Rabu, 11 Maret 2009

Budi Darma dan Kota

Imam Muhtarom
http://cetak.kompas.com/

Seringkali yang terabaikan dalam membaca karya-karya Budi Darma adalah kaitan antara tokoh-tokoh yang terkenal dengan karakternya yang aneh dengan latar kota baik dalam arti latar fisik maupun latar sosial. Tokoh-tokoh macam Joshua Karabish, Ny Elberhart, Fanton Drummond, Olenka, Rafilus, dan Ny Talis, hanya dilihat sebatas bagaimana tokoh-tokoh tersebut tampak secara psikologis. Sekalipun cara ini memang dimungkinkan secara tekstual, namun untuk melihat bagaimana tokoh-tokoh dalam karya Budi Darma mewujud tidak bisa dilepaskan dari proses sosial yang memungkinkan tokoh-tokoh memiliki perwatakan yang aneh, pahit, kurang ajar, jauh dari norma sosial yang ideal.

Kebanyakan cara pandang terhadap prosa Budi Darma memang tidak lepas dari teks prosa itu sendiri yang semenjak awal cerita telah menetapkan jenis perwatakan tertentu yang dimiliki masing-masing tokohnya. Cerita berkembang dengan asumsi-asumsi perwatakan yang telah terbayang begitu kalimat dalam paragraf pertama terbaca. Selanjutnya, cerita berkembang dari pijakan awal yang seakan sudah baku tersebut dan semakin menguat dengan pergulatan tokoh dalam berhadapan dengan tokoh lain maupun dengan masalah yang dihadapi. Tokoh utama terhanyut dengan model pikiran dan tipe psikologis tokoh lain dan karena itu pada saat yang sama merefleksikan tipe psikologis tokoh utama sendiri. Ini kenapa nyaris semua karya prosa Budi Darma diangggap tidak atau jauh memberi kemungkinan secara tekstual kepada pembacanya untuk memahami tokoh dalam kaitannya dengan latar kota yang melingkupinya.

Misal tokoh Joshua Karabish dalam cerpen ”Joshua Karabish” dalam kumpulan cerpen Orang- Orang Bloomington (1980). Sosok tokoh Joshua Karabish ini tidak hadir dalam cerita langsung baik orang pertama atau orang kedua. Ia hadir dalam penceritaan tokoh saya. Tentu ini menimbulkan masalah representasi bagaimana tokoh Joshua Karabish hadir di dalam teks dan hadir dalam pikiran pembaca. Tokoh Joshua Karabish tidak memiliki suara sama sekali untuk langsung memberitahukan siapa dirinya secara tekstual kepada pembaca, tetapi melalui tokoh saya. Sekalipun kemudian tokoh ibu, kakak Joshua, pemilik apartemen mengemukakan pendapatnya mengenai tokoh Joshua, pendapat mereka selalu diartikulasikan oleh tokoh saya. Pembaca cerpen ini bukan hanya harus memiliki daya interpretasi yang kuat untuk memahami bagaimana sebenarnya tokoh Joshua Karabish sebenarnya, tetapi terutama harus memahami tokoh saya sendiri. Lapisan-lapisan ini menjadikan kenyataan sesungguhnya dalam teks menjadi kabur atau malah pembaca bisa berprasangka bahwa kenyataan sesungguhnya yang diharapkan tidak ada jika pembaca berprinsip kenyataan ada dalam dirinya (being itself). Kenyataan dalam cerpen ”Joshua Karabish” adalah masalah sudut pandang dan persepsi siapa yang melihat dan siapa yang mengartikulasikan. Nasib buruk yang menimpa Joshua Karabish atau nasib baik yang menimpa Ny Talis dalam novel Ny Talis (1986) bukan disuarakan oleh siapa pun, kecuali orang yang mengartikulasikannya, yaitu tokoh saya.

Lalu, bagaimana melihat latar kota dalam prosa Budi Darma dengan tokoh-tokoh utama yang memiliki jenis aneh, pahit, kurang ajar, jauh dari norma sosial yang ideal? Dari cara bercerita cerpen ”Joshua Karabish” ini sesungguhnya seorang pembaca dapat mengetahui tipe sosial yang menjadi latar cerpen ini. Cara bercerita dengan menggunakan pengakuan tokoh saya ini tidak harus dipahami masalah representasi bahwa realitas tidak ada yang objektif namun subjektif. Pengakuan tokoh ”saya” justru tepat untuk memasuki wilayah tipe sosial dari kota yang memang kehidupan sosialnya selalu mengandaikan keberjarakan antarpenghuninya. Keberjarakan ini sebagai konsekuensi hubungan manusia kota tidak ditentukan oleh nilai-nilai tradisional yang secara melekat diterimanya, melainkan hubungan ini ditentukan oleh berbagai determinasi ekonomi-sosial-politik yang melingkupinya. Tokoh Joshua Karabish adalah sosok khas yang berada dalam lingkungan kota. Mula- mula ia tamat di sebuah kampus dengan gelar diploma kemudian bekerja menjadi penyapu kamar di sebuah rumah sakit. Setelah keuangan kakaknya membaik, ia mendapat bantuan untuk melanjutkan kuliah di Universitas Indiana, Bloomington, dengan harapan ketika ia lulus ia dapat memilih pekerjaan yang lebih disukainya. Di Bloomington inilah kemudian Joshua Karabish bertemu dengan tokoh saya. Pertemuan ini pun bukan terjadi begitu saja tanpa alasan sosial tertentu. Tokoh saya mengisahkan pertemuannya dengan Joshua Karabish lewat acara pembacaan sajak. Joshua Karabish menuturkan bagaimana ia tertarik dengan tokoh saya di acara itu ketika tokoh saya mengatakan bahwa ia bukanlah penyair hebat dan karena itu ia hanya bisa membaca sajak karya Yeats.

Simpati Joshua Karabish tercurah kepada tokoh saya dan justru bukan kepada teman-teman seapartemen Joshua sendiri yang menyukai musik cadas, bermain bola dalam apartemen, dan berteriak-teriak setiap kali mengikuti pertandingan olahraga melalui televisi, cukup menjelaskan bagaimana pilihan sosial tokoh Joshua. Demikian juga sebaliknya simpati tokoh saya terhadap Joshua. Keterbatasan ekonomi di satu sisi telah memberi sejenis dorongan sosial tertentu untuk memilih siapa saja yang tepat untuk menjadi anggota kelompok sosialnya. Jika dilihat dari sudut kelompok sosial ini, maka terang kenapa tokoh saya bersahabat dengan tokoh Joshua dan bukan dengan yang lain. Bahwa timbul balas dendam pada diri tokoh saya dengan mengklaim bahwa sajak karya Joshua Karabish sebagai karyanya dalam lomba penulisan sajak, ini menjelaskan bagaimana konflik dalam kelompok sosialnya bukan antarkelompok sosial. Alih-alih dilihat sejenis individu yang independen, yang terwujud justru ambivalensi yang terus-menerus merundung manusia kota. Manusia yang menginginkan privasi yang sempurna, tetapi sebagai makhluk sosial mau tak mau tokoh saya membutuhkan tokoh Joshua. Pun saat tokoh saya tidak sampai hati mengusirnya ketika tokoh Joshua menginap di apartemennya, mempersilakan tokoh Joshua bersamanya menyewa satu kamar, sampai tokoh saya mengetahui Joshua mengidap penyakit aneh, dapat dilihat sebagai ambivalensi pada tokoh saya antara kebutuhannya akan privasi di satu sisi dengan kebutuhannya akan sosialisasi.

Kegagalan dalam berkomunikasi yang dengan jelas diakui Budi Darma sebagai tema yang terus-menerus mengobsesi dirinya sepanjang masa kepengarangannya (1980) dapat kita baca bukan saja dalam cerpen ”Joshua Karabish”, tetapi hampir seluruh karyanya hingga saat ini. Tema kegagalan dalam berkomunikasi ini tak lain dari masalah sosial khususnya masyarakat kota. Masyarakat kota dengan strukturnya yang ketat dari kaitan ekonomi-sosial-politik memosisikan individu sebagai objek-objek yang dependen. Objek-objek yang berusaha keluar dari kungkungan materialisasi struktur, tetapi selalu gagal menjadi subjek yang mandiri dan bebas. Alih-alih mengendalikan infrastruktur, individu-individu di dalam kota tidak lebih pelengkap dari infrastruktur. Dalam keterengah-engahan menghadapi struktur yang mematerialisasi inilah salah satunya berakibat munculnya kegagalan dalam berkomunikasi masyarakat kota.

Kegagalan komunikasi berikut implikasinya berupa tipe psikologis tertentu dari manusia kota bukan masalah yang tepat jika dilihat sekadar masalah psikologi perseorangan, melainkan masalah struktur di mana seseorang berada. Terlebih struktur tersebut adalah kota, maka pemahaman yang telah menjadi baku mengenai unit analisis individu dalam psikologi arus utama mestilah dipertanyakan ulang. Dalam psikologi arus utama, perilaku menyimpang dari norma sosial masyarakatnya didefinisikan sebagai sebuah kekeliruan dalam diri si individu itu sendiri dan untuk mengubahnya diperlukan terapi dari si individu tersebut belaka. Sementara itu, tidak dipertanyakan bagaimana norma sosial yang dijadikan acuan untuk menilai perilaku individu tersebut menyimpang atau tidak mengalami tahap objektivikasi dan selanjutnya internalisasi dalam kesadaran individu-individu penghuni komunitas sosial tertentu.

Dalam pandangan psikologi kritis individu tidak relevan lagi dijadikan variabel bebas sebab ia berada dalam ranah sosial-ekonomi-politik yang sarat politis dan sifatnya memaksa individu-individu di dalamnya. Individu berada dalam determinasi struktur yang melingkunginya. Memang individu dapat dipandang sebagai agen yang mampu membuat tawar-menawar terhadap struktur yang determinis, tetapi seringkali masih bersifat spekulasi teoritis. Karena itu, dalam membaca karya-karya Budi Darma berkenaan dengan ”perilaku menyimpang” tokoh saya dalam cerpen ”Orez”, tokoh tiga perempuan tua dalam cerpen ”Lelaki Tua Tanpa Nama”, tokoh Olenka dalam novel Olenka (1983), kemudian tokoh Rafilus dalam novel Rafilus (1988), bukan masalah tokoh itu seorang diri tetapi masalah kompleksitas struktur di mana tokoh-tokoh tersebut berada, yaitu kota.

*) Penulis cerita pendek dan anggota Forum Studi Sastra dan Seni Luar Pagar (FS3LP), Surabaya.

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Aziz Masyhuri A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.J. Susmana A.S. Laksana Aa Maulana Abdi Purnomo Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wachid B.S. Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Acep Zamzam Noor Ach. Sulaiman Achdiar Redy Setiawan Adhitia Armitrianto Adhitya Ramadhan Adi Marsiela Adi Prasetyo Afrizal Malna Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Buchori Agus M. Irkham Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Wibowo Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Hasan MS Ahmad Ikhwan Susilo Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Rafiq Ahmad Sahal Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Ali Ibnu Anwar Ali Murtadho Alia Swastika Alunk S Tohank Amanda Stevi Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anes Prabu Sadjarwo Anindita S Thayf Aning Ayu Kusuma Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Suparyanto Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Aprinus Salam Ardi Bramantyo Arie MP Tamba Arief Junianto Arif Bagus Prasetyo Aris Setiawan Arman AZ Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran AS Sumbawi Asarpin Asep Dudinov Ar Asep Sambodja Asvi Warman Adam Awalludin GD Mualif Ayung Notonegoro Bagja Hidayat Balada Bale Aksara Balok Sf Bambang Kariyawan Ys Bambang Kempling Bandung Mawardi Baridul Islam Pr Bayu Agustari Adha Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Boni Dwi Pramudyanto Bonnie Triyana Boy Mihaballo Bre Redana Brunel University London Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman Sudjatmiko Bulqia Mas’ud Bung Tomo Burhanuddin Bella Cak Kandar Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chairul Abshar Chamim Kohari Chandra Johan Chavchay Syaifullah Cover Buku Cucuk Espe D. Dudu AR D. Kemalawati D. Zawawi Imron Dadang Kusnandar Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darmanto Jatman David Krisna Alka Deddy Arsya Dedi Muhtadi Dedy Tri Riyadi Deni Andriana Denny JA Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Dewi Rina Cahyani Dian Dian Hartati Dian Sukarno Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Dino Umahuk Djadjat Sudradjat Djoko Pitono Djoko Saryono Dorothea Rosa Herliany Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwi Wiyana Dwicipta E. Syahputra Ebiet G. Ade Eddy Flo Fernando Edi Sembiring Edy Firmansyah Eep Saefulloh Fatah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Ekky Siwabessy Eko Darmoko Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Emil WE Endah Wahyuningsih Endhiq Anang P Erwin Y. Salim Esai Esha Tegar Putra Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fahmi Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faisal Kamandobat Faiz Manshur Fajar Kurnianto Fajar Setiawan Roekminto Fakhrunnas MA Jabbar Farid Gaban Fathan Mubarak Fathurrahman Karyadi Fatkhul Anas Fazar Muhardi Febby Fortinella Rusmoyo Felik K. Nesi Festival Sastra Gresik Fikri. MS Fitri Yani Frans Ekodhanto Frans Sartono Franz Kafka Fredric Jameson Friedrich Nietzsche Fuad Anshori Fuska Sani Evani G30S/PKI Gampang Prawoto Ganug Nugroho Adi Geger Riyanto Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gibb Gilang Abdul Aziz Ging Ginanjar Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunoto Saparie Gusti Eka H.B. Jassin Hadi Napster Hadriani Pudjiarti Halim H.D. Hamdy Salad Han Gagas Handoko Adinugroho Happy Ied Mubarak Hardi Hamzah Harfiyah Widiawati Hari Puisi Indonesia (HPI) Hari Santoso Harie Insani Putra Haris del Hakim Haris Priyatna Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Helmi Y Haska Helwatin Najwa Hendra Sugiantoro Hendri R.H Hendry CH Bangun Henry Ismono Hepi Andi Bastoni Heri KLM Heri Latief Herie Purwanto Herman Rn Heru CN Heru Joni Putra Hudan Hidayat Hudan Nur I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka I Nyoman Tingkat I Tito Sianipar Ibnu Wahyudi Icha Rastika Idha Saraswati Ignas Kleden Ignatius Haryanto Ilenk Rembulan Ilham Q Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Irfan Budiman Ismi Wahid Istiqamatunnisak Iwan Komindo Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iyut FItra Izzatul Jannah J Anto J.S. Badudu Jafar M. Sidik Jamal D Rahman Jamal T. Suryanata Jamil Massa Janual Aidi Januardi Husin Javed Paul Syatha Jefri al Malay JJ Kusni JJ Rizal Jo Batara Surya Jodhi Yudono Johan Khoirul Zaman Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Joss Wibisono Jual Buku Paket Hemat Judyane Koz Jusuf AN Karkono Kasnadi Katrin Bandel Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Ken Rahatmi Khairul Amin Khairul Mufid Jr Khoshshol Fairuz Kirana Kejora Koh Young Hun Komang Ira Puspitaningsih Komunitas Deo Gratias Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kritik Sastra Kurniawan Kurniawan Junaedhie Lan Fang Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lela Siti Nurlaila Lidia Mayangsari Lie Charlie Liestyo Ambarwati Khohar Liza Wahyuninto Lukas Adi Prasetyo Luky Setyarini Lutfi Mardiansyah M Fadjroel Rachman M. Arman A.Z M. Arwan Hamidi M. Faizi M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S M. Mustafied M. Nahdiansyah Abdi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahdi Idris Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Mainteater Bandung Maman S. Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Bo Niok Mario F. Lawi Mark Hanusz Marsudi Fitro Wibowo Martin Aleida Martin Suryajaya Marwanto Maryati Mashuri Matdon Matroni A. el-Moezany Maya Mustika K. Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri Mezra E. Pellondou MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mihar Harahap Mila Novita Misbahus Surur Muhajir Arrosyid Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ali Fakih Muhammad Amin Muhammad Antakusuma Muhammad Iqbal Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Mulyadi J. Amalik Munawir Aziz Murparsaulian Musdalifah Fachri Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W. Hasyim N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Nazaruddin Azhar Nelson Alwi Nenden Lilis A Neni Nureani Ni Putu Rastiti Nirwan Dewanto Nita Zakiyah Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Nur Faizah Nur Syam Nur Wahida Idris Nurani Soyomukti Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurrudien Asyhadie Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Nurur Rokhmah Bintari Nuryana Asmaudi Odi Shalahuddin Oei Hiem Hwie Okky Madasari Okta Adetya Olivia Kristina Sinaga Otto Sukatno CR Oyos Saroso HN Pablo Neruda Pamusuk Eneste Pandu Radea Parakitri Parulian Scott L. Tobing PDS H.B. Jassin Pengantar Buku Kritik Sastra Pepih Nugraha Pesan Al Quran untuk Sastrawan Petrik Matanasi Pipiet Senja Pitoyo Boedi Setiawan Ponorogo Pramoedya Ananta Toer Pringadi Abdi Surya Prof Dr Faisal Ismail MA Prosa Puisi PuJa Puji Santosa Pungkit Wijaya PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Setia Putu Wijaya R. Toto Sugiharto Radhar Panca Dahana Ragil Supriyatno Samid Rahmat Sudirman Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ramadhan Pohan Rameli Agam Ramon Damora Ranang Aji SP Ratih Kumala Ratna Ajeng Tejomukti Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reko Alum Reny Sri Ayu Resensi Revolusi RF. Dhonna Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rosdiansyah Rukardi S Yoga S. Jai S. Satya Dharma S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabiq Carebesth Sabpri Piliang Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifur Rohman Sainul Hermawan Sajak Sal Murgiyanto Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salyaputra Samsudin Adlawi Sandipras Sanggar Pasir Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Saroni Asikin Sartika Dian Nuraini Sastra Sastra Perlawanan Sastri Sunarti Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shafwan Hadi Umry Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Irni Nidya Nurfitri Siti Rutmawati Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad St Sularto Sudarmoko Sulaiman Tripa Sultan Yohana Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Suroto Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suwardi Endraswara Syaiful Amin Syarif Hidayat Santoso Syarifudin Syifa Amori Syifa Aulia Tajuddin Noor Ganie Tantri Pranashinta Tanzil Hernadi Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Th. Sumartana Theo Uheng Koban Uer Theresia Purbandini Thowaf Zuharon Tien Rostini Titian Sandhyati Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Toef Jaeger Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tri Wahono Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus Wijanarko Udin Badruddin Udo Z. Karzi Umar Fauzi Umbu Landu Paranggi Umi Laila Sari Umi Lestari Universitas Indonesia Untung Wahyudi Virdika Rizky Utama Vyan Taswirul Afkar W.S. Rendra Wahyu Prasetya Wahyudi Akmaliah Muhammad Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Adi Tirta Widi Wastuti Wiji Thukul Wisnu Kisawa Wiwik Widayaningtias Y. Thendra BP Yona Primadesi Yosephine Maryati Yosi M Giri Yudhis M. Burhanuddin Yulizar Fadli Yurnaldi Yusri Fajar Yuyuk Sugarman Zainal Arifin Thoha Zaki Zubaidi Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zulkarnain Zubairi