Jumat, 26 Desember 2008

De Winst, Kesaksian Novel Poskolonial

A Qorib Hidayatullah
http://indonimut.blogspot.com/

Sebagai salah satu novel sejarah, De Winst merupakan salah satu karya sastra yang laik diziarahi. Novel setebal 336 halaman ini, menenun kisahnya ihwal jama’ah pelajar Indonesia di negeri Belanda, Indonesische Vereniging (IV), atau di Hindia lebih familiar dengan sebutan Perhimpunan Indonesia (PI).

Afifah Afra, novelis muda jebolan jurusan biologi kampus negeri di Solo, yang juga merupakan anggota dari forum komunitas penulis FLP yang memiliki cabang hampir di seluruh Indonesia tersebut, senang bergelut dengan cerita berlatar sejarah. Di tengah gemerlap hajatan sastra Islami yang digeluti komunitasnya, ia kadang setia bertahan dengan sajian cerita-cerita sejarahnya yang kental, menggugah inspirasi. Terlebih, dengan bubuhan gambar di setiap lekuk badan novel ini, membuat pembaca makin termanjakan.

Sedikit beda dengan karya jamak penulis FLP lainnya. Karya ini mengingatkan kita pada sebuah jejak-rekam kesengsaraan inlander oleh sistem tanam paksa yang dinarasikan oleh H. Moekti dalam roman klasik, “Hikajat Siti Mariah”. Roman ini juga menyibak tuntas ihwal kesengsaraan inlander; praktik penindasan masyarakat gula di Jawa Tengah oleh rezim kapitalis Belanda.

Dalam Prelude to Revolution, George D. Larson pernah mengungkap, perkembangan politik bumi putra pada era kolonial di daerah seperti Surakarta (Solo), banyak didominasi kaum pedagang dari pada golongan priyayi. Kemajuan ekonomi itu bertumpu pada sektor perdagangan seperti batik, tekstil dan sejenisnya. Perkumpulan kaum pedagang ini menurut Larson, mula-mula punya andil menandingi hegemoni perdagangan kawasan Hindia oleh etnis China dan golongan Eropa, termasuk Belanda. Namun perkumpulan ini lambat laun tidak sebatas mengurusi soal perdagangan, melainkan (dengan perlahan juga) menjadi ajang bagi tumbuh kembangnya rasa kebangsaan & semangat pergerakan. Perkumpulan semacam ini semisal Sarikat Dagang Islam (SDI) yang dipimpin oleh H. Samanhudi dari daerah laweyan. Fenomena inilah (kalau boleh saya tebak) yang mengilhami Afifah Afra untuk mengangkatnya dalam sebuah novel, yang diyakini penulis, mampu membangunkan jiwa idealisme kita yang saat ini lagi kendur.

Konflik novel ini bermula dari krisis ekonomi yang menyerang dunia awal abad 20, menghantam dunia Timur dan merambat ke wilayah Hindia Belanda. Kita mafhum, bahwa negeri kita yang beratus-ratus tahun menjadi tempat bercokolnya kolonial Belanda, adalah ladang surga bagi suplai tumbuh-kembangnya perekonomian negeri tersebut. Namun semakmur-makmurnya Hindia, tak ketinggalan ikut terkena imbas krisis dunia saat itu. Novel ini menggambarkan kekelaman penduduk pribumi atas arogansi penduduk golongan kelas satu penumpuk modal (Belanda), yang gemar mengeruk kekayaan negeri Hindia yang melimpah. Namun ironis, di tengah kemewahan negeri pecahan surga nan elok, bumi putra sebatas menjadi jongos di negeri sendiri. Mereka menjadi penduduk kelas tiga yang selalu ditindas dan diperbudak oleh syahwat kapitalisme.

Akibat dari krisis tersebut, berpuluh-puluh industri komoditas utama negeri ini banyak yang gulung tikar. Salah satunya adalah industri gula. Industri yang bahan bakunya disuplai dari perkebunan tebu ini, terancam bangkrut. Harga gula di pasaran terus melorot. Imbasnya, harga sewa tanah dan gaji pekerja buruh, yang mayoritas ditekuni inlander turun pada level yang mencekik. Tragedi ini menjadi pemantik semakin menguatnya gairah revolusi kaum pribumi menuju tata perekonomian yang lebih kondusif. Seperti yang dikoar-koarkan oleh kaum pergerakan, perihal rencana & cita-cita agung memerdekakan negerinya.

Salah seorang priyayi mantan asisten administratur De Winst (nama sebuah perusahaan gula swasta milik Belanda), bangsawan aristokrat keturunan raja mataram, lulusan Leiden University, Rangga Paruhita, ingin melepaskan bangsanya dari belenggu & penindasan antek-antek kolonial. Ia membidani lahirnya sebuah gerakan. Gerakan ini berusaha memonopoli perusahaan-perusahaan swasta yang nota bene dikelola kaum penjajah. Gerakan dalam sektor ekonomi tersebut ia namai gerakan ekonomi kerakyatan. Usaha ini bertumpu pada pengembangan sektor industri tekstil, di mana kapas menjadi komoditas utamanya. Namun tak beberapa lama, sebuah tragedi mencuat. Geger dan eksodus besar-besaran buruh De Winst ke pabrik tekstil yang dikelolanya, menyeret R.M Rangga Paruhita ke muka pengadilan dengan tuduhan memberontak pada pemerintah. Tak ayal, serangkaian fitnah dan konspirasi keji yang dilimpahkan pengadilan, menyeretnya dalam internering ke Endeh.

De Winst begitu memesona. Tak berbeda jauh dari novelnya terdahulu, “Bulan Mati di Javasche Orange”, Afifah Afra menyelipkan kisah asmara tragis tapi menarik. Cerita percintaan ini terajut dari pertemuan Rangga yang studi ekonomi di Leiden sepulangnya dari negeri Belanda dengan Everdine Kareen Spinoza yang sarjana hukum Universitas Rotterdam di geladak kapal menuju Hindia. Kelebihan novel ini adalah ketangkasan penulisnya mempertemukan tradisi lokal keraton Jawa yang kental aroma feodalismenya dengan gaya hidup Eropa yang aristokratik dalam nampan cerita yang memikat. Ia menyembulkan cerita yang mengetengahkan geger kebudayaan antara harus melanggengkan sistem feodalisme Jawa atau mentradisikan sistem demokrasi ala cendekiawan Bumi Putera. Seperti yang telah dijalankan Soekarno, Shahrir, Hatta maupun Cipto Mangunkusomo.

Novel ini ingin menegaskan kembali, bahwa dengan terbenamnya sejarah oleh waktu, apa yang diusung kolonialis, yaitu misi penjajahan itu sendiri, belumlah benar-benar hengkang. Praktik kapitalis dengan wujud imperialisme yang mendera bangsa kita sekitar 3,5 abad itu walau sekarat, tetapi belum benar-benar mati. Zaman sekarang pemilik modallah (baca: investasi asing) yang berkuasa & menguasai sektor-sektor penting di negeri ini. Bahkan, pemerintah dibuat seakan tak berkutik. Praktik kapitalisme itu, kendati pengaruhnya secara umum seringkali laten, namun tetaplah harus diwaspadai. Novel ini menjadi senjata ampuh untuk menyentil kesadaran kita akan bahaya praktik kapitalisme yang kini dengan amat terselubung dan ditunggangi berbagai kepentingan aktif menyemburkan praktik-praktik kapitalisme gaya baru.

Data Buku:
Judul buku : De Winst: Sebuah Novel Pembangkit Idealisme
Penulis : Afifah Afra
Penerbit : Afra Publishing, Surakarta
Cetakan : I, 2008
Tebal : 336 halaman

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Aziz Masyhuri A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.J. Susmana A.S. Laksana Aa Maulana Abdi Purnomo Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wachid B.S. Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Acep Zamzam Noor Ach. Sulaiman Achdiar Redy Setiawan Adhitia Armitrianto Adhitya Ramadhan Adi Marsiela Adi Prasetyo Afrizal Malna Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Buchori Agus M. Irkham Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Wibowo Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Hasan MS Ahmad Ikhwan Susilo Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Rafiq Ahmad Sahal Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Ali Ibnu Anwar Ali Murtadho Alia Swastika Alunk S Tohank Amanda Stevi Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anes Prabu Sadjarwo Anindita S Thayf Aning Ayu Kusuma Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Suparyanto Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Aprinus Salam Ardi Bramantyo Arie MP Tamba Arief Junianto Arif Bagus Prasetyo Aris Setiawan Arman AZ Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran AS Sumbawi Asarpin Asep Dudinov Ar Asep Sambodja Asvi Warman Adam Awalludin GD Mualif Ayung Notonegoro Bagja Hidayat Balada Bale Aksara Balok Sf Bambang Kariyawan Ys Bambang Kempling Bandung Mawardi Baridul Islam Pr Bayu Agustari Adha Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Boni Dwi Pramudyanto Bonnie Triyana Boy Mihaballo Bre Redana Brunel University London Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman Sudjatmiko Bulqia Mas’ud Bung Tomo Burhanuddin Bella Cak Kandar Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chairul Abshar Chamim Kohari Chandra Johan Chavchay Syaifullah Cover Buku Cucuk Espe D. Dudu AR D. Kemalawati D. Zawawi Imron Dadang Kusnandar Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darmanto Jatman David Krisna Alka Deddy Arsya Dedi Muhtadi Dedy Tri Riyadi Deni Andriana Denny JA Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Dewi Rina Cahyani Dian Dian Hartati Dian Sukarno Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Dino Umahuk Djadjat Sudradjat Djoko Pitono Djoko Saryono Dorothea Rosa Herliany Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwi Wiyana Dwicipta E. Syahputra Ebiet G. Ade Eddy Flo Fernando Edi Sembiring Edy Firmansyah Eep Saefulloh Fatah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Ekky Siwabessy Eko Darmoko Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Emil WE Endah Wahyuningsih Endhiq Anang P Erwin Y. Salim Esai Esha Tegar Putra Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fahmi Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faisal Kamandobat Faiz Manshur Fajar Kurnianto Fajar Setiawan Roekminto Fakhrunnas MA Jabbar Farid Gaban Fathan Mubarak Fathurrahman Karyadi Fatkhul Anas Fazar Muhardi Febby Fortinella Rusmoyo Felik K. Nesi Festival Sastra Gresik Fikri. MS Fitri Yani Frans Ekodhanto Frans Sartono Franz Kafka Fredric Jameson Friedrich Nietzsche Fuad Anshori Fuska Sani Evani G30S/PKI Gampang Prawoto Ganug Nugroho Adi Geger Riyanto Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gibb Gilang Abdul Aziz Ging Ginanjar Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunoto Saparie Gusti Eka H.B. Jassin Hadi Napster Hadriani Pudjiarti Halim H.D. Hamdy Salad Han Gagas Handoko Adinugroho Happy Ied Mubarak Hardi Hamzah Harfiyah Widiawati Hari Puisi Indonesia (HPI) Hari Santoso Harie Insani Putra Haris del Hakim Haris Priyatna Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Helmi Y Haska Helwatin Najwa Hendra Sugiantoro Hendri R.H Hendry CH Bangun Henry Ismono Hepi Andi Bastoni Heri KLM Heri Latief Herie Purwanto Herman Rn Heru CN Heru Joni Putra Hudan Hidayat Hudan Nur I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka I Nyoman Tingkat I Tito Sianipar Ibnu Wahyudi Icha Rastika Idha Saraswati Ignas Kleden Ignatius Haryanto Ilenk Rembulan Ilham Q Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Irfan Budiman Ismi Wahid Istiqamatunnisak Iwan Komindo Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iyut FItra Izzatul Jannah J Anto J.S. Badudu Jafar M. Sidik Jamal D Rahman Jamal T. Suryanata Jamil Massa Janual Aidi Januardi Husin Javed Paul Syatha Jefri al Malay JJ Kusni JJ Rizal Jo Batara Surya Jodhi Yudono Johan Khoirul Zaman Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Joss Wibisono Jual Buku Paket Hemat Judyane Koz Jusuf AN Karkono Kasnadi Katrin Bandel Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Ken Rahatmi Khairul Amin Khairul Mufid Jr Khoshshol Fairuz Kirana Kejora Koh Young Hun Komang Ira Puspitaningsih Komunitas Deo Gratias Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kritik Sastra Kurniawan Kurniawan Junaedhie Lan Fang Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lela Siti Nurlaila Lidia Mayangsari Lie Charlie Liestyo Ambarwati Khohar Liza Wahyuninto Lukas Adi Prasetyo Luky Setyarini Lutfi Mardiansyah M Fadjroel Rachman M. Arman A.Z M. Arwan Hamidi M. Faizi M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S M. Mustafied M. Nahdiansyah Abdi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahdi Idris Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Mainteater Bandung Maman S. Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Bo Niok Mario F. Lawi Mark Hanusz Marsudi Fitro Wibowo Martin Aleida Martin Suryajaya Marwanto Maryati Mashuri Matdon Matroni A. el-Moezany Maya Mustika K. Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri Mezra E. Pellondou MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mihar Harahap Mila Novita Misbahus Surur Muhajir Arrosyid Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ali Fakih Muhammad Amin Muhammad Antakusuma Muhammad Iqbal Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Mulyadi J. Amalik Munawir Aziz Murparsaulian Musdalifah Fachri Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W. Hasyim N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Nazaruddin Azhar Nelson Alwi Nenden Lilis A Neni Nureani Ni Putu Rastiti Nirwan Dewanto Nita Zakiyah Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Nur Faizah Nur Syam Nur Wahida Idris Nurani Soyomukti Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurrudien Asyhadie Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Nurur Rokhmah Bintari Nuryana Asmaudi Odi Shalahuddin Oei Hiem Hwie Okky Madasari Okta Adetya Olivia Kristina Sinaga Otto Sukatno CR Oyos Saroso HN Pablo Neruda Pamusuk Eneste Pandu Radea Parakitri Parulian Scott L. Tobing PDS H.B. Jassin Pengantar Buku Kritik Sastra Pepih Nugraha Pesan Al Quran untuk Sastrawan Petrik Matanasi Pipiet Senja Pitoyo Boedi Setiawan Ponorogo Pramoedya Ananta Toer Pringadi Abdi Surya Prof Dr Faisal Ismail MA Prosa Puisi PuJa Puji Santosa Pungkit Wijaya PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Setia Putu Wijaya R. Toto Sugiharto Radhar Panca Dahana Ragil Supriyatno Samid Rahmat Sudirman Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ramadhan Pohan Rameli Agam Ramon Damora Ranang Aji SP Ratih Kumala Ratna Ajeng Tejomukti Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reko Alum Reny Sri Ayu Resensi Revolusi RF. Dhonna Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rosdiansyah Rukardi S Yoga S. Jai S. Satya Dharma S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabiq Carebesth Sabpri Piliang Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifur Rohman Sainul Hermawan Sajak Sal Murgiyanto Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salyaputra Samsudin Adlawi Sandipras Sanggar Pasir Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Saroni Asikin Sartika Dian Nuraini Sastra Sastra Perlawanan Sastri Sunarti Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shafwan Hadi Umry Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Irni Nidya Nurfitri Siti Rutmawati Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad St Sularto Sudarmoko Sulaiman Tripa Sultan Yohana Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Suroto Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suwardi Endraswara Syaiful Amin Syarif Hidayat Santoso Syarifudin Syifa Amori Syifa Aulia Tajuddin Noor Ganie Tantri Pranashinta Tanzil Hernadi Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Th. Sumartana Theo Uheng Koban Uer Theresia Purbandini Thowaf Zuharon Tien Rostini Titian Sandhyati Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Toef Jaeger Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tri Wahono Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus Wijanarko Udin Badruddin Udo Z. Karzi Umar Fauzi Umbu Landu Paranggi Umi Laila Sari Umi Lestari Universitas Indonesia Untung Wahyudi Virdika Rizky Utama Vyan Taswirul Afkar W.S. Rendra Wahyu Prasetya Wahyudi Akmaliah Muhammad Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Adi Tirta Widi Wastuti Wiji Thukul Wisnu Kisawa Wiwik Widayaningtias Y. Thendra BP Yona Primadesi Yosephine Maryati Yosi M Giri Yudhis M. Burhanuddin Yulizar Fadli Yurnaldi Yusri Fajar Yuyuk Sugarman Zainal Arifin Thoha Zaki Zubaidi Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zulkarnain Zubairi