Lan Fang
http://www2.kompas.com/
bayangku membusuk setelah dingin
kureguk
dan malam yang semakin mabuk
mencambuk tubuhku
dengan segala ngilu. Wajahku tergores
sebaris kelembutan. Aku tenggelam
seperti sebongkah kesaksian yang
mengiris ingatan
di lorong-lorong pelabuhan. Dan ombak
yang kian jantan datang
dengan kesepian tak tertahan
seribu mambang telah berlayar
membawa bunga-bunga api, seperti
petualang jelatang
menyadap tubuhku yang paling mawar
Cuplikan puisi Pelayaran Bunga karya A Muttaqin itu menjadi cover buku dokumentasi sastra Festival Cak Durasim 2007 yang dihelat dari tanggal 10-17 November 2007 di Taman Budaya Provinsi Jawa Timur. Festival ini merupakan acara tahunan yang pada tahun ini merupakan penyelenggaraan yang ke-8.
Menurut Pribadi Agus Santoso, Kepala Taman Budaya Provinsi Jawa Timur, festival ini merupakan salah satu agenda berkesenian di Jawa Timur dan merupakan sebuah ruang dialog yang diharapkan bisa mengakomodasi kreativitas para seniman. Dari sini diharapkan para seniman bisa saling mengenal, berkolaborasi, dan membangun jaringan. Bukan saja dalam lingkup Jawa Timur, antarprovinsi di Indonesia, tetapi juga dengan luar negeri. Oleh karena itu, seperti tahun-tahun sebelumnya, materi yang disajikan meliputi seni pertunjukan tari, teater, kesenian daerah, wayang, dan sastra.
Sejak enam tahun yang lalu, sebagaimana layaknya sebuah festival yang seharusnya ada pertunjukan yang bisa ditonton, maka kali ini pun sastra juga mempertunjukkan pembacaan puisi dan cerpen. Bedanya pada dua tahun terakhir ini, Taman Budaya Provinsi Jawa Timur juga menambahkan acara diskusi sastra ke dalam agenda penyelenggaraan selain menerbitkan buku antologi cerpen dan puisi.
Pelayaran Bunga, dokumentasi sastra Festival Cak Durasim 2007 yang diterbitkan, kali ini diwakili oleh 10 sastrawan Jawa Timur "terkini" yang dipilih oleh tim seleksi. Buku ini didiskusikan oleh Maman S Mahayana, Djoko Saryono, dengan key note speaker Budi Darma. Sementara dari kalangan penulisnya diwakili oleh tujuh penyair, yaitu A Muttaqin, Didik Wahyudi, Javed Paul Syatha, M Faizi Kaelan, M Fauzi, Puput Amiranti N, dan R Timur Budi Raja; dan tiga prosais, yaitu Imam Muhtarom, Lan Fang—saya sendiri—dan Mashuri.
Pasti sulit untuk mendefinisikan maksud "terkini" itu. Namun, panitia penyelenggara menyepakati istilah "terkini" itu bukan sekadar dari sisi usia mereka yang rata-rata masih muda. Akan tetapi, juga dari pencapaian estetika dan konsistensi berkarya. Diharapkan kesepuluh sastrawan ini bisa dianggap sebagai bagian dari representasi perjalanan sastra di Jawa Timur.
Jauh berbeda
Djoko Saryono, seorang pengamat sastra yang juga dosen pascasarjana Universitas Negeri Malang, mengatakan bahwa karya ke-10 sastrawan itu jauh berbeda bila dibandingkan dengan generasi 1980-an dan 1990-an. Baik dari gaya penyampaian bahasa, estetika, maupun makna. Djoko Saryono mengistilahkan bahwa karya mereka bertiwikrama. Mengungkapkan hal-hal yang sepele dan kecil di dalam bingkai fenomena alam semesta. Diungkai dengan kata-kata liris dan puitis. Yang kemudian membesar dan mendalam dalam pesona dimensi humanis dan spiritual. Jauh dari nada geram dan kalimat yang meledak-ledak, yang kerap dipakai pada puisi-puisi dan cerpen-cerpen sastrawan dari generasi sebelumnya yang banyak berbicara tentang hal-hal besar seperti tema-tema politis dan sosial.
Ia mengambil puisi A Muttaqin Namaku Malam, Puput Amiranti Di Telik, Laut Kembali Berbuih, dan cerpen Sonata, sebagai contoh. Menurut dia, para penulis tersebut banyak mengambil keindahan alam untuk menyampaikan kabar hati. Pilihan kata-kata yang dipakai sangat teduh dan menyentuh. Kalaupun melukiskan lara dan kecewa, tetapi disampaikan dalam bahasa estetika yang jauh dari tekanan bahasa yang ingar-bingar. Bahkan cenderung nyaris tenang, penuh kontemplasi dan menyublim.
Maman S Mahayana menarik sejarah ke dalam perbincangan kritik sastra. Menurutdia, seyogianya kritik sastra tidak sekadar hanya menjembatani teks-teks yang disampaikan pengarang kepada pembaca. Tetapi juga memberikan apresiasi, panduan, keterangan tambahan, dan pengungkapan kekayaan teks yang belum tergali. Seperti yang dilakukan Sutan Takdir Alisjahbana dalam mengulas puisi-puisi yang dikirim ke majalah Pandji Poestaka pada awal 1932.
Menurut Maman, ketersesatan dalam pemahaman atas kritik sastra Indonesia itu setidaknya dipengaruhi oleh lima faktor utama, yaitu kelalaian membaca sejarah, salah memahami dan menerapkan pendekatan struktural, salah memahami hakikat dan tujuan karya sastra, adanya kecenderungan eksklusif dan arogansi dari kaum akademis, juga adanya kesalahpahaman dalam memahami kategori kritik sastra.
Sebagai key note speaker, Budi Darma merangkum keseluruhan diskusi dengan jernih, bening, cerdas, dan menyihir semua peserta diskusi. Ia mengutip pendapat Sapardi Djoko Damono bahwa seorang penyair (prosais) yang baik adalah juga seorang esais yang baik. Bahwa karya sastra hampir bisa dikatakan selalu berbicara tentang "diri sendiri". Maka karya sastra tidak sekadar hanya berpuitis-ria, tetapi juga harus bertutur dengan sistematis dan kedalaman makna seperti selayaknya sebuah esai. Begitu juga sebaliknya. Sebuah paparan makna yang disampaikan secara sistematis juga harus memiliki keindahan puitis untuk memikat pembacanya.
Pelayaran Bunga ternyata bisa dikatakan cukup mendapat respons positif dari masyarakat Surabaya. Pada malam harinya, di halaman Taman Budaya Provinsi Jawa Timur, dibangun sebuah panggung kecil dikelilingi obor dengan sebuah layar lebar di sisi panggung, ke sepuluh sastrawan yang terangkum dalam Pelayaran Bunga tampil membacakan karya-karyanya. Masyarakat yang mengapresiasi cukup banyak walaupun jauh dari kesan hiruk-pikuk.
Karena pada saat yang sama, Surabaya juga mempunyai perhelatan akbar di Tugu Pahlawan dalam rangka memperingati Hari Pahlawan, yakni konser akbar Simfoni untuk Bangsa. Di acara ini tampil sederet artis dan musisi kondang Tanah Air. Mereka adalah Ungu Band, Ari Lasso, Iwa K, Drive Band, Ian Antono, Achmad Albar, Piyu, Butet Kertaredjasa, dan Kua Etnika. Puluhan ribu warga Surabaya tumplek blek di Tugu Pahlawan dan jalan-jalan sekitarnya.
Dua event yang bertabrakan itu tidak terlalu dikhawatirkan dengan serius oleh Pribadi Agus Santoso selaku Kepala Taman Budaya Provinsi Jawa Timur. "Konsumen yang gegap gempita itu berbeda dengan penikmat kata-kata. Masing-masing mempunyai segmen dan diapresiasi sendiri-sendiri di masyarakat," ujarnya. Lagi pula, biasanya Festival Cak Durasim memang diselenggarakan di kisaran bulan Oktober pada setiap tahunnya. Hanya pada tahun ini bergeser ke bulan November karena pada bukan Oktober bersamaan dengan bulan puasa dan hari Lebaran.
Ini senada dengan pernyataan pamungkas Budi Darma di akhir acara diskusi temu sastra pada siang harinya. "Membaca karya sastra bisa disamakan seperti mendengar sebuah komposisi lagu. Lagu yang baik akan meninggalkan gema di hati pendengarnya. Demikian juga dengan karya sastra yang baik akan meninggalkan kesan di hati pembacanya," ujarnya.
Pelayaran Bunga diharapkan bisa lebih banyak berbicara tentang wajah sastra terkini Jawa Timur. Tidak sekadar berlayar terombang-ambing di atas samudra kata-kata belaka. Namun, bisa terus melahirkan karya-karya yang layak diperhitungkan. Karena bukankah semua bunga lahir dari kegelapan bumi yang merindu matahari?
*) Penulis Tinggal di Surabaya.
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
A Rodhi Murtadho
A. Aziz Masyhuri
A. Qorib Hidayatullah
A. Zakky Zulhazmi
A.J. Susmana
A.S. Laksana
Aa Maulana
Abdi Purnomo
Abdul Azis Sukarno
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Hadi W.M.
Abdul Kadir Ibrahim
Abdul Lathief
Abdul Wachid B.S.
Abdurrahman Wahid
Abidah El Khalieqy
Acep Zamzam Noor
Ach. Sulaiman
Achdiar Redy Setiawan
Adhitia Armitrianto
Adhitya Ramadhan
Adi Marsiela
Adi Prasetyo
Afrizal Malna
Ags. Arya Dipayana
Aguk Irawan MN
Agunghima
Agus B. Harianto
Agus Buchori
Agus M. Irkham
Agus Noor
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus Sri Danardana
Agus Sulton
Agus Wibowo
Aguslia Hidayah
Ahda Imran
Ahmad Fatoni
Ahmad Hasan MS
Ahmad Ikhwan Susilo
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Khotim Muzakka
Ahmad Rafiq
Ahmad Sahal
Ahmad Syubbanuddin Alwy
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Sekhu
Akmal Nasery Basral
Alex R. Nainggolan
Ali Ibnu Anwar
Ali Murtadho
Alia Swastika
Alunk S Tohank
Amanda Stevi
Amien Kamil
Amien Wangsitalaja
Anes Prabu Sadjarwo
Anindita S Thayf
Aning Ayu Kusuma
Anjrah Lelono Broto
Anton Kurnia
Anton Suparyanto
Anugrah Gio Pratama
Anung Wendyartaka
Aprinus Salam
Ardi Bramantyo
Arie MP Tamba
Arief Junianto
Arif Bagus Prasetyo
Aris Setiawan
Arman AZ
Arswendo Atmowiloto
Arti Bumi Intaran
AS Sumbawi
Asarpin
Asep Dudinov Ar
Asep Sambodja
Asvi Warman Adam
Awalludin GD Mualif
Ayung Notonegoro
Bagja Hidayat
Balada
Bale Aksara
Balok Sf
Bambang Kariyawan Ys
Bambang Kempling
Bandung Mawardi
Baridul Islam Pr
Bayu Agustari Adha
Beni Setia
Benny Arnas
Benny Benke
Berita
Berita Utama
Bernando J. Sujibto
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Boni Dwi Pramudyanto
Bonnie Triyana
Boy Mihaballo
Bre Redana
Brunel University London
Budi Darma
Budi Hutasuhut
Budi P. Hatees
Budiman Sudjatmiko
Bulqia Mas’ud
Bung Tomo
Burhanuddin Bella
Cak Kandar
Catatan
Cerbung
Cerpen
Chairil Anwar
Chairul Abshar
Chamim Kohari
Chandra Johan
Chavchay Syaifullah
Cover Buku
Cucuk Espe
D. Dudu AR
D. Kemalawati
D. Zawawi Imron
Dadang Kusnandar
Dahono Fitrianto
Dahta Gautama
Damhuri Muhammad
Dami N. Toda
Damiri Mahmud
Danarto
Daniel Paranamesa
Darju Prasetya
Darmanto Jatman
David Krisna Alka
Deddy Arsya
Dedi Muhtadi
Dedy Tri Riyadi
Deni Andriana
Denny JA
Denny Mizhar
Deny Tri Aryanti
Dewi Rina Cahyani
Dian
Dian Hartati
Dian Sukarno
Dina Oktaviani
Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan
Dino Umahuk
Djadjat Sudradjat
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Dorothea Rosa Herliany
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Pranoto
Dwi S. Wibowo
Dwi Wiyana
Dwicipta
E. Syahputra
Ebiet G. Ade
Eddy Flo Fernando
Edi Sembiring
Edy Firmansyah
Eep Saefulloh Fatah
Eka Budianta
Eka Fendri Putra
Eka Kurniawan
Ekky Siwabessy
Eko Darmoko
Elnisya Mahendra
Emha Ainun Nadjib
Emil WE
Endah Wahyuningsih
Endhiq Anang P
Erwin Y. Salim
Esai
Esha Tegar Putra
Evan Ys
Evi Idawati
F Rahardi
Fahmi
Fahrudin Nasrulloh
Faidil Akbar
Faisal Kamandobat
Faiz Manshur
Fajar Kurnianto
Fajar Setiawan Roekminto
Fakhrunnas MA Jabbar
Farid Gaban
Fathan Mubarak
Fathurrahman Karyadi
Fatkhul Anas
Fazar Muhardi
Febby Fortinella Rusmoyo
Felik K. Nesi
Festival Sastra Gresik
Fikri. MS
Fitri Yani
Frans Ekodhanto
Frans Sartono
Franz Kafka
Fredric Jameson
Friedrich Nietzsche
Fuad Anshori
Fuska Sani Evani
G30S/PKI
Gampang Prawoto
Ganug Nugroho Adi
Geger Riyanto
Gerakan Surah Buku (GSB)
Gerson Poyk
Gibb
Gilang Abdul Aziz
Ging Ginanjar
Gita Pratama
Goenawan Mohamad
Grathia Pitaloka
Gugun El-Guyanie
Gunoto Saparie
Gusti Eka
H.B. Jassin
Hadi Napster
Hadriani Pudjiarti
Halim H.D.
Hamdy Salad
Han Gagas
Handoko Adinugroho
Happy Ied Mubarak
Hardi Hamzah
Harfiyah Widiawati
Hari Puisi Indonesia (HPI)
Hari Santoso
Harie Insani Putra
Haris del Hakim
Haris Priyatna
Hary B Kori’un
Hasan Junus
Hasif Amini
Hasnan Bachtiar
Hasta Indriyana
Helmi Y Haska
Helwatin Najwa
Hendra Sugiantoro
Hendri R.H
Hendry CH Bangun
Henry Ismono
Hepi Andi Bastoni
Heri KLM
Heri Latief
Herie Purwanto
Herman Rn
Heru CN
Heru Joni Putra
Hudan Hidayat
Hudan Nur
I Nyoman Darma Putra
I Nyoman Suaka
I Nyoman Tingkat
I Tito Sianipar
Ibnu Wahyudi
Icha Rastika
Idha Saraswati
Ignas Kleden
Ignatius Haryanto
Ilenk Rembulan
Ilham Q Moehiddin
Ilham Yusardi
Imam Muhtarom
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Rosyid
Imron Tohari
Indira Permanasari
Indra Intisa
Indra Tjahyadi
Indra Tranggono
Irfan Budiman
Ismi Wahid
Istiqamatunnisak
Iwan Komindo
Iwan Kurniawan
Iwan Nurdaya Djafar
Iyut FItra
Izzatul Jannah
J Anto
J.S. Badudu
Jafar M. Sidik
Jamal D Rahman
Jamal T. Suryanata
Jamil Massa
Janual Aidi
Januardi Husin
Javed Paul Syatha
Jefri al Malay
JJ Kusni
JJ Rizal
Jo Batara Surya
Jodhi Yudono
Johan Khoirul Zaman
Joko Pinurbo
Joko Sandur
Joni Ariadinata
Joss Wibisono
Jual Buku Paket Hemat
Judyane Koz
Jusuf AN
Karkono
Kasnadi
Katrin Bandel
Kedai Kopi Sastra
Kedung Darma Romansha
Ken Rahatmi
Khairul Amin
Khairul Mufid Jr
Khoshshol Fairuz
Kirana Kejora
Koh Young Hun
Komang Ira Puspitaningsih
Komunitas Deo Gratias
Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan)
Kritik Sastra
Kurniawan
Kurniawan Junaedhie
Lan Fang
Lathifa Akmaliyah
Latief S. Nugraha
Leila S. Chudori
Lela Siti Nurlaila
Lidia Mayangsari
Lie Charlie
Liestyo Ambarwati Khohar
Liza Wahyuninto
Lukas Adi Prasetyo
Luky Setyarini
Lutfi Mardiansyah
M Fadjroel Rachman
M. Arman A.Z
M. Arwan Hamidi
M. Faizi
M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S
M. Mustafied
M. Nahdiansyah Abdi
M. Shoim Anwar
M. Taufan Musonip
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
Mahdi Idris
Mahfud Ikhwan
Mahmud Jauhari Ali
Mahwi Air Tawar
Mainteater Bandung
Maman S. Mahayana
Manneke Budiman
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Maria Bo Niok
Mario F. Lawi
Mark Hanusz
Marsudi Fitro Wibowo
Martin Aleida
Martin Suryajaya
Marwanto
Maryati
Mashuri
Matdon
Matroni A. el-Moezany
Maya Mustika K.
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri
Mezra E. Pellondou
MG. Sungatno
Mh Zaelani Tammaka
Mihar Harahap
Mila Novita
Misbahus Surur
Muhajir Arrosyid
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Ali Fakih
Muhammad Amin
Muhammad Antakusuma
Muhammad Iqbal
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Nanda Fauzan
Muhammad Rain
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muhammadun A.S
Mulyadi J. Amalik
Munawir Aziz
Murparsaulian
Musdalifah Fachri
Musfi Efrizal
Mustafa Ismail
Mustofa W. Hasyim
N. Syamsuddin CH. Haesy
Naskah Teater
Nazaruddin Azhar
Nelson Alwi
Nenden Lilis A
Neni Nureani
Ni Putu Rastiti
Nirwan Dewanto
Nita Zakiyah
Noor H. Dee
Noval Jubbek
Novel
Nur Faizah
Nur Syam
Nur Wahida Idris
Nurani Soyomukti
Nurdin Kalim
Nurel Javissyarqi
Nurrudien Asyhadie
Nurul Anam
Nurul Hadi Koclok
Nurur Rokhmah Bintari
Nuryana Asmaudi
Odi Shalahuddin
Oei Hiem Hwie
Okky Madasari
Okta Adetya
Olivia Kristina Sinaga
Otto Sukatno CR
Oyos Saroso HN
Pablo Neruda
Pamusuk Eneste
Pandu Radea
Parakitri
Parulian Scott L. Tobing
PDS H.B. Jassin
Pengantar Buku Kritik Sastra
Pepih Nugraha
Pesan Al Quran untuk Sastrawan
Petrik Matanasi
Pipiet Senja
Pitoyo Boedi Setiawan
Ponorogo
Pramoedya Ananta Toer
Pringadi Abdi Surya
Prof Dr Faisal Ismail MA
Prosa
Puisi
PuJa
Puji Santosa
Pungkit Wijaya
PUstaka puJAngga
Putri Utami
Putu Setia
Putu Wijaya
R. Toto Sugiharto
Radhar Panca Dahana
Ragil Supriyatno Samid
Rahmat Sudirman
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Ramadhan Batubara
Ramadhan Pohan
Rameli Agam
Ramon Damora
Ranang Aji SP
Ratih Kumala
Ratna Ajeng Tejomukti
Ratu Selvi Agnesia
Raudal Tanjung Banua
Reko Alum
Reny Sri Ayu
Resensi
Revolusi
RF. Dhonna
Riadi Ngasiran
Ribut Wijoto
Rinto Andriono
Riris K. Toha-Sarumpaet
Risang Anom Pujayanto
Robin Dos Santos Soares
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Rosdiansyah
Rukardi
S Yoga
S. Jai
S. Satya Dharma
S.I. Poeradisastra
S.W. Teofani
Sabiq Carebesth
Sabpri Piliang
Sabrank Suparno
Sahaya Santayana
Saifur Rohman
Sainul Hermawan
Sajak
Sal Murgiyanto
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Salyaputra
Samsudin Adlawi
Sandipras
Sanggar Pasir
Sapardi Djoko Damono
Sarabunis Mubarok
Saroni Asikin
Sartika Dian Nuraini
Sastra
Sastra Perlawanan
Sastri Sunarti
Satmoko Budi Santoso
Saut Situmorang
Sejarah
Sekolah Literasi Gratis (SLG)
Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Sergi Sutanto
Shafwan Hadi Umry
Shiny.ane el’poesya
Sholihul Huda
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sita Planasari A
Siti Irni Nidya Nurfitri
Siti Rutmawati
Siti Sa’adah
Sitok Srengenge
Siwi Dwi Saputro
Sjifa Amori
Sofian Dwi
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sosiawan Leak
Sri Wintala Achmad
St Sularto
Sudarmoko
Sulaiman Tripa
Sultan Yohana
Suminto A. Sayuti
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Sunudyantoro
Suroto
Surya Lesmana
Suryanto Sastroatmodjo
Susianna
Sutan Takdir Alisjahbana
Sutardi
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Suwardi Endraswara
Syaiful Amin
Syarif Hidayat Santoso
Syarifudin
Syifa Amori
Syifa Aulia
Tajuddin Noor Ganie
Tantri Pranashinta
Tanzil Hernadi
Taufik Ikram Jamil
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Winarsho AS
Tengsoe Tjahjono
Th. Sumartana
Theo Uheng Koban Uer
Theresia Purbandini
Thowaf Zuharon
Tien Rostini
Titian Sandhyati
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
Tjoet Nyak Dhien
Toef Jaeger
Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan
Tri Wahono
Triyanto Triwikromo
Tu-ngang Iskandar
Tulus Wijanarko
Udin Badruddin
Udo Z. Karzi
Umar Fauzi
Umbu Landu Paranggi
Umi Laila Sari
Umi Lestari
Universitas Indonesia
Untung Wahyudi
Virdika Rizky Utama
Vyan Taswirul Afkar
W.S. Rendra
Wahyu Prasetya
Wahyudi Akmaliah Muhammad
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Welly Adi Tirta
Widi Wastuti
Wiji Thukul
Wisnu Kisawa
Wiwik Widayaningtias
Y. Thendra BP
Yona Primadesi
Yosephine Maryati
Yosi M Giri
Yudhis M. Burhanuddin
Yulizar Fadli
Yurnaldi
Yusri Fajar
Yuyuk Sugarman
Zainal Arifin Thoha
Zaki Zubaidi
Zamakhsyari Abrar
Zawawi Se
Zehan Zareez
Zulkarnain Zubairi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar