Jumat, 29 Januari 2010

Tembang Kesetiaan Ilalang

Judul Karya Resensi : “Tembang Kesetiaan Ilalang”
Judul Buku : “Tembang Ilalang”
Penulis : MD. Aminudin
Penerbit : Semesta (Kelompok ProU Media)
Harga : Rp. 52.000,-
Tebal : 509 halaman
Tahun terbit : 2008
Peresensi: Siti Irni Nidya Nurfitri S. Hum.
http://oase.kompas.com/

Tembang Ilalang merupakan novel berlatar belakang sejarah perjuangan bangsa Indonesia, yang mengisahkan tentang perjalanan cinta, Asroel dan Roekmini, yang selama belasan tahun terpisahkan oleh jarak. Perpisahan mereka disebabkan oleh situasi dan kondisi bangsa yang tidak menentu, yang memaksa mereka untuk menjalani jalan terjal kehidupan masing-masing.

Rangkaian kisah ini dimulai pada saat Asroel harus berpisah dari Istrinya, Roekmini, dan Ismail, anaknya, yang baru saja lahir. Asroel tersangkut masalah pelik. Ia terjebak pada fitnah pembunuhan istri dari seorang tangan kanan Belanda. Tentu, hal ini bukanlah suatu kasus sepele, yang segera dapat diredam dengan sekali penjelasan mengenai kronologis peristiwa.

Masa silam Asroel lah, yang membuat kasus ini seolah tidak akan menemui titik terang. Asroel bukanlah seorang kampung biasa, meski kondisinya sama dengan penduduk setempat, yang pada saat itu ditindas secara fisik maupun moral, oleh kaum penjajah. Asroel adalah seorang mantan anggota ’kelompok merah’ yang sangat diandalkan. Namun, bergabung dengan ’kelompok merah’ sudah menjadi bagian dari masa lalunya yang kelam, yang sesegera mungkin ingin dibuang jauh-jauh oleh Asroel. Ideologi yang tidak lagi sejalan, juga pada akhirnya membuat Asroel, berputar arah, dan tidak lagi bekerjasama dengan kelompok ini. Ia keluar bukan tanpa resiko. Ia sadar pelarian dirinya akan membawanya pada sebuah masalah besar yang secara langsung ataupun tidak, akan berdampak besar bagi keselamatan keluarganya, dan otomatis menjadikan mereka ’tumbal’ bagi para antek-antek ’kelompok merah’ ataupun para penjajah. Asroel pun mengetahui, pimpinan ’kelompok merah’ tidak begitu saja merelakan kepergian seorang anggotanya, yang sudah bisa dimasukkan ke dalam kategori anggota terbaik. Ada banyak cara yang ditempuh oleh ’kelompok merah’, untuk seorang ’pengkhianat’ seperti Asroel, diantaranya adalah mencari dan membawanya hidup-hidup untuk bergabung kembali, atau membunuhnya akibat ’pengkhianatan’ yang telah diwujudkannya.
***

Perjalanan selama belasan tahun, terpisah oleh jarak yang sulit diukur, serta ruang tidak mudah untuk ditemui, bukanlah hal yang mudah dihadapi bagi Asroel dan Roekmini untuk menemukan satu akhir yang bahagia.

Banyak aral melintang yang menambah liku-liku perjuangan Asroel dalam petualangannya menemukan Roekmini. Perjuangannya melawan penjajahan pengkhianatan dan penindasan, membuatnya tidak jarang bertemu dengan rasa takut, gamang, terombang-ambing oleh nasib yang tidak menentu, hingga ancaman kematian. Namun, jalan ini ditempuhnya, dengan tegar, berserah diri, dan keyakinan penuh padaNya bahwa kebahagiaan akan ditemui di ujung perjalanannya, demi bertemu kembali dengan keluarganya.

Tidak jarang perasaan rindu di antara keduanya menyeruak, membuat perjalanannya menjadi semakin terasa getir, panjang dan seolah tak berujung. Sehingga menimbulkan kelimbungan dan kegalauan, seperti ilalang yang hanyut terombang-ambing oleh tiupan angin di tengah padang. Mereka hanya mampu berusaha, berdo’a, serta berpasrah pada skenario hidup, yang sudah jauh-jauh hari ditulis oleh Sang penguasa alam semesta, Allah SWT.

Akankah perjalanan panjang untuk pulang akan mereka temukan kembali? Apakah mereka akan berjumpa kembali pada satu akhir yang bahagia? Ataukah tidak akan pernah terbayar kerinduan yang terpendam selama belasan tahun itu? Dan apakah kesetiaan mereka akan sampai pada ujung perjalanannya?
***

Tiga karya sastra berhasil dirangkum oleh MD. Aminudin dalam satu novel bertajuk ”Tembang Ilalang”. Hal yang tidak mudah untuk diwujudkan dan membutuhkan wawasan, serta ketajaman analisa, untuk melahirkan karya semacam ini.

Karya sastra yang mengisahkan sebuah cerita berlatar belakang masa penjajahan Belanda dan Jepang hingga pasca kemerdekaan Indonesia yang penuh dengan perlawanan, ketegangan, ketakutan, kesedihan dan ketertindasan rakyat saat itu, yang mengajak pembaca semakin hanyut dan terlibat dalam suasana heroisme pada masa itu. Kehadiran tokoh-tokoh yang memberi efek religius melalui karakter yang dimiliki, seperti teguh dalam bertauhid serta berprinsip bahwa yang berhak mereka abdikan hanyalah Sang Khalik, meski banyak aral melintang yang harus dihadapi dan tak jarang menimbulkan perlawanan dan membutuhkan bayaran yang tidak hanya sekadar fisik, tetapi juga nyawa, dan mereka menggadaikannya atas satu kata fii sabilillah.

Tak terlewatkan pula, nuansa romantisme klasik yang senantiasa ditawarkan pada alur cerita novel ”Tembang Ilalang”, melalui dialog dan narasi yang dituturkan secara melankolis oleh MD. Aminudin, semakin menenggelamkan pembaca dalam suasana cerita yang ingin disampaikan penulis tentang pengorbanan dan kesetiaan cinta dua insan karena Allah swt. Sehingga mampu memberi nilai lebih pada novel ini, dan membuatnya jauh dari kesan bahwa kisah percintaan pada novel ini hanyalah pemanis ataupun jatuh pada kesimpulan romantisme picisan kepada pembacanya.

Tidak berlebihan, jika novel ini disebut sebagai rangkuman dari tiga karya sastra. Sebab, tidak hanya menawarkan kisah tentang pengorbanan dan kesetiaan cinta antara dua insan. Tetapi juga, sarat akan nilai dan pengetahuan sejarah melalui miniatur perjalanan sejarah bangsa di masa silam dalam melawan tirani dan penjajah, yang coba dipaparkan oleh penulis, sekaligus menawarkan pemahaman keislaman terutama tentang makna tawakal dan ikhlas dalam menerima ujian dan takdir hidup, yang sudah menjadi ketetapanNya. Materi tersebut disampaikan secara ringan, tanpa mengurangi maknanya dan tidak terkesan mendakwahi pembaca.
***

Cara MD. Aminudin dalam memaparkan cerita, tidak membosankan. Potongan-potongan kisah disampaikan dengan caranya yang khas dan lugas. Penulis menyampaikan cerita langsung pada inti persoalan, tanpa pemaparan yang panjang atau bertele-tele, yang membuat pembaca bosan atau harus berpikir rumit untuk menelaah alur berpikir dari si penulis.

Selain khas dan lugas dalam menyampaikan narasi cerita, dari segi isi ataupun maknanya, ada hal lain yang patut untuk dinilai. Tidak jarang MD. Aminudin mendeskripsikan satu tokoh dalam cerita dengan pemaparan yang unik. Misalnya, pada bab ’Mata Satu’. Penulis memunculkan kembali tokoh Darsono (tokoh antagonis), dimana pada bab sebelumnya telah diceritakan bahwa Darsono sudah mati. Pemunculan kembali tokoh ini, dipaparkan dengan ciri-ciri si tokoh, seperti ”DENGAN SEBATANG tongkat di tangan kanannya seorang lelaki melangkah terpincang-pincang…” (halaman 322-324) kemudian rasa penasaran pembaca, dijawab dengan cara berbeda di halaman lain, yang tiba-tiba tokoh lain muncul dengan memangil namanya ”Bung Darsono…?” (halaman 325), hal ini yang memberi kesan dramatis dan membuat pembaca penasaran dan ingin terus mengikuti alur cerita tersebut.

Variasi lain yang menjadi daya tarik novel ini adalah pertama, dari gaya bahasa si penulis, yang mudah dimengerti dan runtut. Penggunaan kata asing dan ejaan lama yang disertakan dalam dialog, semakin menegaskan aksen masa silam dan menarik pembaca ke dalam dimensi waktu dalam kisah ini. Seperti, simplex, onderneeming, opzieener, balasting, dsb.

Kemudian, adanya catatan kaki yang disertakan, dapat menambah pengetahuan dan perbendaharaan kata bagi si pembaca. Namun, kadang kala dalam suatu bab, catatan kaki, lupa disertakan oleh penulis, meskipun sudah ditulis dengan huruf cetak miring, sebagai bentuk penekanan pada istilah tersebut. Sehingga dapat membuat pembaca sedikit kehilangan ’jejak’ dari cerita. Kedua, dari segi tokoh dan karakter yang dimunculkan. Tokoh-tokoh dalam novel ini, secara keseluruhan, ikut berperan aktif membangun tema dan nilai-nilai yang ingin disampaikan kepada pembaca. Seperti tokoh Kyai; Kjai Makoen, Kjai Achmad, dll, tokoh dari ’kelompok merah’; Darsono, Moeso, dll.

Pesan moral yang dapat menjadi bahan perenungan; bahwa islam merupakan agama yang akrab dengan kedamaian, dan islam mengatur seluruh aspek kehidupan umat manusia. Tidak terkecuali, dalam hal pembelaan negara, yang harus menuju pada satu tujuan yaitu fii sabilillah. Serta sebagai hambaNya, kita harus bertawakal dan ikhlas atas segala ketetapanNya, serta yakin bahwa Allah akan senantiasa memberikan jalan terbaik untuk hidup kita, meski terhampar ’onak dan duri’ ditengah perjalanannya.

Semua aspek terangkum dalam novel ini, selain sarat akan pengetahuan sejarah, nilai moral, sosial dan agama. Ada pula hikmah serta pesan moral yang dapat dipetik untuk dijadikan pelajaran hidup, yang pada akhirnya menjadikan novel ini layak untuk dibaca oleh siapa pun, dan dari kalangan manapun. Karena novel ini juga mampu memberikan ”warna” lain bagi dunia sastra islami serta makna lain dari cinta dan perjuangan yang hakiki.

*) Alumnus Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia.

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Aziz Masyhuri A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.J. Susmana A.S. Laksana Aa Maulana Abdi Purnomo Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wachid B.S. Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Acep Zamzam Noor Ach. Sulaiman Achdiar Redy Setiawan Adhitia Armitrianto Adhitya Ramadhan Adi Marsiela Adi Prasetyo Afrizal Malna Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Buchori Agus M. Irkham Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Wibowo Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Hasan MS Ahmad Ikhwan Susilo Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Rafiq Ahmad Sahal Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Ali Ibnu Anwar Ali Murtadho Alia Swastika Alunk S Tohank Amanda Stevi Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anes Prabu Sadjarwo Anindita S Thayf Aning Ayu Kusuma Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Suparyanto Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Aprinus Salam Ardi Bramantyo Arie MP Tamba Arief Junianto Arif Bagus Prasetyo Aris Setiawan Arman AZ Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran AS Sumbawi Asarpin Asep Dudinov Ar Asep Sambodja Asvi Warman Adam Awalludin GD Mualif Ayung Notonegoro Bagja Hidayat Balada Bale Aksara Balok Sf Bambang Kariyawan Ys Bambang Kempling Bandung Mawardi Baridul Islam Pr Bayu Agustari Adha Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Boni Dwi Pramudyanto Bonnie Triyana Boy Mihaballo Bre Redana Brunel University London Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman Sudjatmiko Bulqia Mas’ud Bung Tomo Burhanuddin Bella Cak Kandar Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chairul Abshar Chamim Kohari Chandra Johan Chavchay Syaifullah Cover Buku Cucuk Espe D. Dudu AR D. Kemalawati D. Zawawi Imron Dadang Kusnandar Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darmanto Jatman David Krisna Alka Deddy Arsya Dedi Muhtadi Dedy Tri Riyadi Deni Andriana Denny JA Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Dewi Rina Cahyani Dian Dian Hartati Dian Sukarno Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Dino Umahuk Djadjat Sudradjat Djoko Pitono Djoko Saryono Dorothea Rosa Herliany Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwi Wiyana Dwicipta E. Syahputra Ebiet G. Ade Eddy Flo Fernando Edi Sembiring Edy Firmansyah Eep Saefulloh Fatah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Ekky Siwabessy Eko Darmoko Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Emil WE Endah Wahyuningsih Endhiq Anang P Erwin Y. Salim Esai Esha Tegar Putra Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fahmi Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faisal Kamandobat Faiz Manshur Fajar Kurnianto Fajar Setiawan Roekminto Fakhrunnas MA Jabbar Farid Gaban Fathan Mubarak Fathurrahman Karyadi Fatkhul Anas Fazar Muhardi Febby Fortinella Rusmoyo Felik K. Nesi Festival Sastra Gresik Fikri. MS Fitri Yani Frans Ekodhanto Frans Sartono Franz Kafka Fredric Jameson Friedrich Nietzsche Fuad Anshori Fuska Sani Evani G30S/PKI Gampang Prawoto Ganug Nugroho Adi Geger Riyanto Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gibb Gilang Abdul Aziz Ging Ginanjar Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunoto Saparie Gusti Eka H.B. Jassin Hadi Napster Hadriani Pudjiarti Halim H.D. Hamdy Salad Han Gagas Handoko Adinugroho Happy Ied Mubarak Hardi Hamzah Harfiyah Widiawati Hari Puisi Indonesia (HPI) Hari Santoso Harie Insani Putra Haris del Hakim Haris Priyatna Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Helmi Y Haska Helwatin Najwa Hendra Sugiantoro Hendri R.H Hendry CH Bangun Henry Ismono Hepi Andi Bastoni Heri KLM Heri Latief Herie Purwanto Herman Rn Heru CN Heru Joni Putra Hudan Hidayat Hudan Nur I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka I Nyoman Tingkat I Tito Sianipar Ibnu Wahyudi Icha Rastika Idha Saraswati Ignas Kleden Ignatius Haryanto Ilenk Rembulan Ilham Q Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Irfan Budiman Ismi Wahid Istiqamatunnisak Iwan Komindo Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iyut FItra Izzatul Jannah J Anto J.S. Badudu Jafar M. Sidik Jamal D Rahman Jamal T. Suryanata Jamil Massa Janual Aidi Januardi Husin Javed Paul Syatha Jefri al Malay JJ Kusni JJ Rizal Jo Batara Surya Jodhi Yudono Johan Khoirul Zaman Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Joss Wibisono Jual Buku Paket Hemat Judyane Koz Jusuf AN Karkono Kasnadi Katrin Bandel Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Ken Rahatmi Khairul Amin Khairul Mufid Jr Khoshshol Fairuz Kirana Kejora Koh Young Hun Komang Ira Puspitaningsih Komunitas Deo Gratias Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kritik Sastra Kurniawan Kurniawan Junaedhie Lan Fang Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lela Siti Nurlaila Lidia Mayangsari Lie Charlie Liestyo Ambarwati Khohar Liza Wahyuninto Lukas Adi Prasetyo Luky Setyarini Lutfi Mardiansyah M Fadjroel Rachman M. Arman A.Z M. Arwan Hamidi M. Faizi M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S M. Mustafied M. Nahdiansyah Abdi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahdi Idris Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Mainteater Bandung Maman S. Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Bo Niok Mario F. Lawi Mark Hanusz Marsudi Fitro Wibowo Martin Aleida Martin Suryajaya Marwanto Maryati Mashuri Matdon Matroni A. el-Moezany Maya Mustika K. Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri Mezra E. Pellondou MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mihar Harahap Mila Novita Misbahus Surur Muhajir Arrosyid Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ali Fakih Muhammad Amin Muhammad Antakusuma Muhammad Iqbal Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Mulyadi J. Amalik Munawir Aziz Murparsaulian Musdalifah Fachri Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W. Hasyim N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Nazaruddin Azhar Nelson Alwi Nenden Lilis A Neni Nureani Ni Putu Rastiti Nirwan Dewanto Nita Zakiyah Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Nur Faizah Nur Syam Nur Wahida Idris Nurani Soyomukti Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurrudien Asyhadie Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Nurur Rokhmah Bintari Nuryana Asmaudi Odi Shalahuddin Oei Hiem Hwie Okky Madasari Okta Adetya Olivia Kristina Sinaga Otto Sukatno CR Oyos Saroso HN Pablo Neruda Pamusuk Eneste Pandu Radea Parakitri Parulian Scott L. Tobing PDS H.B. Jassin Pengantar Buku Kritik Sastra Pepih Nugraha Pesan Al Quran untuk Sastrawan Petrik Matanasi Pipiet Senja Pitoyo Boedi Setiawan Ponorogo Pramoedya Ananta Toer Pringadi Abdi Surya Prof Dr Faisal Ismail MA Prosa Puisi PuJa Puji Santosa Pungkit Wijaya PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Setia Putu Wijaya R. Toto Sugiharto Radhar Panca Dahana Ragil Supriyatno Samid Rahmat Sudirman Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ramadhan Pohan Rameli Agam Ramon Damora Ranang Aji SP Ratih Kumala Ratna Ajeng Tejomukti Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reko Alum Reny Sri Ayu Resensi Revolusi RF. Dhonna Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rosdiansyah Rukardi S Yoga S. Jai S. Satya Dharma S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabiq Carebesth Sabpri Piliang Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifur Rohman Sainul Hermawan Sajak Sal Murgiyanto Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salyaputra Samsudin Adlawi Sandipras Sanggar Pasir Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Saroni Asikin Sartika Dian Nuraini Sastra Sastra Perlawanan Sastri Sunarti Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shafwan Hadi Umry Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Irni Nidya Nurfitri Siti Rutmawati Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad St Sularto Sudarmoko Sulaiman Tripa Sultan Yohana Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Suroto Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suwardi Endraswara Syaiful Amin Syarif Hidayat Santoso Syarifudin Syifa Amori Syifa Aulia Tajuddin Noor Ganie Tantri Pranashinta Tanzil Hernadi Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Th. Sumartana Theo Uheng Koban Uer Theresia Purbandini Thowaf Zuharon Tien Rostini Titian Sandhyati Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Toef Jaeger Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tri Wahono Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus Wijanarko Udin Badruddin Udo Z. Karzi Umar Fauzi Umbu Landu Paranggi Umi Laila Sari Umi Lestari Universitas Indonesia Untung Wahyudi Virdika Rizky Utama Vyan Taswirul Afkar W.S. Rendra Wahyu Prasetya Wahyudi Akmaliah Muhammad Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Adi Tirta Widi Wastuti Wiji Thukul Wisnu Kisawa Wiwik Widayaningtias Y. Thendra BP Yona Primadesi Yosephine Maryati Yosi M Giri Yudhis M. Burhanuddin Yulizar Fadli Yurnaldi Yusri Fajar Yuyuk Sugarman Zainal Arifin Thoha Zaki Zubaidi Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zulkarnain Zubairi