Rabu, 11 Maret 2009

Lebih Mendalam dan Humanis

Lan Fang
http://www2.kompas.com/

bayangku membusuk setelah dingin
kureguk
dan malam yang semakin mabuk
mencambuk tubuhku
dengan segala ngilu. Wajahku tergores
sebaris kelembutan. Aku tenggelam
seperti sebongkah kesaksian yang
mengiris ingatan
di lorong-lorong pelabuhan. Dan ombak
yang kian jantan datang
dengan kesepian tak tertahan
seribu mambang telah berlayar
membawa bunga-bunga api, seperti
petualang jelatang
menyadap tubuhku yang paling mawar

Cuplikan puisi Pelayaran Bunga karya A Muttaqin itu menjadi cover buku dokumentasi sastra Festival Cak Durasim 2007 yang dihelat dari tanggal 10-17 November 2007 di Taman Budaya Provinsi Jawa Timur. Festival ini merupakan acara tahunan yang pada tahun ini merupakan penyelenggaraan yang ke-8.

Menurut Pribadi Agus Santoso, Kepala Taman Budaya Provinsi Jawa Timur, festival ini merupakan salah satu agenda berkesenian di Jawa Timur dan merupakan sebuah ruang dialog yang diharapkan bisa mengakomodasi kreativitas para seniman. Dari sini diharapkan para seniman bisa saling mengenal, berkolaborasi, dan membangun jaringan. Bukan saja dalam lingkup Jawa Timur, antarprovinsi di Indonesia, tetapi juga dengan luar negeri. Oleh karena itu, seperti tahun-tahun sebelumnya, materi yang disajikan meliputi seni pertunjukan tari, teater, kesenian daerah, wayang, dan sastra.

Sejak enam tahun yang lalu, sebagaimana layaknya sebuah festival yang seharusnya ada pertunjukan yang bisa ditonton, maka kali ini pun sastra juga mempertunjukkan pembacaan puisi dan cerpen. Bedanya pada dua tahun terakhir ini, Taman Budaya Provinsi Jawa Timur juga menambahkan acara diskusi sastra ke dalam agenda penyelenggaraan selain menerbitkan buku antologi cerpen dan puisi.

Pelayaran Bunga, dokumentasi sastra Festival Cak Durasim 2007 yang diterbitkan, kali ini diwakili oleh 10 sastrawan Jawa Timur "terkini" yang dipilih oleh tim seleksi. Buku ini didiskusikan oleh Maman S Mahayana, Djoko Saryono, dengan key note speaker Budi Darma. Sementara dari kalangan penulisnya diwakili oleh tujuh penyair, yaitu A Muttaqin, Didik Wahyudi, Javed Paul Syatha, M Faizi Kaelan, M Fauzi, Puput Amiranti N, dan R Timur Budi Raja; dan tiga prosais, yaitu Imam Muhtarom, Lan Fang—saya sendiri—dan Mashuri.

Pasti sulit untuk mendefinisikan maksud "terkini" itu. Namun, panitia penyelenggara menyepakati istilah "terkini" itu bukan sekadar dari sisi usia mereka yang rata-rata masih muda. Akan tetapi, juga dari pencapaian estetika dan konsistensi berkarya. Diharapkan kesepuluh sastrawan ini bisa dianggap sebagai bagian dari representasi perjalanan sastra di Jawa Timur.

Jauh berbeda

Djoko Saryono, seorang pengamat sastra yang juga dosen pascasarjana Universitas Negeri Malang, mengatakan bahwa karya ke-10 sastrawan itu jauh berbeda bila dibandingkan dengan generasi 1980-an dan 1990-an. Baik dari gaya penyampaian bahasa, estetika, maupun makna. Djoko Saryono mengistilahkan bahwa karya mereka bertiwikrama. Mengungkapkan hal-hal yang sepele dan kecil di dalam bingkai fenomena alam semesta. Diungkai dengan kata-kata liris dan puitis. Yang kemudian membesar dan mendalam dalam pesona dimensi humanis dan spiritual. Jauh dari nada geram dan kalimat yang meledak-ledak, yang kerap dipakai pada puisi-puisi dan cerpen-cerpen sastrawan dari generasi sebelumnya yang banyak berbicara tentang hal-hal besar seperti tema-tema politis dan sosial.

Ia mengambil puisi A Muttaqin Namaku Malam, Puput Amiranti Di Telik, Laut Kembali Berbuih, dan cerpen Sonata, sebagai contoh. Menurut dia, para penulis tersebut banyak mengambil keindahan alam untuk menyampaikan kabar hati. Pilihan kata-kata yang dipakai sangat teduh dan menyentuh. Kalaupun melukiskan lara dan kecewa, tetapi disampaikan dalam bahasa estetika yang jauh dari tekanan bahasa yang ingar-bingar. Bahkan cenderung nyaris tenang, penuh kontemplasi dan menyublim.

Maman S Mahayana menarik sejarah ke dalam perbincangan kritik sastra. Menurutdia, seyogianya kritik sastra tidak sekadar hanya menjembatani teks-teks yang disampaikan pengarang kepada pembaca. Tetapi juga memberikan apresiasi, panduan, keterangan tambahan, dan pengungkapan kekayaan teks yang belum tergali. Seperti yang dilakukan Sutan Takdir Alisjahbana dalam mengulas puisi-puisi yang dikirim ke majalah Pandji Poestaka pada awal 1932.

Menurut Maman, ketersesatan dalam pemahaman atas kritik sastra Indonesia itu setidaknya dipengaruhi oleh lima faktor utama, yaitu kelalaian membaca sejarah, salah memahami dan menerapkan pendekatan struktural, salah memahami hakikat dan tujuan karya sastra, adanya kecenderungan eksklusif dan arogansi dari kaum akademis, juga adanya kesalahpahaman dalam memahami kategori kritik sastra.

Sebagai key note speaker, Budi Darma merangkum keseluruhan diskusi dengan jernih, bening, cerdas, dan menyihir semua peserta diskusi. Ia mengutip pendapat Sapardi Djoko Damono bahwa seorang penyair (prosais) yang baik adalah juga seorang esais yang baik. Bahwa karya sastra hampir bisa dikatakan selalu berbicara tentang "diri sendiri". Maka karya sastra tidak sekadar hanya berpuitis-ria, tetapi juga harus bertutur dengan sistematis dan kedalaman makna seperti selayaknya sebuah esai. Begitu juga sebaliknya. Sebuah paparan makna yang disampaikan secara sistematis juga harus memiliki keindahan puitis untuk memikat pembacanya.

Pelayaran Bunga ternyata bisa dikatakan cukup mendapat respons positif dari masyarakat Surabaya. Pada malam harinya, di halaman Taman Budaya Provinsi Jawa Timur, dibangun sebuah panggung kecil dikelilingi obor dengan sebuah layar lebar di sisi panggung, ke sepuluh sastrawan yang terangkum dalam Pelayaran Bunga tampil membacakan karya-karyanya. Masyarakat yang mengapresiasi cukup banyak walaupun jauh dari kesan hiruk-pikuk.

Karena pada saat yang sama, Surabaya juga mempunyai perhelatan akbar di Tugu Pahlawan dalam rangka memperingati Hari Pahlawan, yakni konser akbar Simfoni untuk Bangsa. Di acara ini tampil sederet artis dan musisi kondang Tanah Air. Mereka adalah Ungu Band, Ari Lasso, Iwa K, Drive Band, Ian Antono, Achmad Albar, Piyu, Butet Kertaredjasa, dan Kua Etnika. Puluhan ribu warga Surabaya tumplek blek di Tugu Pahlawan dan jalan-jalan sekitarnya.

Dua event yang bertabrakan itu tidak terlalu dikhawatirkan dengan serius oleh Pribadi Agus Santoso selaku Kepala Taman Budaya Provinsi Jawa Timur. "Konsumen yang gegap gempita itu berbeda dengan penikmat kata-kata. Masing-masing mempunyai segmen dan diapresiasi sendiri-sendiri di masyarakat," ujarnya. Lagi pula, biasanya Festival Cak Durasim memang diselenggarakan di kisaran bulan Oktober pada setiap tahunnya. Hanya pada tahun ini bergeser ke bulan November karena pada bukan Oktober bersamaan dengan bulan puasa dan hari Lebaran.

Ini senada dengan pernyataan pamungkas Budi Darma di akhir acara diskusi temu sastra pada siang harinya. "Membaca karya sastra bisa disamakan seperti mendengar sebuah komposisi lagu. Lagu yang baik akan meninggalkan gema di hati pendengarnya. Demikian juga dengan karya sastra yang baik akan meninggalkan kesan di hati pembacanya," ujarnya.

Pelayaran Bunga diharapkan bisa lebih banyak berbicara tentang wajah sastra terkini Jawa Timur. Tidak sekadar berlayar terombang-ambing di atas samudra kata-kata belaka. Namun, bisa terus melahirkan karya-karya yang layak diperhitungkan. Karena bukankah semua bunga lahir dari kegelapan bumi yang merindu matahari?

*) Penulis Tinggal di Surabaya.

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Aziz Masyhuri A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.J. Susmana A.S. Laksana Aa Maulana Abdi Purnomo Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wachid B.S. Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Acep Zamzam Noor Ach. Sulaiman Achdiar Redy Setiawan Adhitia Armitrianto Adhitya Ramadhan Adi Marsiela Adi Prasetyo Afrizal Malna Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Buchori Agus M. Irkham Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Wibowo Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Hasan MS Ahmad Ikhwan Susilo Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Rafiq Ahmad Sahal Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Ali Ibnu Anwar Ali Murtadho Alia Swastika Alunk S Tohank Amanda Stevi Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anes Prabu Sadjarwo Anindita S Thayf Aning Ayu Kusuma Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Suparyanto Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Aprinus Salam Ardi Bramantyo Arie MP Tamba Arief Junianto Arif Bagus Prasetyo Aris Setiawan Arman AZ Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran AS Sumbawi Asarpin Asep Dudinov Ar Asep Sambodja Asvi Warman Adam Awalludin GD Mualif Ayung Notonegoro Bagja Hidayat Balada Bale Aksara Balok Sf Bambang Kariyawan Ys Bambang Kempling Bandung Mawardi Baridul Islam Pr Bayu Agustari Adha Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Boni Dwi Pramudyanto Bonnie Triyana Boy Mihaballo Bre Redana Brunel University London Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman Sudjatmiko Bulqia Mas’ud Bung Tomo Burhanuddin Bella Cak Kandar Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chairul Abshar Chamim Kohari Chandra Johan Chavchay Syaifullah Cover Buku Cucuk Espe D. Dudu AR D. Kemalawati D. Zawawi Imron Dadang Kusnandar Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darmanto Jatman David Krisna Alka Deddy Arsya Dedi Muhtadi Dedy Tri Riyadi Deni Andriana Denny JA Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Dewi Rina Cahyani Dian Dian Hartati Dian Sukarno Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Dino Umahuk Djadjat Sudradjat Djoko Pitono Djoko Saryono Dorothea Rosa Herliany Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwi Wiyana Dwicipta E. Syahputra Ebiet G. Ade Eddy Flo Fernando Edi Sembiring Edy Firmansyah Eep Saefulloh Fatah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Ekky Siwabessy Eko Darmoko Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Emil WE Endah Wahyuningsih Endhiq Anang P Erwin Y. Salim Esai Esha Tegar Putra Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fahmi Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faisal Kamandobat Faiz Manshur Fajar Kurnianto Fajar Setiawan Roekminto Fakhrunnas MA Jabbar Farid Gaban Fathan Mubarak Fathurrahman Karyadi Fatkhul Anas Fazar Muhardi Febby Fortinella Rusmoyo Felik K. Nesi Festival Sastra Gresik Fikri. MS Fitri Yani Frans Ekodhanto Frans Sartono Franz Kafka Fredric Jameson Friedrich Nietzsche Fuad Anshori Fuska Sani Evani G30S/PKI Gampang Prawoto Ganug Nugroho Adi Geger Riyanto Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gibb Gilang Abdul Aziz Ging Ginanjar Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunoto Saparie Gusti Eka H.B. Jassin Hadi Napster Hadriani Pudjiarti Halim H.D. Hamdy Salad Han Gagas Handoko Adinugroho Happy Ied Mubarak Hardi Hamzah Harfiyah Widiawati Hari Puisi Indonesia (HPI) Hari Santoso Harie Insani Putra Haris del Hakim Haris Priyatna Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Helmi Y Haska Helwatin Najwa Hendra Sugiantoro Hendri R.H Hendry CH Bangun Henry Ismono Hepi Andi Bastoni Heri KLM Heri Latief Herie Purwanto Herman Rn Heru CN Heru Joni Putra Hudan Hidayat Hudan Nur I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka I Nyoman Tingkat I Tito Sianipar Ibnu Wahyudi Icha Rastika Idha Saraswati Ignas Kleden Ignatius Haryanto Ilenk Rembulan Ilham Q Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Irfan Budiman Ismi Wahid Istiqamatunnisak Iwan Komindo Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iyut FItra Izzatul Jannah J Anto J.S. Badudu Jafar M. Sidik Jamal D Rahman Jamal T. Suryanata Jamil Massa Janual Aidi Januardi Husin Javed Paul Syatha Jefri al Malay JJ Kusni JJ Rizal Jo Batara Surya Jodhi Yudono Johan Khoirul Zaman Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Joss Wibisono Jual Buku Paket Hemat Judyane Koz Jusuf AN Karkono Kasnadi Katrin Bandel Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Ken Rahatmi Khairul Amin Khairul Mufid Jr Khoshshol Fairuz Kirana Kejora Koh Young Hun Komang Ira Puspitaningsih Komunitas Deo Gratias Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kritik Sastra Kurniawan Kurniawan Junaedhie Lan Fang Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lela Siti Nurlaila Lidia Mayangsari Lie Charlie Liestyo Ambarwati Khohar Liza Wahyuninto Lukas Adi Prasetyo Luky Setyarini Lutfi Mardiansyah M Fadjroel Rachman M. Arman A.Z M. Arwan Hamidi M. Faizi M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S M. Mustafied M. Nahdiansyah Abdi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahdi Idris Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Mainteater Bandung Maman S. Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Bo Niok Mario F. Lawi Mark Hanusz Marsudi Fitro Wibowo Martin Aleida Martin Suryajaya Marwanto Maryati Mashuri Matdon Matroni A. el-Moezany Maya Mustika K. Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri Mezra E. Pellondou MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mihar Harahap Mila Novita Misbahus Surur Muhajir Arrosyid Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ali Fakih Muhammad Amin Muhammad Antakusuma Muhammad Iqbal Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Mulyadi J. Amalik Munawir Aziz Murparsaulian Musdalifah Fachri Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W. Hasyim N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Nazaruddin Azhar Nelson Alwi Nenden Lilis A Neni Nureani Ni Putu Rastiti Nirwan Dewanto Nita Zakiyah Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Nur Faizah Nur Syam Nur Wahida Idris Nurani Soyomukti Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurrudien Asyhadie Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Nurur Rokhmah Bintari Nuryana Asmaudi Odi Shalahuddin Oei Hiem Hwie Okky Madasari Okta Adetya Olivia Kristina Sinaga Otto Sukatno CR Oyos Saroso HN Pablo Neruda Pamusuk Eneste Pandu Radea Parakitri Parulian Scott L. Tobing PDS H.B. Jassin Pengantar Buku Kritik Sastra Pepih Nugraha Pesan Al Quran untuk Sastrawan Petrik Matanasi Pipiet Senja Pitoyo Boedi Setiawan Ponorogo Pramoedya Ananta Toer Pringadi Abdi Surya Prof Dr Faisal Ismail MA Prosa Puisi PuJa Puji Santosa Pungkit Wijaya PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Setia Putu Wijaya R. Toto Sugiharto Radhar Panca Dahana Ragil Supriyatno Samid Rahmat Sudirman Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ramadhan Pohan Rameli Agam Ramon Damora Ranang Aji SP Ratih Kumala Ratna Ajeng Tejomukti Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reko Alum Reny Sri Ayu Resensi Revolusi RF. Dhonna Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rosdiansyah Rukardi S Yoga S. Jai S. Satya Dharma S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabiq Carebesth Sabpri Piliang Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifur Rohman Sainul Hermawan Sajak Sal Murgiyanto Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salyaputra Samsudin Adlawi Sandipras Sanggar Pasir Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Saroni Asikin Sartika Dian Nuraini Sastra Sastra Perlawanan Sastri Sunarti Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shafwan Hadi Umry Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Irni Nidya Nurfitri Siti Rutmawati Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad St Sularto Sudarmoko Sulaiman Tripa Sultan Yohana Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Suroto Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suwardi Endraswara Syaiful Amin Syarif Hidayat Santoso Syarifudin Syifa Amori Syifa Aulia Tajuddin Noor Ganie Tantri Pranashinta Tanzil Hernadi Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Th. Sumartana Theo Uheng Koban Uer Theresia Purbandini Thowaf Zuharon Tien Rostini Titian Sandhyati Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Toef Jaeger Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tri Wahono Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus Wijanarko Udin Badruddin Udo Z. Karzi Umar Fauzi Umbu Landu Paranggi Umi Laila Sari Umi Lestari Universitas Indonesia Untung Wahyudi Virdika Rizky Utama Vyan Taswirul Afkar W.S. Rendra Wahyu Prasetya Wahyudi Akmaliah Muhammad Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Adi Tirta Widi Wastuti Wiji Thukul Wisnu Kisawa Wiwik Widayaningtias Y. Thendra BP Yona Primadesi Yosephine Maryati Yosi M Giri Yudhis M. Burhanuddin Yulizar Fadli Yurnaldi Yusri Fajar Yuyuk Sugarman Zainal Arifin Thoha Zaki Zubaidi Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zulkarnain Zubairi