2010
*) Karkono S.S.,M.A, Dosen di Jurusan Sastra Indonesia Universitas Negeri Malang (UM) dan Pengajar di LBB Neutron Yogyakarta Cabang Malang.

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Aziz Masyhuri A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.J. Susmana A.S. Laksana Aa Maulana Abdi Purnomo Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wachid B.S. Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Acep Zamzam Noor Ach. Sulaiman Achdiar Redy Setiawan Adhitia Armitrianto Adhitya Ramadhan Adi Marsiela Adi Prasetyo Afrizal Malna Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Buchori Agus M. Irkham Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Wibowo Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Hasan MS Ahmad Ikhwan Susilo Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Rafiq Ahmad Sahal Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Ali Ibnu Anwar Ali Murtadho Alia Swastika Alunk S Tohank Amanda Stevi Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anes Prabu Sadjarwo Anindita S Thayf Aning Ayu Kusuma Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Suparyanto Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Aprinus Salam Ardi Bramantyo Arie MP Tamba Arief Junianto Arif Bagus Prasetyo Aris Setiawan Arman AZ Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran AS Sumbawi Asarpin Asep Dudinov Ar Asep Sambodja Asvi Warman Adam Awalludin GD Mualif Ayung Notonegoro Bagja Hidayat Balada Bale Aksara Balok Sf Bambang Kariyawan Ys Bambang Kempling Bandung Mawardi Baridul Islam Pr Bayu Agustari Adha Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Boni Dwi Pramudyanto Bonnie Triyana Boy Mihaballo Bre Redana Brunel University London Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman Sudjatmiko Bulqia Mas’ud Bung Tomo Burhanuddin Bella Cak Kandar Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chairul Abshar Chamim Kohari Chandra Johan Chavchay Syaifullah Cover Buku Cucuk Espe D. Dudu AR D. Kemalawati D. Zawawi Imron Dadang Kusnandar Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darmanto Jatman David Krisna Alka Deddy Arsya Dedi Muhtadi Dedy Tri Riyadi Deni Andriana Denny JA Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Dewi Rina Cahyani Dian Dian Hartati Dian Sukarno Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Dino Umahuk Djadjat Sudradjat Djoko Pitono Djoko Saryono Dorothea Rosa Herliany Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwi Wiyana Dwicipta E. Syahputra Ebiet G. Ade Eddy Flo Fernando Edi Sembiring Edy Firmansyah Eep Saefulloh Fatah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Ekky Siwabessy Eko Darmoko Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Emil WE Endah Wahyuningsih Endhiq Anang P Erwin Y. Salim Esai Esha Tegar Putra Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fahmi Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faisal Kamandobat Faiz Manshur Fajar Kurnianto Fajar Setiawan Roekminto Fakhrunnas MA Jabbar Farid Gaban Fathan Mubarak Fathurrahman Karyadi Fatkhul Anas Fazar Muhardi Febby Fortinella Rusmoyo Felik K. Nesi Festival Sastra Gresik Fikri. MS Fitri Yani Frans Ekodhanto Frans Sartono Franz Kafka Fredric Jameson Friedrich Nietzsche Fuad Anshori Fuska Sani Evani G30S/PKI Gampang Prawoto Ganug Nugroho Adi Geger Riyanto Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gibb Gilang Abdul Aziz Ging Ginanjar Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunoto Saparie Gusti Eka H.B. Jassin Hadi Napster Hadriani Pudjiarti Halim H.D. Hamdy Salad Han Gagas Handoko Adinugroho Happy Ied Mubarak Hardi Hamzah Harfiyah Widiawati Hari Puisi Indonesia (HPI) Hari Santoso Harie Insani Putra Haris del Hakim Haris Priyatna Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Helmi Y Haska Helwatin Najwa Hendra Sugiantoro Hendri R.H Hendry CH Bangun Henry Ismono Hepi Andi Bastoni Heri KLM Heri Latief Herie Purwanto Herman Rn Heru CN Heru Joni Putra Hudan Hidayat Hudan Nur I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka I Nyoman Tingkat I Tito Sianipar Ibnu Wahyudi Icha Rastika Idha Saraswati Ignas Kleden Ignatius Haryanto Ilenk Rembulan Ilham Q Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Irfan Budiman Ismi Wahid Istiqamatunnisak Iwan Komindo Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iyut FItra Izzatul Jannah J Anto J.S. Badudu Jafar M. Sidik Jamal D Rahman Jamal T. Suryanata Jamil Massa Janual Aidi Januardi Husin Javed Paul Syatha Jefri al Malay JJ Kusni JJ Rizal Jo Batara Surya Jodhi Yudono Johan Khoirul Zaman Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Joss Wibisono Jual Buku Paket Hemat Judyane Koz Jusuf AN Karkono Kasnadi Katrin Bandel Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Ken Rahatmi Khairul Amin Khairul Mufid Jr Khoshshol Fairuz Kirana Kejora Koh Young Hun Komang Ira Puspitaningsih Komunitas Deo Gratias Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kritik Sastra Kurniawan Kurniawan Junaedhie Lan Fang Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lela Siti Nurlaila Lidia Mayangsari Lie Charlie Liestyo Ambarwati Khohar Liza Wahyuninto Lukas Adi Prasetyo Luky Setyarini Lutfi Mardiansyah M Fadjroel Rachman M. Arman A.Z M. Arwan Hamidi M. Faizi M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S M. Mustafied M. Nahdiansyah Abdi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahdi Idris Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Mainteater Bandung Maman S. Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Bo Niok Mario F. Lawi Mark Hanusz Marsudi Fitro Wibowo Martin Aleida Martin Suryajaya Marwanto Maryati Mashuri Matdon Matroni A. el-Moezany Maya Mustika K. Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri Mezra E. Pellondou MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mihar Harahap Mila Novita Misbahus Surur Muhajir Arrosyid Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ali Fakih Muhammad Amin Muhammad Antakusuma Muhammad Iqbal Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Mulyadi J. Amalik Munawir Aziz Murparsaulian Musdalifah Fachri Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W. Hasyim N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Nazaruddin Azhar Nelson Alwi Nenden Lilis A Neni Nureani Ni Putu Rastiti Nirwan Dewanto Nita Zakiyah Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Nur Faizah Nur Syam Nur Wahida Idris Nurani Soyomukti Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurrudien Asyhadie Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Nurur Rokhmah Bintari Nuryana Asmaudi Odi Shalahuddin Oei Hiem Hwie Okky Madasari Okta Adetya Olivia Kristina Sinaga Otto Sukatno CR Oyos Saroso HN Pablo Neruda Pamusuk Eneste Pandu Radea Parakitri Parulian Scott L. Tobing PDS H.B. Jassin Pengantar Buku Kritik Sastra Pepih Nugraha Pesan Al Quran untuk Sastrawan Petrik Matanasi Pipiet Senja Pitoyo Boedi Setiawan Ponorogo Pramoedya Ananta Toer Pringadi Abdi Surya Prof Dr Faisal Ismail MA Prosa Puisi PuJa Puji Santosa Pungkit Wijaya PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Setia Putu Wijaya R. Toto Sugiharto Radhar Panca Dahana Ragil Supriyatno Samid Rahmat Sudirman Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ramadhan Pohan Rameli Agam Ramon Damora Ranang Aji SP Ratih Kumala Ratna Ajeng Tejomukti Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reko Alum Reny Sri Ayu Resensi Revolusi RF. Dhonna Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rosdiansyah Rukardi S Yoga S. Jai S. Satya Dharma S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabiq Carebesth Sabpri Piliang Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifur Rohman Sainul Hermawan Sajak Sal Murgiyanto Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salyaputra Samsudin Adlawi Sandipras Sanggar Pasir Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Saroni Asikin Sartika Dian Nuraini Sastra Sastra Perlawanan Sastri Sunarti Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shafwan Hadi Umry Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Irni Nidya Nurfitri Siti Rutmawati Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad St Sularto Sudarmoko Sulaiman Tripa Sultan Yohana Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Suroto Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suwardi Endraswara Syaiful Amin Syarif Hidayat Santoso Syarifudin Syifa Amori Syifa Aulia Tajuddin Noor Ganie Tantri Pranashinta Tanzil Hernadi Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Th. Sumartana Theo Uheng Koban Uer Theresia Purbandini Thowaf Zuharon Tien Rostini Titian Sandhyati Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Toef Jaeger Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tri Wahono Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus Wijanarko Udin Badruddin Udo Z. Karzi Umar Fauzi Umbu Landu Paranggi Umi Laila Sari Umi Lestari Universitas Indonesia Untung Wahyudi Virdika Rizky Utama Vyan Taswirul Afkar W.S. Rendra Wahyu Prasetya Wahyudi Akmaliah Muhammad Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Adi Tirta Widi Wastuti Wiji Thukul Wisnu Kisawa Wiwik Widayaningtias Y. Thendra BP Yona Primadesi Yosephine Maryati Yosi M Giri Yudhis M. Burhanuddin Yulizar Fadli Yurnaldi Yusri Fajar Yuyuk Sugarman Zainal Arifin Thoha Zaki Zubaidi Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zulkarnain Zubairi