Senin, 12 Januari 2009

PORNOGRAPHY

Putu Wijaya
http://putuwijaya.wordpress.com/

Jadi begitulah. RUU PORNOGRAPHY lolos di DPR. Banyak orang bersedih.Tetapi yang lain berpesta, seakan-akan segala kebejatan berhasildiberantas. Di rumah, anakku Ami nampak kesakitan. Ia bahkan tak maupergi ke kampus padahal ada tentamen.

Aku terpaksa menghibur.

“Beginilah resikonya hidup dalam alam demokrasi Ami. Yang menangadalah yang lebih banyak, meskipun belum tentu lebih bener. Jaditabahlah hadapi kenyataan.”

Ami mengangguk. Tapi wajahnya tambah berat.

“Sudah Ami, terima saja. Orang yang menang adalah orang yang beranimenerima kenyataan. Kalau kamu bisa menerima kenyataan kalah ini, kamubukan pihak yang kalah. Sedangkan orang yang menang suara, padahalbelum tentu mereka benar, apabila tak belajar dari yang kalah, kenapakamu dan teman-teman kamu begitu menentang RUU itu, mereka adalahorang yang kalah. Karena mereka hanya memikirkan kemenangan, bukanmemikirkan keselamatan negeri dan seluruh rakyatnya yang 220 juta jiwadengan panutan budaya yang berbeda-beda.”

Kepala Ami semakin berat. Bahkan matanya nampak berkaca-kaca. Lalu airmatanya jatuh berderai. Aku jadi cemas.

“Sudah Ami. Kalau begini caranya kamu menerima kekalahan, sebentarlagi bukan air mata kamu saja yang jatuh tetapi juga kepala kamu. Dankalau sampai kepala kamu biarkan jatuh, artinya kamu tidak hidup lagidengan otak tetapi rasa semata-mata. Perasaan itu baik, memang baik.Rasalah yeng menyelaraskan kita sehingga kita bisa membangun harmoni.Tetapi keselarasan itu sendiri perlu laras. Kalau tidak, rasa kamusendiri juga tidak laras.

Kamu memerlukan kepalamu untuk mengarahkan,mengerem, meredam perasaan agar jangan berkelebihan. Karena kehidupanini seperti gado-gado yang penuh dengan berbagai bumbu dengan rasayang berbeda-beda. Kamu harus mencampur dengan cermat dan menakarnyaawas. Kalau tidak hidupmu akan menjadi pedes, asin, pahit ataukemanisan. Manis itu memang enak, tapi kalau berlebihan akan membuatmuak. Sudah cukup! Seratus butir air mata sudah lebih dari cukup untukmeratapi kemenangan RUU Porno ini, jangan ditambah-tambah lagi!”

Tapi Ami justru menangis semakin pilu. Ia tersedu-sedu. Air matanyatidak lagi hanya menetes, tetapi menyembur. Seluruh pipinya banjir.Bukan hanya itu. Ingusnya ikut berleleran.

Aku panik. Aku menarik handuk yang membelit di kepala dan meletakkandi tangan Ami. Dengan handuk itu Ami mengusap air matanya. Tetapisemakin diusap, air mata itu semakin membanjir.

“Waduh, kalau begini caranya menghadapi kekalahan kamu akan semakinkalah dan mereka yang sudah menang akan semakin menang. Jadisebenarnya bukan kebenaran kamu di dalam menentang RUU itu yang kalah,tetapi kamu sendiri. Kamu sendiri sekarang yang membunuh sendirikebenaran yang kamu perjuangkan itu. Karena walau pun sekarangdinyatakan kalah, sesungguhnya kebenaran yang kamu perjuangkan tidaksalah.

Karena tanpa ada RUU Pornography pun sebenarnya kita sudah bisamemberantas pornography, asal saja kita mau bertindak dan aparatpelaksana yang bertugas untuk itu rajin, tegas, desiplin dan tidakangin-anginan atau kucing-kucingan melakukannya, karena Undang UndangHukum Pidana, Undang-Undang Popok Pers, Undang-Undang Penyiaran sudahmemberikan kita hak bahkan kewajiban untuk memberantas kecabulan yangditontonkan arau diperjualbelikan di ruang publik. Jadi Ami, kamusebenarnya tidak kalah, kamu hanya ditunda menang, tahu!”

Handuk kecil itu tak mampu lagi menahan kucuran airdari mata Ami. Iaterpaksa memerasnya seperti mengeringkan cucian. Aku terkejut.

“Aduh Ami, ternyata kamu tidak bisa diajak berunding. Kemenangan itutidak harus kelihatan. Kemenangan yang sebenarnya nampak sebagaikekalahan, sehingga orang yang sebenarnya kalah tidak akan marah,tetapi malah gembira dan merasa bahwa sebenarnya merekalah yang menangpadahal mereka itulah pecundangnya. Bayangkan! Bayangkan!”Ami menutup mukanya dengan handuk. Aku rengutkan handuk itu.

“Kamu ini sedang meratapi kekalahan atau sedang menikmati kekalahan?Ayo lihat kenyataan. Dengerin! Lihat! Bagaimana mau memberantaskecabulan kalau memberikan definisi saja gagap. Undang-undang iniseperti orang memberikan pisau tumpul kepada seorang anak yang disuruhmembersihkan lemak dari daging-dagingnya. Dia tidak akan mengiris, diaakan mencocok-cocok, lalu membanting, akhirnya dia tidak bisa mengiristetapi mencacah dan kemudian menggigit sampai daging itu remuk, karenamemang itulah tujuannya.

Hancur luluh jadi satu! Mono kultur! Kalaudaging itu sudah remuk akan mudah untuk digiling sebab dia memangbukannya mau mengiris daging tapi membuat bakso. Makanya jangandilawan sekarang nanti dia tambah buas. Bisa-bisa kamu yang dibakso.Biarkan saja, karena pisau itu sudah di tangannya. Baru kalau diagagal nanti, kita beritahu pisaunya yang salah. Lagi pula lemak yangdipisahkan itu bukan mau dibuang tetapi di tempatkan pada tempat yangsemestinya dan dibuat supaya berguna. Karena tidak semua kolesterolitu jahat. Mengerti?”

Ami mengangguk.

“Bagus, kalau kamu mulai mengerti sekarang, dengar. Di balik setiapkegagalan selalu ada janji. Dengan kekalahan ini kamu akan belajar,tidak cukup suara keras, tidak cukup mata melotot, tetapi dalamberjuang harus memakai taktik dan strategi. Mengalah juga adalahsebuah taktik dan sebuah strategi. Jadi terimalah kekalahan inisebagai awal kemenangan yang baru.”

Ami memandangku seperti bertanya.

“O caranya? Caranya bagaimana mengubah kekalahan dengan kemenangan?Gampang. Ikutlah rayakan kemenangan mereka ini dengan berteriak lebihkeras. Ganyang kecabulan! Seret wanita-wanita yang bergoyangmempertontonkan tubuhnya lempar ke penjara. Dera mereka yang menjualkecabulan. Masuki rumah penduduk semua, bongkar laci dan almari,bahkan singkap sprei dan kasurnya, jangan-jangan mereka menyimpanpornography.

Tak hanya itu. Selidiki apa isi kepala orang. Tidak hanyayang kelihatan di ruang publik, yang tersimpan dalam rumah pribadibahkan dalam ruang pikiran pun harus diusut. Kalau ada yang cabul,setidak-tidaknya kita anggap cabul, seret, denda milyardan danjebloskan ke penjara. Dan kalau ternyata orangnya adalah pemimpin,apalagi pemuka, hukumannya sepuluh kali lipat!”Ami tiba-tiba berhenti menangis.

“Jadi dengan kata lain, Ami sayang, kita kacaukan kemenangan merekaAmi. Seperti yang mereka usulkan. Sebagai anggota masyarakat kitaboleh ikut campur berpartisipasi memberantas kebaculan. Dan karenabatasan cabul kebetulan kabur, spiel dan flewksibel yang kita sebutkecabulan itu bukan saja ketelanjangan badan, juga ketelanjanganrohani.

Kalau ada orang berbuat semena-mena hanya untuk kepentinganpribadi, golongan dan kaumnya sendiri tanpa mempedulikan kebhinekaanseperti yang dipesankan oleh pita di kaki Burung Garuda Lambang negaraPanca Sila, maka orang itu adalah tokoh pornograpghy yang juga bisadiseret, didenda dan dihukum. Mari kita balikkan arah RUU Pornographyini bukan untuk menentang kebhinekaan tetapi merayakan kebhinekaan.Jadi kita dukung RUU Pornography!”

Tiba-tiba saja aku tertawa puas, seperti menemukan akhir yang indahdari pencarianku yang sudah begitu panjang. Ya Tuhan aku temukan sudutterang di dalam kegelapan ini. Kaum perempuan yangb selama ini sudahjadi korban dan bulan-bulanan mesti m encari sendiri jalan terangnya.Dan aku dapatkan sekarang! Aku habiskan semua semburan ketawaku.

Ajaib, mata Ami pun berhenti meneteskan air. Mukanya mulai berseri.Lalu dia mengangkat tangan mengajakku tos. Dengan gembira akumenyambut hangat kebangkitan anakku tepat pada peringatan 80 tahunSumpah pemuda dan 100 tahun kebangkitan nasional.

Terimakasih Mama, bisik Ami sembari kemudian memeluk dan menciumku.

“Terimakasih, Mama sudah membantu melewatkan sakit perut Ami karenadatang bulan.”

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Aziz Masyhuri A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.J. Susmana A.S. Laksana Aa Maulana Abdi Purnomo Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wachid B.S. Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Acep Zamzam Noor Ach. Sulaiman Achdiar Redy Setiawan Adhitia Armitrianto Adhitya Ramadhan Adi Marsiela Adi Prasetyo Afrizal Malna Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Buchori Agus M. Irkham Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Wibowo Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Hasan MS Ahmad Ikhwan Susilo Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Rafiq Ahmad Sahal Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Ali Ibnu Anwar Ali Murtadho Alia Swastika Alunk S Tohank Amanda Stevi Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anes Prabu Sadjarwo Anindita S Thayf Aning Ayu Kusuma Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Suparyanto Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Aprinus Salam Ardi Bramantyo Arie MP Tamba Arief Junianto Arif Bagus Prasetyo Aris Setiawan Arman AZ Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran AS Sumbawi Asarpin Asep Dudinov Ar Asep Sambodja Asvi Warman Adam Awalludin GD Mualif Ayung Notonegoro Bagja Hidayat Balada Bale Aksara Balok Sf Bambang Kariyawan Ys Bambang Kempling Bandung Mawardi Baridul Islam Pr Bayu Agustari Adha Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Boni Dwi Pramudyanto Bonnie Triyana Boy Mihaballo Bre Redana Brunel University London Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman Sudjatmiko Bulqia Mas’ud Bung Tomo Burhanuddin Bella Cak Kandar Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chairul Abshar Chamim Kohari Chandra Johan Chavchay Syaifullah Cover Buku Cucuk Espe D. Dudu AR D. Kemalawati D. Zawawi Imron Dadang Kusnandar Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darmanto Jatman David Krisna Alka Deddy Arsya Dedi Muhtadi Dedy Tri Riyadi Deni Andriana Denny JA Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Dewi Rina Cahyani Dian Dian Hartati Dian Sukarno Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Dino Umahuk Djadjat Sudradjat Djoko Pitono Djoko Saryono Dorothea Rosa Herliany Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwi Wiyana Dwicipta E. Syahputra Ebiet G. Ade Eddy Flo Fernando Edi Sembiring Edy Firmansyah Eep Saefulloh Fatah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Ekky Siwabessy Eko Darmoko Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Emil WE Endah Wahyuningsih Endhiq Anang P Erwin Y. Salim Esai Esha Tegar Putra Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fahmi Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faisal Kamandobat Faiz Manshur Fajar Kurnianto Fajar Setiawan Roekminto Fakhrunnas MA Jabbar Farid Gaban Fathan Mubarak Fathurrahman Karyadi Fatkhul Anas Fazar Muhardi Febby Fortinella Rusmoyo Felik K. Nesi Festival Sastra Gresik Fikri. MS Fitri Yani Frans Ekodhanto Frans Sartono Franz Kafka Fredric Jameson Friedrich Nietzsche Fuad Anshori Fuska Sani Evani G30S/PKI Gampang Prawoto Ganug Nugroho Adi Geger Riyanto Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gibb Gilang Abdul Aziz Ging Ginanjar Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunoto Saparie Gusti Eka H.B. Jassin Hadi Napster Hadriani Pudjiarti Halim H.D. Hamdy Salad Han Gagas Handoko Adinugroho Happy Ied Mubarak Hardi Hamzah Harfiyah Widiawati Hari Puisi Indonesia (HPI) Hari Santoso Harie Insani Putra Haris del Hakim Haris Priyatna Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Helmi Y Haska Helwatin Najwa Hendra Sugiantoro Hendri R.H Hendry CH Bangun Henry Ismono Hepi Andi Bastoni Heri KLM Heri Latief Herie Purwanto Herman Rn Heru CN Heru Joni Putra Hudan Hidayat Hudan Nur I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka I Nyoman Tingkat I Tito Sianipar Ibnu Wahyudi Icha Rastika Idha Saraswati Ignas Kleden Ignatius Haryanto Ilenk Rembulan Ilham Q Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Irfan Budiman Ismi Wahid Istiqamatunnisak Iwan Komindo Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iyut FItra Izzatul Jannah J Anto J.S. Badudu Jafar M. Sidik Jamal D Rahman Jamal T. Suryanata Jamil Massa Janual Aidi Januardi Husin Javed Paul Syatha Jefri al Malay JJ Kusni JJ Rizal Jo Batara Surya Jodhi Yudono Johan Khoirul Zaman Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Joss Wibisono Jual Buku Paket Hemat Judyane Koz Jusuf AN Karkono Kasnadi Katrin Bandel Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Ken Rahatmi Khairul Amin Khairul Mufid Jr Khoshshol Fairuz Kirana Kejora Koh Young Hun Komang Ira Puspitaningsih Komunitas Deo Gratias Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kritik Sastra Kurniawan Kurniawan Junaedhie Lan Fang Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lela Siti Nurlaila Lidia Mayangsari Lie Charlie Liestyo Ambarwati Khohar Liza Wahyuninto Lukas Adi Prasetyo Luky Setyarini Lutfi Mardiansyah M Fadjroel Rachman M. Arman A.Z M. Arwan Hamidi M. Faizi M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S M. Mustafied M. Nahdiansyah Abdi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahdi Idris Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Mainteater Bandung Maman S. Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Bo Niok Mario F. Lawi Mark Hanusz Marsudi Fitro Wibowo Martin Aleida Martin Suryajaya Marwanto Maryati Mashuri Matdon Matroni A. el-Moezany Maya Mustika K. Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri Mezra E. Pellondou MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mihar Harahap Mila Novita Misbahus Surur Muhajir Arrosyid Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ali Fakih Muhammad Amin Muhammad Antakusuma Muhammad Iqbal Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Mulyadi J. Amalik Munawir Aziz Murparsaulian Musdalifah Fachri Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W. Hasyim N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Nazaruddin Azhar Nelson Alwi Nenden Lilis A Neni Nureani Ni Putu Rastiti Nirwan Dewanto Nita Zakiyah Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Nur Faizah Nur Syam Nur Wahida Idris Nurani Soyomukti Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurrudien Asyhadie Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Nurur Rokhmah Bintari Nuryana Asmaudi Odi Shalahuddin Oei Hiem Hwie Okky Madasari Okta Adetya Olivia Kristina Sinaga Otto Sukatno CR Oyos Saroso HN Pablo Neruda Pamusuk Eneste Pandu Radea Parakitri Parulian Scott L. Tobing PDS H.B. Jassin Pengantar Buku Kritik Sastra Pepih Nugraha Pesan Al Quran untuk Sastrawan Petrik Matanasi Pipiet Senja Pitoyo Boedi Setiawan Ponorogo Pramoedya Ananta Toer Pringadi Abdi Surya Prof Dr Faisal Ismail MA Prosa Puisi PuJa Puji Santosa Pungkit Wijaya PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Setia Putu Wijaya R. Toto Sugiharto Radhar Panca Dahana Ragil Supriyatno Samid Rahmat Sudirman Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ramadhan Pohan Rameli Agam Ramon Damora Ranang Aji SP Ratih Kumala Ratna Ajeng Tejomukti Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reko Alum Reny Sri Ayu Resensi Revolusi RF. Dhonna Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rosdiansyah Rukardi S Yoga S. Jai S. Satya Dharma S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabiq Carebesth Sabpri Piliang Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifur Rohman Sainul Hermawan Sajak Sal Murgiyanto Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salyaputra Samsudin Adlawi Sandipras Sanggar Pasir Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Saroni Asikin Sartika Dian Nuraini Sastra Sastra Perlawanan Sastri Sunarti Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shafwan Hadi Umry Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Irni Nidya Nurfitri Siti Rutmawati Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad St Sularto Sudarmoko Sulaiman Tripa Sultan Yohana Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Suroto Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suwardi Endraswara Syaiful Amin Syarif Hidayat Santoso Syarifudin Syifa Amori Syifa Aulia Tajuddin Noor Ganie Tantri Pranashinta Tanzil Hernadi Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Th. Sumartana Theo Uheng Koban Uer Theresia Purbandini Thowaf Zuharon Tien Rostini Titian Sandhyati Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Toef Jaeger Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tri Wahono Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus Wijanarko Udin Badruddin Udo Z. Karzi Umar Fauzi Umbu Landu Paranggi Umi Laila Sari Umi Lestari Universitas Indonesia Untung Wahyudi Virdika Rizky Utama Vyan Taswirul Afkar W.S. Rendra Wahyu Prasetya Wahyudi Akmaliah Muhammad Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Adi Tirta Widi Wastuti Wiji Thukul Wisnu Kisawa Wiwik Widayaningtias Y. Thendra BP Yona Primadesi Yosephine Maryati Yosi M Giri Yudhis M. Burhanuddin Yulizar Fadli Yurnaldi Yusri Fajar Yuyuk Sugarman Zainal Arifin Thoha Zaki Zubaidi Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zulkarnain Zubairi