Sabtu, 28 Februari 2009

Persoalan Cerpen Persoalan Bahasa

Indra Tjahyadi
http://www.lampungpost.com/

Persoalan cerpen, sebagaimana ragam jenis prosa lainnya seperti novel ataupun novelet, adalah persoalan bahasa. Dalam artian, bagaiamanakah sebuah kejadian atau peristiwa mampu diwujudkan dalam satu kontruksi bahasa naratif.

Ia jelas berbeda dengan puisi yang lebih menekankan diri pada kata. Menyoal hal ini, Wiratmo Soekito, pemikiran sastra Indonesia, pernah mengilustrasikannya dengan cerdas bahwa persoalan seorang prosawan adalah persoalan bahasa sebab ia berada dalam bahasa.

Menurut Wiratmo Soekito, hal ini jelas berbeda dengan penyair yang berada dalam kata. Pada mulanya, ia memaparkan, kata yang mengandung arti diciptakan oleh seorang penyair: kata yang diciptakan itu merupakan mitos, yang setelah "dipotret" oleh seorang prosawan dalam bentuk cerita diteruskan kepada masyarakat yang membutuhkannya. Inilah, lanjutnya, sebabnya mengapa seorang prosawan (dalam kasus ini adalah seorang cerpenis) berada di dalam bahasa di luar kata.

Tetapi hal ini bukanlah serta-merta berarti bahwa seorang prosawan atau cerpenis, ketika ingin mewujudkan imaji kertaifnya, haruslah mengkontruksikan bahasa naratifnya dengan semangat berlebih-lebihan dalam karya-karyanya.

Bisa saja, sebuah cerpen dihadirkan dengan bahasa yang sangat sederhana, tidak berbelit-belit, ataupun tidak berusaha berindah-indah. Misalnya cerpen-cerpen karya Anton Chekov, O'Henry, Guy de Maupasant, Ahamd Tohari, Umar Kayam, Yanusa Nugroho, ataupun Budi Darma. Pada cerpen-cerpen mereka, kontruksi bahasa narasi yang dihadirkan terasa sangat sederhana, efentif, dan efisien.

Seperti juga pada cerpen-cerpen karya Zen Hae dalam kumpulan Rumah Kawin (Kata Kita, 2004). Pada cerpen-cerpennya, penggunaan bahasa yang lugas, sederhana, dan efektif, begitu ciamik diperagakannya ketika ia mengkonstruksi satu bangunan cerita. Tengok saja "Hikayat Siti Rahima" (2004: 67-74).

Pada cerpen itu, Zen Hae hanya ingin menceritakan riwayat keberadaan sebuah pohon tua yang menurut orang-orang di sekitarnya memiliki biografi yang gaib dan penuh kemukjizatan. Dalam cerpennya ia berbahasa dengan bersahaja sekali. Seperti ketika Zen Hae ingin mengutarakan sisi batin si pohon beserta kenangannya. Cerita mengenai tokoh pohon tua tersebut, oleh Zen Hae seakan terkesan ingin dibahasakannya dengan gaya bahasa yang santai sekali dengan sesekali agak terkesan centil.

Bukan hanya cerpen itu saja. Pengalaman yang sama dapat ditemui dalam cerpen lain. Cerpen "Rumah Kawin", "Taman Pemulung", "Rumah Jagal", ataupun "Kota Anjing". Bahkan pada cerpen "Hikayat Petarung Kampung", pembaca seakan-akan diingatkan pada gaya bahasa penceritaan komik-komik silat.

Selain pada cerpen-cerpen Zen Hae, dalam lapangan percerperan Indonesia, kesederhanaan bahasa narasi juga pada cerpen-cerpen karya M. Arman AZ. Contoh, cerpen "Surat dari Masa Lalu" (Logung Pustaka, 2004: 113-123). Pada cerpennya tersebut, dikesankan Arman, hadir simpul-simpul kontruksi bahasa yang amat sangat sederhana:

Cinta memang sesuatu yang pelik dan rumit untuk dimengerti. Itulah yang kurasakan setelah membaca sepucuk surat dalam amplop biru muda yang dialamatkannya kepadaku. Terlalu banyak yang terjadi dalam kurun waktu lima tahun setelah kita berpisah dengan seseorang. Tapi, ternyata dia masih teringat pada seorang lelaki sepertiku. (2004: 113).

Dari secuplik kutipan di atas dapatlah dilihat, betapa Arman mencoba menghadirkan bahasa yang sederhana dalam mewujudkan konstruksi narasi. Ia tidaklah berusaha berindah-indah, ataupun berumit-rumit ketika menceritakan sesuatu. Ini mengingatkan pada cerpen-cerpen karya Subagio Sastrowardoyo dalam kumpulan Kejantanan di Sumbing (Balai Pustaka, 1982).

Dalam kumpulan, Subagio Sastrowardoyo sengaja menggunakan bahasa-bahasa yang efektif dan efisien. Baca baris-baris kalimat pada salah satu cerpen "Kejantanan di Sumbing":

Waktu malam di Gunung Sumbing sangat dinginnya. Bagi orang yang baru mengungsi dari kota, hawa dingin itu merupakan momok yang paling mengerikan. Sama dahsyatnya dengan ketakutan kepada tentara Belanda yang mengejar-ngejarnya siang hari. (1982: 17)

Hasif Amini dalam sebuah tulisannya, pernah mengatakan sebuah cerpen yang sekedar hendak bercerita, dan betul-betul bercerita dengan bahasa yang lugas dan terang, jalan cerita yang sederhana dan wajar, dan tokoh-tokoh biasa dalam keseharian, tentu saja sudah memadai, bahkan bisa jadi sebuah cerpen yang bagus. Sebab, kekuatan sebuah atau suatu cerpen terkadang justru muncul dari kesederhanaan tema dan kewajaran cara ungkap, bukan dari kecanggihan ataupun keelokannya.

Meskipun demikian, di satu sisi, ia juga tidak menutup kemungkinan hadirnya cerpen-cerpen yang dimuati kecanggihan ataupun keelokan bahasa. Misalnya cerpen-cerpen Milan Kundera ataupun William Carlos Williams. Menurutnya, jika sebuah cerpen tidak sekedar bercerita, tapi berminat (entah diam-diam atau terang-terangan) menawarkan keelokan dan kecanggihan pikiran serta bahasa, tentu ia menjanjikan pengalaman membaca yang berbeda. Yang bisa terasa demikian asyik dan mengejutkan.

Hal ini lebih dikarenakan dalam cerpen-cerpen semodel tersebut, pembaca tidak hanya akan bertemu sebuah jalan cerita, tetapi dengan sejumlah perayaan kemungkinan narasi yang bisa terbangun dalam pelbagai anasir verbal. Seperti pada cerpen-cerpen karya Danarto, Sony Karsono ataupun cerpen-cerpen karya Riyono Pratikto.

Dalam lapangan percerpenan Indonesia saat ini kecanggihan ataupun keelokan bahasa narasi juga dapat dilihat pada cerpen karya Nirwan Dewanto yang berjudul "Getah" (Jurnal Kalam, No. 15, th 2000: 127-142). Dalam cerpennya Nirwan Dewanto berusaha menghadirkan kecanggihan dan keelokan bahasa:

Bahkan tubuhnya mengelabu, hangus oleh waktu, kainnya yang sama benar dengan kainku tergeletak lusuh di atas jerami. Surga kini tak lagi dapat membedakan sepasang perenung gila itu: keduanya berkilau-kilau keemasan, seluruh cahaya dari segala matahari, bulan, planet dan bintang berekor jatuh di tubuh mereka.(2000: 128).

Hal sama juga dapat kita temui pada cerpen-cerpen Imam Muhtarom, ataupun pada salah satu cerpen Nukila Amal, "Surat Seorang Seniman Tua kepada Anaknya" (Jurnal Kalam, No. 21, th 2004: 113-122). Dalam cerpennya tersebut Nukila Amal ingin memperlihatkan kemampuan dan kekuatan kontruksi bahasa narasi. Dalam artian, ia dapat hadir dengan keelokan dan kecanggihannya yang tak kalah menakjubkannya dengan bahasa puisi:

Tubuhnya, terus membisikkan imaji-imaji, tak berhingga. Tubuhnya, juga membisikkan waktu, yang tak berhingga. Sedang ia belum selesai.(2004: 118).

Sampai di sini, dapatlah dikatakan, persoalan cerpen adalah persoalan bahasa. Dalam pemahaman sampai sejauh manakah sebuah basa cerpen mampu hadir dalam kontruksi bahasa narasinya yang ciamik. Meskipun adakalanya, merujuk pada pemikiran Hasif Amini, kecenderungan menghadirkan bahasa yang ciamik tersebut dapat membawa pembacanya dampai pada sebuah oksimoron, yaitu sebuah pesona yang menjemukan.
***

*) penyair, Staf Pengajar Fakultas Sastra & Filsafat Universitas Panca Marga, Probolinggo.

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Aziz Masyhuri A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.J. Susmana A.S. Laksana Aa Maulana Abdi Purnomo Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wachid B.S. Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Acep Zamzam Noor Ach. Sulaiman Achdiar Redy Setiawan Adhitia Armitrianto Adhitya Ramadhan Adi Marsiela Adi Prasetyo Afrizal Malna Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Buchori Agus M. Irkham Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Wibowo Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Hasan MS Ahmad Ikhwan Susilo Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Rafiq Ahmad Sahal Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Ali Ibnu Anwar Ali Murtadho Alia Swastika Alunk S Tohank Amanda Stevi Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anes Prabu Sadjarwo Anindita S Thayf Aning Ayu Kusuma Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Suparyanto Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Aprinus Salam Ardi Bramantyo Arie MP Tamba Arief Junianto Arif Bagus Prasetyo Aris Setiawan Arman AZ Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran AS Sumbawi Asarpin Asep Dudinov Ar Asep Sambodja Asvi Warman Adam Awalludin GD Mualif Ayung Notonegoro Bagja Hidayat Balada Bale Aksara Balok Sf Bambang Kariyawan Ys Bambang Kempling Bandung Mawardi Baridul Islam Pr Bayu Agustari Adha Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Boni Dwi Pramudyanto Bonnie Triyana Boy Mihaballo Bre Redana Brunel University London Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman Sudjatmiko Bulqia Mas’ud Bung Tomo Burhanuddin Bella Cak Kandar Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chairul Abshar Chamim Kohari Chandra Johan Chavchay Syaifullah Cover Buku Cucuk Espe D. Dudu AR D. Kemalawati D. Zawawi Imron Dadang Kusnandar Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darmanto Jatman David Krisna Alka Deddy Arsya Dedi Muhtadi Dedy Tri Riyadi Deni Andriana Denny JA Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Dewi Rina Cahyani Dian Dian Hartati Dian Sukarno Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Dino Umahuk Djadjat Sudradjat Djoko Pitono Djoko Saryono Dorothea Rosa Herliany Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwi Wiyana Dwicipta E. Syahputra Ebiet G. Ade Eddy Flo Fernando Edi Sembiring Edy Firmansyah Eep Saefulloh Fatah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Ekky Siwabessy Eko Darmoko Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Emil WE Endah Wahyuningsih Endhiq Anang P Erwin Y. Salim Esai Esha Tegar Putra Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fahmi Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faisal Kamandobat Faiz Manshur Fajar Kurnianto Fajar Setiawan Roekminto Fakhrunnas MA Jabbar Farid Gaban Fathan Mubarak Fathurrahman Karyadi Fatkhul Anas Fazar Muhardi Febby Fortinella Rusmoyo Felik K. Nesi Festival Sastra Gresik Fikri. MS Fitri Yani Frans Ekodhanto Frans Sartono Franz Kafka Fredric Jameson Friedrich Nietzsche Fuad Anshori Fuska Sani Evani G30S/PKI Gampang Prawoto Ganug Nugroho Adi Geger Riyanto Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gibb Gilang Abdul Aziz Ging Ginanjar Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunoto Saparie Gusti Eka H.B. Jassin Hadi Napster Hadriani Pudjiarti Halim H.D. Hamdy Salad Han Gagas Handoko Adinugroho Happy Ied Mubarak Hardi Hamzah Harfiyah Widiawati Hari Puisi Indonesia (HPI) Hari Santoso Harie Insani Putra Haris del Hakim Haris Priyatna Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Helmi Y Haska Helwatin Najwa Hendra Sugiantoro Hendri R.H Hendry CH Bangun Henry Ismono Hepi Andi Bastoni Heri KLM Heri Latief Herie Purwanto Herman Rn Heru CN Heru Joni Putra Hudan Hidayat Hudan Nur I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka I Nyoman Tingkat I Tito Sianipar Ibnu Wahyudi Icha Rastika Idha Saraswati Ignas Kleden Ignatius Haryanto Ilenk Rembulan Ilham Q Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Irfan Budiman Ismi Wahid Istiqamatunnisak Iwan Komindo Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iyut FItra Izzatul Jannah J Anto J.S. Badudu Jafar M. Sidik Jamal D Rahman Jamal T. Suryanata Jamil Massa Janual Aidi Januardi Husin Javed Paul Syatha Jefri al Malay JJ Kusni JJ Rizal Jo Batara Surya Jodhi Yudono Johan Khoirul Zaman Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Joss Wibisono Jual Buku Paket Hemat Judyane Koz Jusuf AN Karkono Kasnadi Katrin Bandel Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Ken Rahatmi Khairul Amin Khairul Mufid Jr Khoshshol Fairuz Kirana Kejora Koh Young Hun Komang Ira Puspitaningsih Komunitas Deo Gratias Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kritik Sastra Kurniawan Kurniawan Junaedhie Lan Fang Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lela Siti Nurlaila Lidia Mayangsari Lie Charlie Liestyo Ambarwati Khohar Liza Wahyuninto Lukas Adi Prasetyo Luky Setyarini Lutfi Mardiansyah M Fadjroel Rachman M. Arman A.Z M. Arwan Hamidi M. Faizi M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S M. Mustafied M. Nahdiansyah Abdi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahdi Idris Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Mainteater Bandung Maman S. Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Bo Niok Mario F. Lawi Mark Hanusz Marsudi Fitro Wibowo Martin Aleida Martin Suryajaya Marwanto Maryati Mashuri Matdon Matroni A. el-Moezany Maya Mustika K. Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri Mezra E. Pellondou MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mihar Harahap Mila Novita Misbahus Surur Muhajir Arrosyid Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ali Fakih Muhammad Amin Muhammad Antakusuma Muhammad Iqbal Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Mulyadi J. Amalik Munawir Aziz Murparsaulian Musdalifah Fachri Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W. Hasyim N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Nazaruddin Azhar Nelson Alwi Nenden Lilis A Neni Nureani Ni Putu Rastiti Nirwan Dewanto Nita Zakiyah Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Nur Faizah Nur Syam Nur Wahida Idris Nurani Soyomukti Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurrudien Asyhadie Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Nurur Rokhmah Bintari Nuryana Asmaudi Odi Shalahuddin Oei Hiem Hwie Okky Madasari Okta Adetya Olivia Kristina Sinaga Otto Sukatno CR Oyos Saroso HN Pablo Neruda Pamusuk Eneste Pandu Radea Parakitri Parulian Scott L. Tobing PDS H.B. Jassin Pengantar Buku Kritik Sastra Pepih Nugraha Pesan Al Quran untuk Sastrawan Petrik Matanasi Pipiet Senja Pitoyo Boedi Setiawan Ponorogo Pramoedya Ananta Toer Pringadi Abdi Surya Prof Dr Faisal Ismail MA Prosa Puisi PuJa Puji Santosa Pungkit Wijaya PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Setia Putu Wijaya R. Toto Sugiharto Radhar Panca Dahana Ragil Supriyatno Samid Rahmat Sudirman Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ramadhan Pohan Rameli Agam Ramon Damora Ranang Aji SP Ratih Kumala Ratna Ajeng Tejomukti Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reko Alum Reny Sri Ayu Resensi Revolusi RF. Dhonna Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rosdiansyah Rukardi S Yoga S. Jai S. Satya Dharma S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabiq Carebesth Sabpri Piliang Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifur Rohman Sainul Hermawan Sajak Sal Murgiyanto Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salyaputra Samsudin Adlawi Sandipras Sanggar Pasir Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Saroni Asikin Sartika Dian Nuraini Sastra Sastra Perlawanan Sastri Sunarti Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shafwan Hadi Umry Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Irni Nidya Nurfitri Siti Rutmawati Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad St Sularto Sudarmoko Sulaiman Tripa Sultan Yohana Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Suroto Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suwardi Endraswara Syaiful Amin Syarif Hidayat Santoso Syarifudin Syifa Amori Syifa Aulia Tajuddin Noor Ganie Tantri Pranashinta Tanzil Hernadi Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Th. Sumartana Theo Uheng Koban Uer Theresia Purbandini Thowaf Zuharon Tien Rostini Titian Sandhyati Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Toef Jaeger Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tri Wahono Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus Wijanarko Udin Badruddin Udo Z. Karzi Umar Fauzi Umbu Landu Paranggi Umi Laila Sari Umi Lestari Universitas Indonesia Untung Wahyudi Virdika Rizky Utama Vyan Taswirul Afkar W.S. Rendra Wahyu Prasetya Wahyudi Akmaliah Muhammad Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Adi Tirta Widi Wastuti Wiji Thukul Wisnu Kisawa Wiwik Widayaningtias Y. Thendra BP Yona Primadesi Yosephine Maryati Yosi M Giri Yudhis M. Burhanuddin Yulizar Fadli Yurnaldi Yusri Fajar Yuyuk Sugarman Zainal Arifin Thoha Zaki Zubaidi Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zulkarnain Zubairi