Rabu, 09 Maret 2011

SASTRAWAN PLAGIAT VS SASTRAWAN GILA HORMAT

M. Nahdiansyah Abdi
www.radarbanjarmasin.com/

Dalam jagat kesusastraan, setidaknya ada dua penyakit kronis yang bisa menjangkiti si sastrawan, yaitu plagiat dan gila hormat. Bagi sementara orang, hal ini bisa jadi menjijikkan tapi mungkin juga menggelikan. Ketimbang menghujat dan menghakimi, penulis tertarik untuk mencari tahu apa yang melatarbelakangi seorang sastrawan melakukan tindak plagiat di satu sisi dan di sisi lain, tergila-gila pada penghormatan. Tulisan ini juga merupakan apresiasi terhadap tulisan Mahmud Jauhar Ali di RB, Maret 2009, yang bertajuk Anti Kritik Memadamkan Cahaya Pengetahuan.

Plagiat

Dalam hiruk pikuk dunia sastra, kadang muncul kasus-kasus plagiat. Berbeda dengan kasus pengaruh atau copy master yang mengusung kode etik, kasus plagiat minim, bahkan meniadakan ekspresi pribadi. Yang terbaru, saya temukan di sisipan Kaki Langit majalah Horison edisi Desember 2008. Dua puisi siswa dari sebuah daerah di Kalimantan Selatan mencaplok puisi Gugur karya WS. Rendra dan puisi Kasidah Kemerdekaan karya Eza Thabry Husano. Luasnya belantara sastra memang menyulitkan pelacakan, namun anehnya, perbuatan yang berakibat meruntuhkan integritas itu, selalu saja ketahuan. Terakhir saya dengar kabar, kasus ini sudah diselesaikan dan terhadap siswa yang bersangkutan telah dilakukan pembinaan.

Kebanyakan kasus plagiat dilakukan oleh – meminjam istilah TNG – sastrawan muka baru. Namun tidak menutup kemungkinan terjadi juga pada mereka telah lama berkecimpung dalam dunia sastra, hanya mungkin caranya tidak konyol. Mereka beroperasi di ranah yang berbeda, lintas kultur / negara, sehingga menyulitkan pelacakan. Helvy Tiana Rosa pernah melontarkan pernyataan bahwa ada cerpennya yang dijiplak oleh seorang mahasiswa S2 di Malaysia. Pertanyaannya sekarang, apa yang membuat seseorang berani mengambil risiko melakukan plagiat? Keuntungan apa yang diperoleh? Nilai yang tinggi? Pengakuan? Atau ada penjelasan lain yang bermuara pada struktur kepribadiannya?

Gila Hormat

Penyakit yang satu ini paling banyak diidap oleh – lagi-lagi meminjam istilah TNG – sastrawan muka lama. Ke mana-mana ia selalu berkoar tentang kehebatan diri sendiri. Bila dikritik marah, bila dihargai senang bukan kepalang, bila dicueki memasang tampang masam (merangut). Orang-orang terdekat akan mudah menebak ke mana arah pembicaraannya, tiada lain selain ujung-ujungnya membangga-banggakan diri sendiri. Berkoar tentang prestasi dan jerih payahnya selama ini.

Penghormatan adalah hal yang terjadi secara alami bila kita telah bekerja dengan baik dan sepenuh hati. Namun dalam dunia tulis menulis, penghormatan adalah hal yang absurd. Semacam oase tempat singgah sebentar mengisi kantong minum untuk kemudian melanjutkan kembali perjalanan sunyi. Menyeret kaki di padang gurun teks-teks. Sendirian.

Mereka yang gila hormat, mencari kehormatan seperti anak kecil yang merajuk. Naif. Menggelitik saraf tertawa kita. Namun lama kelamaan menjengkelkan juga.

Gangguan kepribadian narsistik

Saya cenderung menempatkan plagiat dan gila hormat sebagai manifestasi dari gangguan kepribadian narsistik. Kata Narsis sendiri diambil dari nama tokoh mitologi Yunani yang tergila-gila dengan diri sendiri. Dalam pembahasan psikoanalisa, seperti yang diungkapkan James P. Chaplin (1981), narsisisme merupakan satu tingkat awal dalam perkembangan manusiawi yang dicirikan secara khas dengan perhatian yang berlebihan kepada diri sendiri, dan kurang atau tidak ada perhatian pada orang lain. Narsisisme ini bisa terus berlanjut sampai memasuki masa dewasa sebagai satu bentuk fiksasi (kemandegan).

Dalam International Classification of Diseases (ICD-10) yang dikeluarkan oleh WHO tahun 1992, gangguan kepribadian narsistik termasuk dalam other specific personality disorder dengan kode F60.8. Gambaran utamanya: Ketidakmampuan untuk mempertahankan dan mengatur secara memuaskan harga diri, menimbulkan pola berpikir dan perilaku maladaptif, fantasi membesarkan diri, perilaku berhak, eksploitivitas antarpribadi, tidak adanya empati, dan kepekaan berlebihan terhadap kritik. Ciri-ciri pembedanya, kerapuhan harga diri, kepentingan diri yang ditonjolkan, selalu mencari pujian.

Sebagaimana gangguan kepribadian lainnya, pengujian realitasnya utuh. Taraf gangguan dari ringan sampai sedang. Seorang narsis hanya mengalami gangguan fungsi (bukan kesukaran intrapsikis), yang dapat menimbulkan konflik antarpribadi. Ia dapat juga memiliki gejala ansietas dan depresi. Jadi, secara sosial, hubungan yang terjalin dengan penderita narsis adalah hubungan yang dangkal dan bertujuan meningkatkan status dan kepentingannya saja. Ia akan kesukaran mengembangkan usaha kooperatif yang didasarkan pada sifat berbagi dan simpati. Fungsi bahasa bagi mereka, lebih merupakan sarana untuk melepaskan ketegangan dan bukan bermakna murni sebagai komunikasi.

Di seputar rasa iri, kemungkinannya ada dua, ia akan mudah merasa iri dengan keberhasilan orang lain atau ia yakin orang lain merasa iri dengan dirinya. Ciri lain yang mungkin, bisa terlihat dari penampilan yang dilebih-lebihkan, yang menunjukkan penentangan terhadap adat/kebiasaan. Bisa dari pakaian, gaya rambut, atau asesoris lainnya sebagai cara untuk menunjukkan sifat ekshibisionistik dan kemahakuasaan. Cinta pada dirinya bisa menjadi lebih berstruktur hingga menimbulkan dorongan megalomania.

Jika dibiarkan berlarut-larut, akan mendorong timbulnya episode regresif (kemunduran) dengan ketakutan akan hilangnya objek kasih sayang (tanda-tanda paranoid), meskipun regresinya tidak sedalam pasien borderline atau skizofrenia. Lebih celaka lagi jika narsisisme ini menjangkiti suatu komunitas atau masyarakat atau bahkan bangsa, dimana ia beroperasi di wilayah apa yang disebut oleh Carl Jung sebagai wilayah ketidaksadaran kolektif. Terutama jika yang terjangkiti adalah para elitnya, sehingga masyarakat bawah ikut terseret-seret. Maka jadilah masyarakat atau bangsa itu pongah, merasa paling berjasa, merasa paling benar, menutup telinga dari masukan-masukan, anti kritik (memandang kritik sebagai ancaman), menonjolkan kepentingan sendiri secara berlebihan.

Kesimpulan

Plagiat dan kecenderungan yang berlebihan terhadap penghormatan merupakan tanda dari kerapuhan harga diri. Pujianlah yang dicarinya. Kritik dipandangnya sebagai upaya pembunuhan karakter. Maka apapun hubungan yang dijalin akan bersifat ekploitatif dan penuh kecurigaan.Benar-benar situasi yang tidak nyaman dan penuh permusuhan. Berkacalah, jangan-jangan benih narsisisme bercokol dalam diri kita. Ingatlah selalu himbauan Bang Napi dari balik jeruji besi: Waspadalah! Waspadalah!

Supaya cair dan supaya mereka yang terlanjur tersinggung tak jadi marah karena tulisan ini dianggap memukul terlalu telak, maka saya akan mengutip puisi indah dari Penyair asal Batola, Rizhanuddin Rangga:

Telan rapat amarahmu
meski mambigi kadundung
jangan sisakan di kerling mata

Telan rapat amarahmu
biarkan membatu atas dada
redam dalam darah
uapkan keringatmu
bersama kicau pagi
atau kepak ria kupu-kupu

Telah rapat amarahmu
cermini kambang jambu
atas hitam rambutmu

(Kepada Kawan, Oktober 2008)

Banjarmasin, 18 Maret 2009
Sumber: http://dianeling.blogspot.com/2009/03/sastrawan-plagiat-vs-sastrawan-gila.html

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Aziz Masyhuri A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.J. Susmana A.S. Laksana Aa Maulana Abdi Purnomo Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wachid B.S. Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Acep Zamzam Noor Ach. Sulaiman Achdiar Redy Setiawan Adhitia Armitrianto Adhitya Ramadhan Adi Marsiela Adi Prasetyo Afrizal Malna Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Buchori Agus M. Irkham Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Wibowo Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Hasan MS Ahmad Ikhwan Susilo Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Rafiq Ahmad Sahal Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Ali Ibnu Anwar Ali Murtadho Alia Swastika Alunk S Tohank Amanda Stevi Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anes Prabu Sadjarwo Anindita S Thayf Aning Ayu Kusuma Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Suparyanto Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Aprinus Salam Ardi Bramantyo Arie MP Tamba Arief Junianto Arif Bagus Prasetyo Aris Setiawan Arman AZ Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran AS Sumbawi Asarpin Asep Dudinov Ar Asep Sambodja Asvi Warman Adam Awalludin GD Mualif Ayung Notonegoro Bagja Hidayat Balada Bale Aksara Balok Sf Bambang Kariyawan Ys Bambang Kempling Bandung Mawardi Baridul Islam Pr Bayu Agustari Adha Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Boni Dwi Pramudyanto Bonnie Triyana Boy Mihaballo Bre Redana Brunel University London Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman Sudjatmiko Bulqia Mas’ud Bung Tomo Burhanuddin Bella Cak Kandar Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chairul Abshar Chamim Kohari Chandra Johan Chavchay Syaifullah Cover Buku Cucuk Espe D. Dudu AR D. Kemalawati D. Zawawi Imron Dadang Kusnandar Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darmanto Jatman David Krisna Alka Deddy Arsya Dedi Muhtadi Dedy Tri Riyadi Deni Andriana Denny JA Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Dewi Rina Cahyani Dian Dian Hartati Dian Sukarno Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Dino Umahuk Djadjat Sudradjat Djoko Pitono Djoko Saryono Dorothea Rosa Herliany Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwi Wiyana Dwicipta E. Syahputra Ebiet G. Ade Eddy Flo Fernando Edi Sembiring Edy Firmansyah Eep Saefulloh Fatah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Ekky Siwabessy Eko Darmoko Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Emil WE Endah Wahyuningsih Endhiq Anang P Erwin Y. Salim Esai Esha Tegar Putra Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fahmi Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faisal Kamandobat Faiz Manshur Fajar Kurnianto Fajar Setiawan Roekminto Fakhrunnas MA Jabbar Farid Gaban Fathan Mubarak Fathurrahman Karyadi Fatkhul Anas Fazar Muhardi Febby Fortinella Rusmoyo Felik K. Nesi Festival Sastra Gresik Fikri. MS Fitri Yani Frans Ekodhanto Frans Sartono Franz Kafka Fredric Jameson Friedrich Nietzsche Fuad Anshori Fuska Sani Evani G30S/PKI Gampang Prawoto Ganug Nugroho Adi Geger Riyanto Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gibb Gilang Abdul Aziz Ging Ginanjar Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunoto Saparie Gusti Eka H.B. Jassin Hadi Napster Hadriani Pudjiarti Halim H.D. Hamdy Salad Han Gagas Handoko Adinugroho Happy Ied Mubarak Hardi Hamzah Harfiyah Widiawati Hari Puisi Indonesia (HPI) Hari Santoso Harie Insani Putra Haris del Hakim Haris Priyatna Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Helmi Y Haska Helwatin Najwa Hendra Sugiantoro Hendri R.H Hendry CH Bangun Henry Ismono Hepi Andi Bastoni Heri KLM Heri Latief Herie Purwanto Herman Rn Heru CN Heru Joni Putra Hudan Hidayat Hudan Nur I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka I Nyoman Tingkat I Tito Sianipar Ibnu Wahyudi Icha Rastika Idha Saraswati Ignas Kleden Ignatius Haryanto Ilenk Rembulan Ilham Q Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Irfan Budiman Ismi Wahid Istiqamatunnisak Iwan Komindo Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iyut FItra Izzatul Jannah J Anto J.S. Badudu Jafar M. Sidik Jamal D Rahman Jamal T. Suryanata Jamil Massa Janual Aidi Januardi Husin Javed Paul Syatha Jefri al Malay JJ Kusni JJ Rizal Jo Batara Surya Jodhi Yudono Johan Khoirul Zaman Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Joss Wibisono Jual Buku Paket Hemat Judyane Koz Jusuf AN Karkono Kasnadi Katrin Bandel Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Ken Rahatmi Khairul Amin Khairul Mufid Jr Khoshshol Fairuz Kirana Kejora Koh Young Hun Komang Ira Puspitaningsih Komunitas Deo Gratias Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kritik Sastra Kurniawan Kurniawan Junaedhie Lan Fang Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lela Siti Nurlaila Lidia Mayangsari Lie Charlie Liestyo Ambarwati Khohar Liza Wahyuninto Lukas Adi Prasetyo Luky Setyarini Lutfi Mardiansyah M Fadjroel Rachman M. Arman A.Z M. Arwan Hamidi M. Faizi M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S M. Mustafied M. Nahdiansyah Abdi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahdi Idris Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Mainteater Bandung Maman S. Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Bo Niok Mario F. Lawi Mark Hanusz Marsudi Fitro Wibowo Martin Aleida Martin Suryajaya Marwanto Maryati Mashuri Matdon Matroni A. el-Moezany Maya Mustika K. Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri Mezra E. Pellondou MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mihar Harahap Mila Novita Misbahus Surur Muhajir Arrosyid Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ali Fakih Muhammad Amin Muhammad Antakusuma Muhammad Iqbal Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Mulyadi J. Amalik Munawir Aziz Murparsaulian Musdalifah Fachri Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W. Hasyim N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Nazaruddin Azhar Nelson Alwi Nenden Lilis A Neni Nureani Ni Putu Rastiti Nirwan Dewanto Nita Zakiyah Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Nur Faizah Nur Syam Nur Wahida Idris Nurani Soyomukti Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurrudien Asyhadie Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Nurur Rokhmah Bintari Nuryana Asmaudi Odi Shalahuddin Oei Hiem Hwie Okky Madasari Okta Adetya Olivia Kristina Sinaga Otto Sukatno CR Oyos Saroso HN Pablo Neruda Pamusuk Eneste Pandu Radea Parakitri Parulian Scott L. Tobing PDS H.B. Jassin Pengantar Buku Kritik Sastra Pepih Nugraha Pesan Al Quran untuk Sastrawan Petrik Matanasi Pipiet Senja Pitoyo Boedi Setiawan Ponorogo Pramoedya Ananta Toer Pringadi Abdi Surya Prof Dr Faisal Ismail MA Prosa Puisi PuJa Puji Santosa Pungkit Wijaya PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Setia Putu Wijaya R. Toto Sugiharto Radhar Panca Dahana Ragil Supriyatno Samid Rahmat Sudirman Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ramadhan Pohan Rameli Agam Ramon Damora Ranang Aji SP Ratih Kumala Ratna Ajeng Tejomukti Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reko Alum Reny Sri Ayu Resensi Revolusi RF. Dhonna Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rosdiansyah Rukardi S Yoga S. Jai S. Satya Dharma S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabiq Carebesth Sabpri Piliang Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifur Rohman Sainul Hermawan Sajak Sal Murgiyanto Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salyaputra Samsudin Adlawi Sandipras Sanggar Pasir Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Saroni Asikin Sartika Dian Nuraini Sastra Sastra Perlawanan Sastri Sunarti Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shafwan Hadi Umry Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Irni Nidya Nurfitri Siti Rutmawati Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad St Sularto Sudarmoko Sulaiman Tripa Sultan Yohana Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Suroto Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suwardi Endraswara Syaiful Amin Syarif Hidayat Santoso Syarifudin Syifa Amori Syifa Aulia Tajuddin Noor Ganie Tantri Pranashinta Tanzil Hernadi Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Th. Sumartana Theo Uheng Koban Uer Theresia Purbandini Thowaf Zuharon Tien Rostini Titian Sandhyati Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Toef Jaeger Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tri Wahono Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus Wijanarko Udin Badruddin Udo Z. Karzi Umar Fauzi Umbu Landu Paranggi Umi Laila Sari Umi Lestari Universitas Indonesia Untung Wahyudi Virdika Rizky Utama Vyan Taswirul Afkar W.S. Rendra Wahyu Prasetya Wahyudi Akmaliah Muhammad Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Adi Tirta Widi Wastuti Wiji Thukul Wisnu Kisawa Wiwik Widayaningtias Y. Thendra BP Yona Primadesi Yosephine Maryati Yosi M Giri Yudhis M. Burhanuddin Yulizar Fadli Yurnaldi Yusri Fajar Yuyuk Sugarman Zainal Arifin Thoha Zaki Zubaidi Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zulkarnain Zubairi