Minggu, 22 Februari 2009

Sekeranjang Sastra tanpa Sayembara

Nurdin Kalim, Rofiqi Hasan
http://majalah.tempointeraktif.com/

Meski lahir tanpa lewat sayembara, karya para pengarang perempuan menjadi fenomena yang memperkaya dunia ini.

Suatu hari pada tahun 1983, Ida Ayu Oka Rusmini hijrah ke Bali dengan hati gundah. Di tanah leluhurnya itu, Oka berhadapan dengan sekeping realitas: perempuan Bali masih berada di persimpangan. Mereka berhadapan dengan hal-hal baru, sementara pakem-pakem adat istiadat tertanam kuat dalam struktur masyarakat Pulau Dewata itu. Tak ada pilihan, bila ingin maju, mereka harus siap menghadapi benturan sosial.

Bertolak dari kenyataan kultural itulah Oka mulai menggoreskan karyanya. "Saya ingin terus menjadi saksi Bali dan perempuannya yang sedang berubah, kemudian menuangkannya menjadi tulisan sastra yang menarik," ungkap perempuan kelahiran Jakarta, 11 Juli 1967, ini.

Oka mengawali karier kepengarangannya sebagai penulis puisi. Dari situ ia terbang ke cerpen dan akhirnya berujung di novel. Tiga novelnya—Sagra, Tarian Bumi, dan Kenanga—telah diterbitkan menjadi buku. Bahkan novel keduanya, Tarian Bumi, menjadi fenomenal sekaligus kontroversial. Novel itu dengan sangat terbuka menghantam keadaan yang melingkupi kehidupan perempuan di kalangan bangsawan Bali yang masih sangat feodal. Dan dalam konteks adat istiadat Bali, novel kedua Oka itu dipandang sebagai sebuah pemberontakan terhadap adat.

Di luar novel-novel sayembara, juga ada Cala Ibi karya Nukila Amal pada 2003. Nun di Maluku, cala ibi adalah nama burung sejenis kolibri. Tapi, dalam goresan Nukila—gadis kelahiran Ternate, Maluku Utara, pada Desember 1971—Cala Ibi disematkan sebagai nama seekor naga. Menurut Nukila, tema sentral novel itu sebetulnya perjuangan seorang manusia—yang kebetulan berjenis kelamin perempuan—di sebuah kota besar. Sang gadis harus menyesuaikan hidupnya dengan nilai-nilai yang dianggap baik—tentu menurut kacamata sosial.

Sebuah tema sederhana, memang. Namun, di tangan Nukila, menjadi istimewa ketika tema itu dipolakan dalam bentuk angka delapan yang bersisipan, bolak-balik, tak runtut, fragmentaris. Pola itu juga dijalaninya dalam proses menulis. Meloncat-loncat. Karena itu, ia sempat mengirimkan salah satu bagiannya sebagai cerita pendek berjudul Laluba ke Jurnal Kalam pada November 2001—sebuah naskah yang berusia cukup lama, yang ditulisnya sejak 1997.

Tarian Bumi dan Cala Ibi tergolong novel yang memikat. Sejumlah kritikus sastra memuji keduanya. Tarian Bumi dianggap sebagai novel yang membuka ruang wacana pembebasan perempuan—terutama di Bali. Novel itu juga dijadikan topik studi Harry Aveling dari Latrobe University, Australia, dan Sinta Situmorang dari program pascasarjana kajian wanita di Universitas Indonesia.

Sedangkan novel Cala Ibi oleh sastrawan Budi Darma disebut sebagai novel eksperimental. "Bahasa metafora yang digunakan Nukila serba menabrak logika," ujarnya. "Karena mimpi dipuja, realitas ditabrak, realisme digempur, sebagai konsekuensinya filsafat diusung masuk. Maka suara eksistensialisme pun masuk," Budi menambahkan.

Kehadiran Oka dan Nukila juga ikut memperkuat deretan novelis perempuan kita. Sebab, dalam sejarah panjang sastra Indonesia, pengarang perempuan memang tak sebanyak pengarang pria. Novelis perempuan tertinggal sekitar 13 tahun dari novelis pria. Seperti diketahui, baru pada 1933 terbit novel Kalau tak Untung karya Selasih, karya yang dianggap sebagai tonggak kemunculan pengarang perempuan dalam jagat sastra Indonesia. Dan kini, hingga tahun 1995, hanya dijumpai 45 nama novelis perempuan Indonesia.

Waktu terus bergulir. Jagat sastra Indonesia kembali tersentak tatkala Ayu Utami muncul dengan novel Saman. Novel perdana Ayu itu dinobatkan sebagai pemenang pertama sayembara penulisan novel yang digelar Dewan Kesenian Jakarta pada 1998. Dan terlepas dari kontroversi yang mengikutinya kemudian, penobatan itu seakan menjadi perayaan atas "kebangkitan" pengarang perempuan kita. Sebab, beberapa tahun berselang, selain Oka dan Nukila yang disebut di atas, muncul novelis perempuan lainnya. Mereka masih belia, rata-rata berusia 20-an tahun. Mereka pun tak lahir melalui proses sayembara penulisan sastra—seperti halnya Ayu.

Sebut saja Dewi Lestari, Dinar Rahayu, Fira Basuki, Nova Riyanti Yusuf, Herlinatiens, dan Rachmania Arunita. Belakangan muncul Stefani Hid. Gadis kelahiran Surabaya, Jawa Timur, tahun 1985 itu Rabu pekan lalu meluncurkan novel perdananya, Bukan Saya, tapi Mereka yang Gila. Novel setebal 184 halaman itu berkisah tentang seorang gadis 17 tahun yang berjiwa labil, berasal dari keluarga broken home. Nian—begitu nama gadis belia itu—senantiasa gamang dalam melangkah, sehingga ia menganggap semua tindakannya adalah kebodohan. Dan satu di antara kebodohannya itu: ia menikmati hubungan gelap dengan seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat yang telah beristri. Nah, ketegangan-ketegangan dalam hubungan "cinta terlarang" itulah yang mewarnai novel karya mahasiswi desain grafis Universitas Trisakti, Jakarta, tersebut.

Di luar para novelis, muncul pula sejumlah penulis cerpen perempuan. Ada Djenar Maesa Ayu, misalnya, yang meluncurkan buku kumpulan cerpen Mereka Bilang, Saya Monyet!. Lalu Linda Christanty dengan kumpulan cerpennya Kuda Terbang Mario Pinto. Yang disebut terakhir ini baru diluncurkan pada Maret lalu. Kepada TEMPO, Linda mengaku bahwa cerpen-cerpennya itu sesungguhnya bertemakan percintaan. "Hanya, percintaan yang tragis," ujar Linda.

Secara keseluruhan, buku Kuda Terbang Mario Pinto cukup menarik. Kita bisa menemukan realisme yang menantang: kaya dengan detail cerita, keunikan watak para tokohnya, dialog-dialog nan bernas, dan deretan kalimat yang lincah. Linda mengungkapkan, untuk menemukan kata yang pas dalam sebatang kalimat, misalnya, ia merenung sampai berhari-hari. "Hanya gara-gara mencari satu kata yang pas, saya sampai enggak bisa tidur," kata pengagum Ronald Dahl dan Isabel Allende ini.

Begitulah. Sepanjang lima tahun terakhir, jagat sastra Indonesia memang dilimpahruahi puluhan karya sastra pengarang perempuan, baik berupa novel, kumpulan cerpen, maupun buku antologi puisi. Bila melihat kondisi ini, ungkapan sastrawan Sapardi Djoko Damono bahwa "masa depan sastra Indonesia berada di tangan perempuan" rasanya tak berlebihan.

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Aziz Masyhuri A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.J. Susmana A.S. Laksana Aa Maulana Abdi Purnomo Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wachid B.S. Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Acep Zamzam Noor Ach. Sulaiman Achdiar Redy Setiawan Adhitia Armitrianto Adhitya Ramadhan Adi Marsiela Adi Prasetyo Afrizal Malna Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Buchori Agus M. Irkham Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Wibowo Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Hasan MS Ahmad Ikhwan Susilo Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Rafiq Ahmad Sahal Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Ali Ibnu Anwar Ali Murtadho Alia Swastika Alunk S Tohank Amanda Stevi Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anes Prabu Sadjarwo Anindita S Thayf Aning Ayu Kusuma Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Suparyanto Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Aprinus Salam Ardi Bramantyo Arie MP Tamba Arief Junianto Arif Bagus Prasetyo Aris Setiawan Arman AZ Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran AS Sumbawi Asarpin Asep Dudinov Ar Asep Sambodja Asvi Warman Adam Awalludin GD Mualif Ayung Notonegoro Bagja Hidayat Balada Bale Aksara Balok Sf Bambang Kariyawan Ys Bambang Kempling Bandung Mawardi Baridul Islam Pr Bayu Agustari Adha Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Boni Dwi Pramudyanto Bonnie Triyana Boy Mihaballo Bre Redana Brunel University London Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman Sudjatmiko Bulqia Mas’ud Bung Tomo Burhanuddin Bella Cak Kandar Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chairul Abshar Chamim Kohari Chandra Johan Chavchay Syaifullah Cover Buku Cucuk Espe D. Dudu AR D. Kemalawati D. Zawawi Imron Dadang Kusnandar Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darmanto Jatman David Krisna Alka Deddy Arsya Dedi Muhtadi Dedy Tri Riyadi Deni Andriana Denny JA Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Dewi Rina Cahyani Dian Dian Hartati Dian Sukarno Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Dino Umahuk Djadjat Sudradjat Djoko Pitono Djoko Saryono Dorothea Rosa Herliany Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwi Wiyana Dwicipta E. Syahputra Ebiet G. Ade Eddy Flo Fernando Edi Sembiring Edy Firmansyah Eep Saefulloh Fatah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Ekky Siwabessy Eko Darmoko Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Emil WE Endah Wahyuningsih Endhiq Anang P Erwin Y. Salim Esai Esha Tegar Putra Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fahmi Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faisal Kamandobat Faiz Manshur Fajar Kurnianto Fajar Setiawan Roekminto Fakhrunnas MA Jabbar Farid Gaban Fathan Mubarak Fathurrahman Karyadi Fatkhul Anas Fazar Muhardi Febby Fortinella Rusmoyo Felik K. Nesi Festival Sastra Gresik Fikri. MS Fitri Yani Frans Ekodhanto Frans Sartono Franz Kafka Fredric Jameson Friedrich Nietzsche Fuad Anshori Fuska Sani Evani G30S/PKI Gampang Prawoto Ganug Nugroho Adi Geger Riyanto Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gibb Gilang Abdul Aziz Ging Ginanjar Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunoto Saparie Gusti Eka H.B. Jassin Hadi Napster Hadriani Pudjiarti Halim H.D. Hamdy Salad Han Gagas Handoko Adinugroho Happy Ied Mubarak Hardi Hamzah Harfiyah Widiawati Hari Puisi Indonesia (HPI) Hari Santoso Harie Insani Putra Haris del Hakim Haris Priyatna Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Helmi Y Haska Helwatin Najwa Hendra Sugiantoro Hendri R.H Hendry CH Bangun Henry Ismono Hepi Andi Bastoni Heri KLM Heri Latief Herie Purwanto Herman Rn Heru CN Heru Joni Putra Hudan Hidayat Hudan Nur I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka I Nyoman Tingkat I Tito Sianipar Ibnu Wahyudi Icha Rastika Idha Saraswati Ignas Kleden Ignatius Haryanto Ilenk Rembulan Ilham Q Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Irfan Budiman Ismi Wahid Istiqamatunnisak Iwan Komindo Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iyut FItra Izzatul Jannah J Anto J.S. Badudu Jafar M. Sidik Jamal D Rahman Jamal T. Suryanata Jamil Massa Janual Aidi Januardi Husin Javed Paul Syatha Jefri al Malay JJ Kusni JJ Rizal Jo Batara Surya Jodhi Yudono Johan Khoirul Zaman Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Joss Wibisono Jual Buku Paket Hemat Judyane Koz Jusuf AN Karkono Kasnadi Katrin Bandel Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Ken Rahatmi Khairul Amin Khairul Mufid Jr Khoshshol Fairuz Kirana Kejora Koh Young Hun Komang Ira Puspitaningsih Komunitas Deo Gratias Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kritik Sastra Kurniawan Kurniawan Junaedhie Lan Fang Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lela Siti Nurlaila Lidia Mayangsari Lie Charlie Liestyo Ambarwati Khohar Liza Wahyuninto Lukas Adi Prasetyo Luky Setyarini Lutfi Mardiansyah M Fadjroel Rachman M. Arman A.Z M. Arwan Hamidi M. Faizi M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S M. Mustafied M. Nahdiansyah Abdi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahdi Idris Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Mainteater Bandung Maman S. Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Bo Niok Mario F. Lawi Mark Hanusz Marsudi Fitro Wibowo Martin Aleida Martin Suryajaya Marwanto Maryati Mashuri Matdon Matroni A. el-Moezany Maya Mustika K. Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri Mezra E. Pellondou MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mihar Harahap Mila Novita Misbahus Surur Muhajir Arrosyid Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ali Fakih Muhammad Amin Muhammad Antakusuma Muhammad Iqbal Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Mulyadi J. Amalik Munawir Aziz Murparsaulian Musdalifah Fachri Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W. Hasyim N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Nazaruddin Azhar Nelson Alwi Nenden Lilis A Neni Nureani Ni Putu Rastiti Nirwan Dewanto Nita Zakiyah Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Nur Faizah Nur Syam Nur Wahida Idris Nurani Soyomukti Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurrudien Asyhadie Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Nurur Rokhmah Bintari Nuryana Asmaudi Odi Shalahuddin Oei Hiem Hwie Okky Madasari Okta Adetya Olivia Kristina Sinaga Otto Sukatno CR Oyos Saroso HN Pablo Neruda Pamusuk Eneste Pandu Radea Parakitri Parulian Scott L. Tobing PDS H.B. Jassin Pengantar Buku Kritik Sastra Pepih Nugraha Pesan Al Quran untuk Sastrawan Petrik Matanasi Pipiet Senja Pitoyo Boedi Setiawan Ponorogo Pramoedya Ananta Toer Pringadi Abdi Surya Prof Dr Faisal Ismail MA Prosa Puisi PuJa Puji Santosa Pungkit Wijaya PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Setia Putu Wijaya R. Toto Sugiharto Radhar Panca Dahana Ragil Supriyatno Samid Rahmat Sudirman Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ramadhan Pohan Rameli Agam Ramon Damora Ranang Aji SP Ratih Kumala Ratna Ajeng Tejomukti Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reko Alum Reny Sri Ayu Resensi Revolusi RF. Dhonna Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rosdiansyah Rukardi S Yoga S. Jai S. Satya Dharma S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabiq Carebesth Sabpri Piliang Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifur Rohman Sainul Hermawan Sajak Sal Murgiyanto Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salyaputra Samsudin Adlawi Sandipras Sanggar Pasir Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Saroni Asikin Sartika Dian Nuraini Sastra Sastra Perlawanan Sastri Sunarti Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shafwan Hadi Umry Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Irni Nidya Nurfitri Siti Rutmawati Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad St Sularto Sudarmoko Sulaiman Tripa Sultan Yohana Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Suroto Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suwardi Endraswara Syaiful Amin Syarif Hidayat Santoso Syarifudin Syifa Amori Syifa Aulia Tajuddin Noor Ganie Tantri Pranashinta Tanzil Hernadi Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Th. Sumartana Theo Uheng Koban Uer Theresia Purbandini Thowaf Zuharon Tien Rostini Titian Sandhyati Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Toef Jaeger Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tri Wahono Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus Wijanarko Udin Badruddin Udo Z. Karzi Umar Fauzi Umbu Landu Paranggi Umi Laila Sari Umi Lestari Universitas Indonesia Untung Wahyudi Virdika Rizky Utama Vyan Taswirul Afkar W.S. Rendra Wahyu Prasetya Wahyudi Akmaliah Muhammad Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Adi Tirta Widi Wastuti Wiji Thukul Wisnu Kisawa Wiwik Widayaningtias Y. Thendra BP Yona Primadesi Yosephine Maryati Yosi M Giri Yudhis M. Burhanuddin Yulizar Fadli Yurnaldi Yusri Fajar Yuyuk Sugarman Zainal Arifin Thoha Zaki Zubaidi Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zulkarnain Zubairi